Serpihan - 3

82.6K 10.8K 1K
                                    

Waktu adalah kado terbaik.
Saat orang memberikan waktunya,
Dia memberikan bagian dari hidupnya yang tak bisa diambil kembali
-anonim-

       
Seperti biasa kawasan Sudirman selalu padat setiap harinya, apalagi di jam-jam kerja seperti ini, sebenarnya semua kawasan di Jakarta tidak terhindar dari yang namanya macet, walaupun beberapa tahun terakhir pemerintah sudah mengeluarkan kebijakan untuk mengurangi kemacetan. Nyatanya memang sulit untuk menyelesaikan masalah macet dan banjir. Ya, wajar pemerintah bukan Tuhan yang bisa langsung mengubah segalanya dalam waktu singkat. Mungkin kalau ada pembatasan kendaraan dengan menaikkan pajak kendaraannya seperti di kota-kota besar di luar negeri sana, baru akan menunjukkan hasil. Walaupun itu artinya harus ada peningkatan lagi untuk sarana transportasi umum apalagi dari segi keamanannya.

Willy membelokkan motornya ke jalan yang lebih kecil, di sini adalah bagian macet yang paling parah, kalau dia menggunakan mobil, dia harus terkurung di sana hampir setangah jam padahal jarak kantornya hanya sekitar lima ratus meter. Luar biasa!

Willy memarkir motornya lalu berjalan menuju metal detector, beberapa staf keamanan menyapanya ramah. Willy melirik jam tangannya, masih terlalu pagi untuk langsung menuju ke ruangannya, akhirnya Willy memutuskan untuk ke lower ground lebih dulu, menikmati secangkir kopi di sana.

"Woy, udah nongkrong aja di sini!" Willy menarik kursi di depan Jordy.

"Eh, kebetulan ada lo, ini gue lagi ngurusin SPAJ banyak yang belum issued," kata Jordy. Jordy menjabat sebagai Regional Bisnis Manajer untuk wilayah Jakarta Barat saat ini, di bawah kepemimpinan Willy.

Willy mengambil croissant mini di piring Jordy lalu melahapnya. "Lo kejar lah, seminggu lagi tutup buku."

"Ye, ini juga dikejar. Tapi gue heran kenapa nasabah anak-anak pada kena random medical terus ya?"

"Siapa underwriter-nya?" tanya Willy sambil mengambil kopi milik Jordy untuk disesapnya.

"Pesen sendiri woy!" protes Jordy.

"Gue kalau udah duduk gini, udah males berdiri. Siapa underwritter-nya?"

Jordy mengecek iPad-nya. "Brian, kenal nggak lo?" tanya Jordy.

Willy mengerutkan keningnya, seingatnya dia belum pernah mendengar nama itu di divisi underwriter. "Ntar gue coba tanya Barbara. Emang banyak yang kena random medical?"

"Banyak, pokoknya kalau dapet di dia ada aja yang musti di follow up. Entah medical lah, minta keterangan tambahan penghasilan nasabahlah. Nggak pernah langsung clear!" oceh Jordy.

Bagi marketing asuransi, biasanya underwriter menjadi semacam momok yang menakutkan, karena mereka yang begitu susah mendapatkan nasabah harus kembali direpotkan untuk mengatur jadwal medical checkup atau meminta data tambahan lain yang diperlukan. Kendalanya adalah saat nasabah yang mereka prospek memiliki jadwal yang padat dan sulit dihubungi, bisa-bisa nasabahnya malah membatalkan polis karena terlalu direpotkan dengan hal-hal administrasi.

"Berapa sih preminya? Kalau di atas tiga ratus juta kan kita bisa minta dokternya yang dateng ke nasabah langsung."

"Yaelah, ini premi nya cuma gopek. Bukan ratusan juta. Ntar lo coba tanya Barbara deh, bentar lagi kita mau festival, kalau premi kecil aja dia heboh banget, gimana premi gede."

"Ya, nanti gue ngomong deh." Sebenarnya Willy tidak bisa juga mengatur para underwriter apalagi masalah medical check up. Bagi sebagain orang, proses underwriting dianggap mempersulit bagian marketing, nyatanya mereka hanya menjalankan tugasnya, karena pada dasarnya perusahaan asuransi juga menginginkan premi yang masuk dan polis bisa cepat issued. Underwriter itu perwakilan perusahaan untuk mendapatkan case yang sehat, untuk menghidari kerugian. Apalagi untuk masalah kesehatan ini sangat riskan, jika nasabah teridentifikasi penyakit sebelum diasuransikan maka itu jadi bahan pertimbangan, ada yang bisa meng-cover penyakit tersebut dengan catatan biaya asuransinya lebih besar atau menolak nasabah itu. Kalau tidak diidentifikasi dengan baik sejak awal akan timbul komplain di lain waktu, itu kenapa banyak orang yang merasa dirugikan asuransi, karena tidak dibayar padahal ada alasan kenapa klaim itu tidak bisa dibayarkan, salah satunya sudah menderita penyakit sebelum diasuransikan.

Serpihan Hati (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang