3.

11 1 0
                                    

Alika's POV.

"Kepada orang baru yang patah hati, persilahkan dirimu bersedih. Orang-orang punya pandangan lain soal bersedih. seakan-akan bersedih adalah hal yang tabu. Seakan kamu harus buru-buru tertawa setelah hal buruk menimpa" - Kepada Orang Yang Baru Patah Hati ~ Raditya Dika

"Ngapa lo berdua?" tanya Denis dengan volume yang agak besar.

"Break " Jawab North dengan singkat.

Pikiran ku yang semula fokus dengan sesuatu yang sedang ku baca kini beralih ke omongan Denis dan North. Kami bertiga memang teman dekat dan wajar Denis menanyakan hal itu ke North. Karena North, memang seperti orang asing. Dia seolah gak mengenali aku dan terus bejalan ke tempat duduknya.

Aku memilih untuk berjalan-jalan diluar untuk menghindari Denis dan North. Kecewa dan binggung kenapa harus seperti ini. Tiba tiba sesorang dengan tubuh tegap tanpa sengaja menjinjak kakiku. Aku sendiri gak paham bagaimana bisa dia menginjak kakiku. Aku langsung menoleh keatas, ingin tau siapa yang sudah menginjak kakiku.

" Maaf, gue gak sengaja. Kaki lo aman?" Tanya Revan. 

" Gak papa kok." Balasku dengan senyum simpul.

"Eh, Alika. Lo sendiri? Tumben gak bareng North" Tanya Revan penasaran. 

Aku hanya diam. Gak tau gimana harus menjawab pertanyaan Revan.

" Hmmm... North? Lagi dikelas Rev." Lalu tersenyum terpaksa.

Atau..

"Hmm.. North? Gue sama North lagi Break jadinya gak bareng."

Ntah jawaban mana yang  harus aku berikan ke Revan.

"Al, kok malah benggong sih?" Tanya Revan sambil melambaikan tangannya di depan mataku.

" Eh, sorry. Kenapa tadi?"

" Gue tanya, North kemana? Lo sama North aman kan? "

" Emang kelihatannya gak aman ya Rev? Perasaan ngeliatin gue jalan sendiri langung jadi aneh banget satu sekolah " balasku masih dengan nada biasa.

Revan tertawa kecil "Engak lah, lebay lo satu sekolah. Perasaan cuma gue aja deh yang nanyain. Oke deh Al, gue cabut ya. Sekali kali kita ngumpul bareng lagi sama North" 

Aku hanya mengangguk. Membiarkan Revan pergi. Aku melanjutkan langkah ku ke arah kantin. Ada taman kecil disana. Taman favorite aku dan North.

Pandanganku menyisir setiap sudut demi sudut sekitaran taman. Kantin disebelah kanan taman dan beberapa sudut lainya.
Mataku terhenti saat melihat 2 orang yang gak asing berjalan menuju kantin sambil bercanda. North dan Denis.

Denis menghampiri aku, tapi North memilih untuk ada di koridor saja tanpa niat untuk menyapaku "Eh, Al. Lo kok sendiri." Sapa Denis

"Lo kan udah tau alasan kenapa gue sendiri, Nis"

"Bisa bisa nya ya kalian berdua itu. Gak habis pikir gue." Kata Denis

"Gue juga gak habis pikir, Nis."

" Iya kan, lo juga gak habis pikir kan. Parah sih ini si North"

" Gue gak habis pikir, lo kok bisa bisa nya nyamperin gue ke sini sedangkan dia lagi nunguin lo di koridor." Kataku dengan ekspresi yang susah dijelaskan.

"Yah, maaf. Habisnya gue udh gak tahan sama lo berdua"

"Nis, gue duluan ya. Lama banget lo" teriak North dari koridor, menganggu gue dan Denis yang sedang bercerita.

" Gue tinggal ya, Al. Pacar lo udah kayak cacing disana. Upzz, mantan lo maksud gue"

Aku hanya mengangguk.

Kata "Mantan" yang Denis ucapkan seolah menyadarkan ku akan satu hal yang sangat pahit. Kenyataan kalau gak ada lagi makan bareng dikantin bareng North. Gak ada lagi bercandaan garing bertiga bareng North dan Denis. Dan kebiasaan kebiasaan lainnya yang akan gue lakuin bareng North

Kenyataan itu seolah menyadarkan ku kalau aku hanya orang asing untuk North. Sakit banget.

*********

For You, Who Has Broken Heart.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang