HIIII! I'm so sorry for the very late update :( :( :( I've been busy with my school-things. Please don't get mad :(
Anyway, don't forget to check the song on the multimedia. Enjoy! xx
Pernahkah kalian merasakan sesaknya dada saat kalian ingin menangis tetapi tertahan?
Pernahkah kalian merasakan bagaimana sesaknya dada saat kalian mengingat hal yang paling penting dalam hidup kalian, yang kalian lalu bersama orang yang kalian cintai?
Pernahkah kalian berteriak memanggil nama dari sesosok orang yang kalian rindukan, tanpa mendapatkan jawaban?
Ya, itu yang sedang dialami Harry saat ini.
Sejak kematian Anna, ia memang lebih suka menyendiri meskipun di hadapan publik dan fansnya ia mampu tersenyum dan tertawa. Selebihnya? Diam. Merenung. Kadang menangis.
Mungkin jika ia tidak dikenali banyak orang, ia sudah ditahan di rumah sakit jiwa dan meratapi nasibnya di balik jendela sembari mengingat semua hal yang ia lakukan bersama Anna.
“Hai..” Senyuman lengkap dengan dimples menawannya menghiasi wajah Harry di pagi yang mendung ini. “Apa kabarmu disana?” Tanyanya kemudian. Ia berjongkok untuk menaruh buket bunga mawar putih yang ia bawa.
“Aku minta maaf karena aku jarang mengunjungimu. Kau tahu, aku baru saja mendapatkan days off ku. Hey! Where We Are Tour seru sekali! Well, it will be more fun if you were there.” Ia tetap memasang senyumannya disana. “I miss you, Ann. More than you could imagine.”
“Aku harap kau disana bisa merasakan rinduku.” Harry tergelak kemudian. Ia benar-benar merasa seperti orang gila yang berbicara dengan batu nisan. “Aku juga ingin kau tahu, seberapa jauh kau disana, tetapi aku tetap menginginkan kehadiranmu disini bersamaku, Anna.” Satu tetes air mata jatuh membasahi rerumputan itu, disusul dengan beribu air mata lainnya.
“Aku kedengaran egois, ya?” Ia tertawa masam. “Oh, dan juga cengeng. Lihatlah, sudah keberapa kalinya aku kesini dan meninggalkan air mata di rumputmu.” Ia kembali tertawa masam sembari menghapus air matanya.
“I love you, Harry..” Ia tersenyum saat mengingat-ingat suara Anna yang mengucapkan kata cinta kepadanya. “I love you so much, Anna. Too much, I think.” Lagi, ia tertawa sembari menghapus air mata yang tidak bisa berhenti mengalir. “I just wish that you could be here with me. Mungkin menemaniku saat tur, atau menungguku pulang ke rumah saat aku mendapatkan day off ku.” Setidaknya air mata Harry sudah berhenti mengalir saat ini, namun lagi, ia mengembangkan senyumannya.
“Alright. I actually want to tell you about everything. But I also have a dozens thing to do. We’re recording for a new album, you know? Wish me luck, okay?” Harry menepuk-nepuk batu nisan itu sebanyak dua kali, dan bangkit untuk meninggalkannya.
“I love you, Anna.”
•••
Can I get AT LEAST 10 VOMMENTS? Tapi jangan cuma vote aja yaaa, aku juga butuh saran kalian cerita ini mau diapain lagi :(
PLEASE LEAVE YOUR FEEDBACKS! <3
YOU ARE READING
My Immortal [Sequel to: Behind the Eyes] (Discontinued)
Fanfiction[CHECK OUT THE TRAILER] Zayn telah menemukan kebahagiaan di keluarga kecilnya; Anna, Zanna, dan Caroline. Everything seems fine, until another covenant came and build a war to destroy them. But over all, this story is always about how complicated ci...