"Gak mutu banget kan, mentang-mentang atasan seenaknya aja kayak gitu. Dimana-mana, atasan itu ngenalin prosedur kerja, bukan main pergi gitu aja" oceh Rachel melipat tangan didada. Alice memberi kode agar Rachel memutar tubuhnya. Rachel mengikuti arah pandang Alice, Rachel diam dan berfikir bagaimana cara menghilang dari perusahaan itu dalam sekejap.
Devian berdeham, "apakah kau sudah puas menjelek-jelekkanku?" ucapnya.
Rachel menarik nafas panjang, "ah tidak, pak. Mau dijelek-jelekin pun bapak tetap terlihat tampan" Rachel membekap mulutnya, apa-apaan bisa-bisanya mulutnya selancang itu.
Alice menahan tawanya, Rachel mencubit pinggang Alice.
"Aw!" Alice meringis.
Devian menyeritkan alisnya, "ada apa?"
"Ti-tidak ada apa-apa, pak" balas Alice gugup.
"Lanjutkan pekerjaan kalian, tidak ada lagi yang bergosip ria!" kata Devian tegas.
"Bahasanya terlalu baku dan kaku, kayak beha baru" gerutu Rachel pelan.
Devian menoleh, "apa? Beha baru? Kau mengataiku beha baru?"
Rachel kembali menarik nafas panjang, ia harus berani. "Iya! Bahkan gak jauh beda sama boneka kayu, kaku!" kata Rachel.
Devian tersenyum miring, Rachel menelan saliva. "Ternyata ada juga yang berani sama gue." ucap Devian mendekat ke Rachel, tak memberi jarak.
Rachel berjalan mundur. Shit! Sejak kapan dibelakang gue ada meja, batin Rachel.
Devian tersenyum miring, "tunjukin ke gue beha baru itu kayak gimana!" desis Devian.
Rachel mengedarkan pandangannya, banyak orang yang melihat kejadian itu. Devian menarik tangan Rachel kasar. Mata Rachel tertuju pada Alice yang sedang melambaikan tangan kearahnya.
Brak!
"Tunjukin ke gue gimana kakunya beha baru!" kata Devian tegas.
"Ta-tapi, pak.."
"Gak ada tapi-tapian!"
Rachel memutar bola matanya, "mending kita kepasar dulu buat nyari biar gue gampang kasih taunya" kata Rachel santai.
Devian menatap Rachel tajam, ia heran dengan tingkah Rachel yang random itu.
"Apa?!" ucap Rachel balik menatap Devian.
Devian berdecak, "aneh!" umpat Devian.
Rachel menggebrak meja, "lo ngomong apa?!"
Entah sejak kapan Rachel duduk di kursi kebesaran milik Devian, Devian berjalan mendekatinya.
"Berdiri sekarang juga! Itu kursi gue!"
"Yaila, pak. Kursi doang, itu kan masih ada di depan gue" kata Rachel santai.
"Lo gak diajarin sopan santun sama orang tua lo ya?"
Rachel berdiri, berjalan mendekat ke Devian, "jangan pernah libatin sopan santun gue ke orang tua gue. Sikap gue gak ada hubungannya sama orangtua gue." kata Rachel menekan setiap kalimatnya, dan berjalan keluar dari ruangan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Simple Princess
RomanceTetapi, mencoba menjawab ketika tidak ada cinta didalamnya. Bagaimana bisa sebuah cerita berakhir bahagia?