4.

12 1 0
                                    

Author

North dan Denis berjalan menuju mobil North yang terpakir di parkiran cafe disebrang sekolah. Sebulan berlalu tanpa saling menyapa. North dan Alika sukses menjadi orang yang seolah tidak mengenal satu sama lain. Hubungan yang semula dekat, kini berubah menjadi asing. Tanpa penjelasan. Baik North dan Alika. Atau penjelasan ke Denis. Gak ada yang tau apa yang lagi mereka hadapi.

Gosip gosip seputar hubungan North dan Alika pun mulai tersebar di sekolah, mengingat mereka berdua sering mendaptkan julukan  relatianship goals. Hubungan mereka belum berakhir, hanya sedang memberi jeda. Akhirnya apakah bisa lanjut atau putus. Itu yang kini menjadi pikiran buat North dan Alika.

" No..." Kata Denis hati hati, saat North baru saja menyalakan mesin mobil.

" Hmmmm?" Jawab North malas.

" Lo gak niat mau cerita kenapa lo sama Alika? "

North hanya menggeleng. Ia merasa biarlah ini menjadi urusannya dengan Alika tanpa Denis ikut campur.

" Lo ngengantungin gue satu bulan, No"

North tetap menggeleng.

" Lo gak kasihan sama Al?" Tanya Denis lagi, seolah tak akan menyerah sampai dia mendapatkan jawaban yang dia inginkan.

" Kenapa harus?" Jawab North cuek.

" Harus dong, gimana sih. Yah buat elo mungkin gak ngaruh, karena masih ada gue yang jadi temen lo -- "

" Tapi Al gak punya temen maksud lo? Maka lo stop nemenin gue dan lo harus jadi temen nya Al. Sesimple itu Nis" Kata North memotong omongan Denis.

" Yah gak gitu juga,No. Gini deh, lo berdua kenapa sih? " Tanya Denis. Kini suasana di mobil North menjadi tidak santai.

" Break. Gue kan ngomong ke lo waktu itu di disekolah"

" Iya, nenek nenek juga tau lo ngomong ke gue kalau kalian break. Tapi kenapa? "

North menghela nafas panjang. Lelah dengan pertanyaan Denis.

North melirik Denis dengan ekor matanya
" Kayaknya gue tau deh Nis kenapa lo gak punya pacar sampe sekarang"

Denis pun ikut meghela nafas panjang " Bukan urusan lo deh kenapa gue gak punya pacar sampe sekarang, No"

North memetikan jarinya " Nah, itu Point nya. Bukan urusan lo juga Nis, kenapa gue sama Al  Break . "

Denis pun akhirnya menyerah. Memilih duduk diam sambil mengamati jalanan. Denis sibuk dengan pikirannya sendiri dan North fokus menyetir. Mereka diam, tanpa satu kata pun. Hanya suara penyiar radio yang terdengar.  Sampai entah pada menit keberapa setelah mereka berdua diam. Akhirnya North mulai bercerita.

" Gue iseng aja bilang mau break. Pengen tau gimana reaksi Al." Kata North. Pandanganya lurus ke jalan.

Denis mulai membenarkan posisi duduknya. Memilih diam dan memberikan waktu untuk North bercerita.

" Dipikiran gue, Al bakalan bilang kalau dia gak mau atau apalah yang menunjukan penolakan dia sama keputusan sepihak gue. Mana gue sangka, ternyata Al nurut aja sama gue. Dia gak nolak sedikit pun"

Denis mengangguk.

" Ngelihat dia yang gak nolak, gue jadi berpikir kalau mungkin pertemanan yang udah dari kecil dan hubungan pacaran yang  udah 3 tahun. Ngebuat dia bosen. Makanya dia oke aja waktu gue bilang mau break" lanjut North.

" Lo berdua belum pernah ngomongan kan setelah break?" Tanya Denis.

North menoleh ke Denis "Gue belum selesai cerita jangan di potong ntar gue lupa."

" Upss, sorry. Lanjut deh"

" Kalau lo tanya, lo gak kasihan sama Al yang gak punya temen No? Maka gue akan jawab. Yah kasian. Kalau lo tanya lagi, Terus lo kenapa iseng mau break? Karena mungkin gue nyaman sama Al sahabatan. Tapi gue cinta sama Al, Nis. Gimana dong?"

" Yah, gue juga binggung, No. Mending kalau masih cinta jangan gengsi deh. Ntar diambil sama orang loh."

Mereka berdua kembali diam. North memikirkan perkataan Denis. Satu sisi dia ingin selalu ada di samping Alika. Tapi disisi lain, dia juga sedang jenuh dengan hubungan nya dan Alika.

" Akhh... Cinta buat gue gila tau gak. No, bukan cinta. Al.. Iya.. Al buat gue gila tau gak" Teriak North.

Denis mengangguk " Bener. Lo udah gila"




For You, Who Has Broken Heart.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang