Satu

257 30 14
                                    

Pagi yang cukup cerah buat gue ngelangkahkan kaki menuju kampus tercinta. Alay? Sudah biasa hahaha.

Gue Rachel Azura Aisley, gue anak kedua dari dua bersaudara.

Gue belajar dikampus ini udah 3tahun 6bulan, dan ini semester terakhir gue. Oh iya, gue kuliah di Seoul University. Kalian gak percaya kan? Gue bukan orang terpandang, dan gue juga bukan orang berada. Gue cuma mahasiswi yang bergantung sama beasiswa, selama beasiswa gue berjalan lancar, gue masih bisa belajar. Dan kalau beasiswa gue di cabut, mungkin gue cuma jadi gembel yang untang-anting kesana-kemari.

Gue ambil program MBA, Master of Business Administration. Gue selalu berusaha semaksimal mungkin supaya nilai gue gak turun, karena cuma gue yang diharapkan orangtua gue. Oh iya, gue punya kakak, dan dia udah menikah karena ketauan hamil diluar nikah. Padahal dulu itu cuma dia yang selalu dibangga-banggain orangtua gue terutama ibu gue. Sampai gue gak dibolehin buat ngelanjutin kuliah gue karena orangtua gue ngebiayain kuliah kakak gue. Darisitu bokap gue kasihan ngeliat gue, beliau nyaranin supaya gue ikut jalur beasiswa karena beliau gak bisa ngebiayain sekolah gue, dan gue lulus ujian beasiswa, bahkan sampai sekarang. 

"Chel!" pekik seseorang.

"Astaga, ngagetin aja lo!" balas Rachel mengusap dadanya.

"Lagian gue ngeliat lo lagi ngelamun senyum-senyum, mikirin apa sih?"

Rachel berpikir sejenak, "hm, gak nyangka aja udah semester akhir" kata Rachel tersenyum senang.

"Lo udah sarapan? Makan yuk, gue laper, gue traktir deh" ucapnya mengusap perutnya yang rata.

"Alice, astaga! Lo udah ngisi?" ucap Rachel antusias.

Alice mengetuk kening Rachel, "lo gila kali ya, punya pacar juga engga. Ya kali gue hamil anak jin!"

Rachel terkekeh, "amit-amit deh, lis. Lo mau emang di perkosa jin?"

Alice mengusap muka Rachel, "apaan si lo! Lo laper ya?"

Rachel mengangguk pelan.

"Pantes omongan lo ngaur. Ayo ah." Alice menarik tangan Rachel.

"Eve!" pekik Rachel melambaikan tangannya.

Orang yang disebut namanya menoleh kemudian berjalan mendekati Rachel dan Alice.

"Ish kalian! Gue cariin kesana-sini juga gak taunya lagi enak-enakan makan disini." kata Eve, Evelyne. "Oh iya, gue ada info buat KKN minggu depan." tambah Evelyne.

"Apa?" tanya Rachel sambil menyuapkan makanan kedalam mulutnya.

"Kita ditempatin di perusahaan terbesar, udah gitu ya katanya kampus ini tuh milik nenek moyang perusahaan itu." ucap Evelyne antusias.

"Jadi besok kita langsung kesana atau kumpul di kampus dulu?" tanya Alice sambil menyeruput minumannya.

"Gue rasa ke kampus dulu deh, jadi nanti dari kampus yang nganter kita kesana." jawab Evelyne seraya menyeruput minumannya.

"Gak sabar gue ketemu CEO ganteng." tambah Evelyne.

"Kalo ganteng! Kalo udah berumur gimana" balas Rachel tertawa.

"Haha iya ya, gue rasa bakal zonk banget" Tambah Alice diikuti gelak tawanya.

Evelyne mengepoutkan bibirnya, "kalau ganteng buat gue ya" ancamnya.

"Hm, silahkan berekspektasi, sayang" balas Rachel tertawa terbahak-bahak.

❤❤❤

"Bagi seluruh siswa diharapkan untuk berkumpul dengan kelompok masing-masing dan segera masuk kemobil yang sudah disediakan, karena waktu sudah mepet." ucap Penanggung jawab KKN, Kuliah kerja nyata.

"Rachel mana nih, lice?" tanya Evelyne sesekali melihat jam tangannya.

Alice menaikkan bahunya, "gue rasa dia kesiangan deh" balasnya.

"Pak, sebentar lagi ya 5 menit lagi, Rachel belum dateng, pak" ucap Evelyne ke Penanggung jawab, Carlos.

Orang itu menganggukkan kepalanya.

"Ah, sorry ya gue telat" ucap Rachel mengatur nafasnya.

Alice dan Evelyne menyeritkan alisnya, "lo kenapa, Chel? Mata lo, rambut lo?"

"Rachel sudah datang? Sudah cepat masuk, sudah siang" ucap Carlos.

Rachel, Alice, dan Evelyne segera masuk kemobil. Sopir segera menjalankan mobilnya menuju tempat KKN.

"Muka lo gak banget, ikut gue!" ucap Evelyne. "Lice, gue sama Rachel ke toilet bentar ya"

"Lo tau emang?" tanya Alice.

"Gampang pokoknya" balas Evelyne menarik tangan Rachel.

Evelyne memang selalu membawa alat makeup ditasnya. Jadi gak heran kalau Evelyne merubah penampilan Rachel.

Evelyne menepuk tangannya seolah telah berhasil memenangkan kompetisi makeup, apasi.

"Gue gak mau lo tampil jelek didepan CEO itu, siapa tau lo jodoh sama dia" kata Evelyne terkekeh.

"Lo masih aja ya mikirin CEO, kan gue bilang CEO nya udah peot" ucap Rachel terkekeh.

Evelyne cuma diam kemudian menarik tangan Rachel untuk keluar dari toilet.

"Kayaknya kita kemaan deh, Eve" ucap Rachel mengedarkan pandangannya.

"Eh itu Alice!" pekik Evelyne melihat Alice yang sedang menyenderkan tubuhnya di dinding.

"Gue tungguin jug...." Alice menggantung ucapannya ketika matanya melihat kearah Rachel. "Lah, Chel! Lo cantik banget" ucapnya.

"Yaiyalah, siapa dulu yang makeup-in. Gue gitu" kata Evelyne mengibaskan rambutnya.

"Hm, natural mayan lah buat nutupin mata lo yang bengkak tadi, Chel. Cantik pokoknya" ucap Alice menepuk pelan pipi Rachel.

Evelyne cuma ngangguk-ngangguk, Rachel masih mengedarkan pandangannya. Entah apa yang ia cari.

"Eh kalian tau?" kata Alice.

Evelyne berdecak, "ya enggak lah, lo belum kasih tau"

Alice nyengir kuda, "CEO nya guanteng bingitss" ucapnya cekikikan.

"Tuhkan! Gue bilang juga apa. Pokoknya mau gue jodohin sama Rachel" ucap Evelyne antusias.

Rachel menunjuk mukanya, "gue? Lo gila ya? Mana mungkin dia mau sama gue yang gak ada apa-apa nya. Kaya? Enggak. Cantik? Enggak. Ya jelas dia milih yang sebanding sama dia lah, kayak lo misalnya, Eve, Lice!" jelas Rachel gak terima.

Evelyne memutar bola matanya, "Rachelku sayang, jaman sekarang udah gak berlaku kayak gitu" ucapnya.

"Hellow! Lo gak tau kan gue suka nonton The Heirs. Disitu pewaris tunggalnya bakal dijodohin sama rekan kerja bapaknya!" balas Rachel tak kalah heboh.

"Ya tapi kan ujung-ujungnya si Kim Tan di restuin sama Cha Eun Sang. Mungkin nasib lo bakal sama kayak Cha Eun Sang" kata Evelyne tak terima.

"Stop! Berisik lo berdua! Udah ya, yang adil CEO itu punya gue, bye!" ucap Alice memutarkan bola matanya, berjalan meninggalkan keduanya yang masih sibuk bertengkar.

"Yaudahlah ya, kita liat aja nasib lo!" ucap Evelyne meninggalkan Rachel.

Rachel mendengus menghentakkan kakinya, berjalan menyusul teman-temannya.

"Nah ini ruangan kalian, saya harap kalian tidak menjatuhkan kampus kalian ya. Karna pemilik perusahaan ini adalah pemilik kampus kalian juga. Selamat berjuang! Saya permisi!" ucap Carlos meninggalkan ruangan itu. "Eh, Chel! Selamat berjuang!" tambahnya.

Rachel tersenyum kikuk, "i-iya, kak. Makasih" ucapnya.

"Akhirnya bisa duduk juga" kata Evelyne.

"Gue laper" ucap Rachel memegang perutnya.

"Permisi."

Semua yang sedang bersandar pada kursinya masing-masing langsung berdiri tegak melihat orang itu.

Simple PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang