6-pedih

184 17 2
                                    

"Sya kamu harus lupain dia liat kedepan fauzan adalah masa depanmu sekarang dia baik sya dan dhilon dilon itu hanya masa lalu bagimu" ucap aisya dalam hati

Keesokan harinya aku sekolah seperti biasa.seperti biasanya pagi-pagi yang kudengar hanya omelan-omelan dari orang tua ku dan pada saat itu aku tidak  mendengarkannya dan aku sesikit membela diriku

Itu membuat orang tua ku marah dan akhirnya aku dipukul. Aku gak menyangka ternyata dia juga menampar ku. Disitu aku sedih dan menangis kenapa semua ini terjadi padaku ya Allah ?

Kenapa orang tua ku gak pernah peduli sama ku dan cuma gara-gara hal kecil saja dia tega berbuat seperti ini padaku.

"Kapan aku bahagia,, kapan "
Aku meringis dan terseduh-seduh rasanya sakit sekali

Aku pun berangkat kesekolah dengan badan yang lemas dan tidak semangat mataku bengkak karna habis nangis.

"Syaa kamu kenapa kok matamu keliatan habis nangis gitu" tanya Tania dengan khawatir

"Aku gak apa-apa kok Tan ini cuma kelilipan doang"berusaha untuk meyakinkannya

"Sya kamu gak usah bohong aku tahu kamu pasti ada masalahkan cerita sama ku sya" tania merangkul pundak ku

"Tan aku ditampar sama ayahku" ucapku sambil menangis

"Kenapa sya buat masalah lagi"

"Aku gak pernah berbuat macam-macam tan itu cuma gara-gara hal sepele dia menamparku" tangisanku semakin terdengar

"Hikss hiksss"
Aku semakin menangis

"Uda tenang sya jangan nangis lagi nanti hilang cantiknya" mencoba menenangkan ku

"Iya aku Uda gak nangis lagi kok Tan demi kamu. Makasih Uda selalu ada disampingku" aku memeluk tubuh Tania dengan erat

"Ya sama-sama sya kita kan sahabat! aku akan selalu bersamamu disaat kamu ada masalah sebesar apapun itu masalahmu dan bilang la ke aku sya aku pasti bantu kok"

"Kau adalah sahabat terbaikku tan"
Ucapku kepada Tania

Kami berpelukan lagi  

Author pov
Aku mau menceritakan sedikit tentang keluarga aisya. Aisyah dari kecil hidup sendiri keluarganya tidak harmonis Mama papanya sering bertengkar gara-gara hal kecil dan akhirnya dia pun dititipkan ke rumah neneknya. Jujur dari dulu dia tidak pernah bahagia Aisyah tidak pernah merasakan kasih sayang dari orang tua nya apalagi mamanya.

Disaat anak-anak yang lain dianter sekolah sama ibunya aisyah tidak, aisyah jalankaki ke sekolah bersama neneknya. Memang benar kata wali nenekku pahlawanku. Dia sangat menyayanginya.

Aisyah iri dengan mereka yang bisa tertawa bahagia dengan ayah dan ibunya sementara dirinya, dia hanya bisa melihat dan bersedih kapan dia bisa seperti itu ?

Aisyah pov
Apa yang mau ku harapkan dikeluargaku ini yang tinggal puing-puing kehancuran. Ayah sama Mama ku bercerai dan ayah ku menikah lagi. Dunia ku sudah hancur harapanku mimpiku telah pupus aku tidak tahu lagi harus ngapain rasanya ingin menyudahi semua ini

Ibu tiri ku pun tidaK lebih baik dari ibu kandungku aku bukan anak kecil lagi aku tahu dia hanya cinta sama ayahku saja dan tidak cinta sama kami anaknya. Memang sudah nasibku yang tidak pernah dicintai sama orang

"Aku hanya menunggu seseorang datang dan mengubah nasibku ini dan membuat duniaku sedikit bahagia. Tapi siapa ? Siapa ?"
Aku benar-benar frustasi saat ini aku menjambak-jambak rambutku dan menggigit bibir bawah ku

Arrrggghhhh
Teriakku menjerit

Aku tidak sadar kalau aku sekarang lagi dikelas dan aku menjerit itu membuat ku dipanggil ke depan oleh guru

Kenapa kamu sya menjerit begitu ini kelas bukan terminal bus
Ujarnya sangat ketus

Maafkan Aisyah Bu Aisyah salah
Aku menundukkan kepalaku

"Yauda lain kali jangan diulang lagi ya" ucapnya kepadaku dan menyuruh ku duduk

"Baik Bu Aisyah paham"
Aku berjalan menuju bangku ku

1 jam

2 jam

5 jam

Kriiiiiingggggggg

Aku pun bergegas pulang karna sudah jam 12:00. hari Jumat memang pulangnya lebih cepat dari hari biasanya tapi rasanya aku tidak ingin pulang karna mengingat kejadian tadi pagi

Aku memutuskan untuk tetap berada disekolah ini sampai sore dan benar saja aku tidak dicariin sama mereka memang mereka tidak ada yang peduli sama ku.

Aku duduk sendiri di depan kelas. Tiba-tiba ada seseorang datang padaku siapa lagi kalau bukan fauzan Al Zikri 

"Haii lagi sendirian aja" ucapnya kepadaku sambil menepuk bahu ku

"Boleh aku duduk disini" dia menunjuk kearah bangku yang ku duduki

Terserah

"Kamu kenapa sya kok ketus gitu" tanya nya sedikit heran

"Gak apa-apa"  jawab ku singkat

"Oh" jawabnya

5 menit

10 menit

30 menit

Hanya keheningan yang kami rasakan, dari tadi kami hanya berdiam diri tidak melakukan apa pun. Akhirnya keheningan pun pecah dia bertanya padaku

"Sya gak pulang? pulang yuk abg antar ya" jawabnya manis

Tapi sayangnya saat ini hati ku lagi galau jadi aku tidak menggubris perkataannya

"Syaa syaa dengar abg kan" tanya nya padaku dengan menyentuhku pundakku

"Haa iya iya bang ada apa"
Tanyaku dengan heran karna dari tadi aku melamun dan tidak mendengarkannya

"Pulang ayo Uda sore sya" menarik
tangan ku

Aku menepis tanganku

"Tidak aku tidak mau pulang ke rumah" jawabku memalingkan wajahku

"Sya kamu kenapa sih tidak biasanya kamu bersikap begini. Kalau memang kamu tidak ingin pulang bagaimana kalau kita jalan-jalan sebentar bagaimana ?" Menawarkan ide yang bagus untukku

"Baiklah aisyah mau " jawabku dengan sedikit lemas

"Kamu mau kemana sya" tanyanya
padaku yang menatap datar kearah depan

"Terserah abg aja mau bawa Aisyah kemana" jawabku pasrah

Kendaraan kami pun berhenti di suatu tempat

"Ini dimana bang Aisyah tidak pernah kesini sebelumnya" aku terpesona dengan keindahan alam yang ku pandang

"Kamu senang" tanyanya dengan bangga

"Aisyah senang sekali bang jujur ini sangat indah Aisyah belum pernah kesini sebelumnya" wajahku berseri-seri memandang pemandangan itu

"Aku senang kalau kamu bahagia sya kamu jadi mangkin cantik"
Dia memandang ku dengan lekat dan aku salting sendiri


Menunggu Lalu BeralihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang