Part 8

130 13 22
                                    

Gue enggak rela lo sama orang lain, tapi gue enggak suka lo pergi

😢😢😢😢

"Jangan kesini deh! Balik aja ke kelas yu!" Ujar Ervin

"Kenapa lo? Lo ngiri ya sama mereka yang lagi pacaran? Apa gue bilang cepet tembak tuh si Permata biar lo bisa kaya gitu sama dia." Ledek Erik.

heh bego, yang gue liat sekarang itu si Permata dodol. Enggak peka banget sih lo, gue sumpahin min lo ngurang. Hanya dalam hati Ervin mengucap dan melirik Erik tajam.

"Apa lo liat liat gue? Suka sama gue?" Erik mengkibaskan rambutnya

"Jijik banget." Ervin pergi.

"Vin, tumben lo balik ke kelas? Biasanya lo capek denger ibu itu
ngejelasin." Heran Erik.

"Gue butuh penjelasan."

"Maksud lo?"

"Gue enggak bisa lupa karena dari SD sampai SMA di sekolah gue cuman diajarin mengingat dan menghapal bukan melupakan." Ujar Ervin melangkahkan kaki secepat mungkin.

"Kesambet apaan sih ini anak!" Erik mengangkat satu halisnya.

"Kesambet ROHMU!" Ervin menekan bagian itu serta menolehkan wajah kesal kepada Erik.

                    😂😂😂

"Gimana sih caranya ini?

Permata hanya tersenyum dan menutupi mulutnya. Terlihat jelas ia sedang tertawa karena lipatan di matanya menebal.

"Jangan ngeledek dong." Ucap Gery malu.

"Enggak, lo beneran enggak tau? Inikan pernah dipelajari waktu smp kelas 8 dulu?" Permata menatap Gery.

"Haaa..h?? Gu-" Gery seolah olah mencair.

"Geryy?"

"Are you okay?"

"Ger?"

Permata mencubut pipi Gery.

"Aw aw sakit." Gery memajukan bibirnya dan matanya membentuk sudut empat puluh lima derajat.

"Nih, liat gue baik baik. Gini caranya." Permata menyeloteh.

"Woy liatnya ke arah buku gue, gue kan neranginnya di buku gue bukan muka gue."

"Eehh.. iya yah. " Jawab Gery kikuk.

Beberapa menit berlalu..

"Selesai, gue udah nerangin semuanya sama lo, lo kerjain ini semua ya!" Permata memberikan selembar tes untuk Gery.

"Eh? Test? Enggak ah ogah gue." Ujar Gery.

"Yaudah gue balik." Permata memasukan buku bukunya.

"Etss.. jangan jangan. Nanti gue anterin lo ke rumah lo."

"Enggak mau!"

"Harus mau!"

"Enggak!"

"Kalau gue berhasil nyelesain soal soal ini, lo harus kasih tau gue alamat rumah lo? Gimana?" Yakin Gery.

"Eh? " Ucap Permata kebingungan

"SIPP Mantap, gue anggep deal" 

Gery terlihat ambisius mengerjakan soal yang diberikan oleh Permata.

1 jam kemudian..

"Aduh Ger, cepetan dong gue ngantuk. Ini udah jam 5 sore." Permata melihat jam tangannya.

"Udah berapa yang lo kerjain?" Permata melirik soal-soal yang masih bersih tanpa noda tinta.

"Apa? Lo belum kerjain satupun?" Wajah lemes Permata berubah menjadi garang.

"Eh pis, tadi lo neranginnya kecepetan, ulangi bareng ya?? Sekali lagi. Per soal?"

"ASTAGA GERY LO INI BENER BENER KEBANGETAN YA." Ucap Permata, dia tidak pernah merasa kesal sampai pada akhirnya dia bertemu orang seperti Gery.

Dengan jutek Permata menerangkan kembali.

"Makasih, gue kerjain sekarang."
Saking lelahnya mengajari Gery, Permata tertidur di kantin sekolah.

"Elo cantik. Gue bakalan berjuang kerjain soal ini biar gue dapet alamat rumah lo!" Dengan penuh semangat Gery mengerjakan soal demi soal, terkadang ia menggerutkan dahinya lama.

2 jam telah berlalu begitu saja, Permata masih saja tertidur pulas.

"Yes , selesai." Gery mematah matahkan kepala ke kanan dan kiri.

Gery melihat wajah Permata dari dekat, terlihat lebih cantik saat kelelahan. Gery ingin sekali menyentuh wajahnya, namun dia takut akan membangunkan Permata. 

FRIEND  ZONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang