Rachel berjalan mendekati Evelyn.
"Lo tau kan, Eve, kalau Devian itu mantan Ara, kakak gue!" Desis Rachel menatap Evelyn tajam.
Evelyn berdeham, untuk menetralkan suasana. "Lo.. Udah tau ya?" Kata Evelyn menautkan alisnya dan memperlihatkan gigi rapihnya.
Rachel memutar bola matanya, "Devian sendiri yang bilang, Eve!" Balas Rachel lantang, berbalik memunggungi Evelyn.
"Ya terus? Syukur-syukur Ara gak diapa-apain Devian Bukan? Malah diapa-apainnya sama Darren" Evelyn tertawa hambar.
Rachel membalikkan tubuhnya untuk menatap Evelyn, "temen gue yang bodoh lo doang kayaknya!" Ketus Rachel, melipat tangan didadanya.
"Tapi gue cantik," ucap Evelyn terkekeh.
"C'mon, Eve! Gue serius!"
Evelyn memegang bahu Rachel dan menatapnya dalam. "Gue juga serius, buat ngejodohin kalian berdua, Chel" balas Evelyn menautkan alisnya.
Rachel berdecak, "lo udah mau nikah masih sempet ya ngejodohin orang."
"Gue mohon" balas Evelyn memelas.
"Emang kenapa sih kalo gue jomblo?" Tanya Rachel kesal.
Evelyn melipat tangan didada, " jomblo itu pedih, Chel"
Rachel terkekeh, "tapi gue masih ngejalanin hidup sampe sekarang, Eve."
"Ya tapikan lo butuh pasangan, Chel" kata Evelyn menatap Rachel.
Rachel terdiam.
Ya, memang ia butuh pasangan. Tapi gak harus Devian kan, sudah jelas bukan kalau Devian itu mantan dari kakak kandungnya? Terus kalau Devian sama Ara masih sama-sama sayang dan akhirnya ngejadiin Rachel tumbal buat nutupin hubungan keduanya bagaimana? Cuma itu yang ada dipikiran Rachel sekarang, ia bingung haruskah ia beritahu Evelyn soal pikirannya itu?
Rachel memegang bahu Evelyn. Evelyn menatap nya bingung.
"Apa gak ada calon yang lain selain Devian?" Tanya Rachel serius.
Evelyn menautkan alisnya, "emangnya ada apa? Devian itu sempurna, Chel. Dia tampan, mapan, baik juga" balas Evelyn.
Rachel berdecak, "gue gak mau dijadiin tumbal!" Ucap Rachel ketus.
Evelyn menautkan alisnya, "tumbal?"
Rachel mengangguk.
Evelyn berdecak, "lo kira Devian main dukun? Jaman modern mana ada begituan si, Chel."
Rachel melipat tangan didada, lalu berbalik memunggungi Evelyn. "Gue tau Devian sayang banget sama Ara, Eve. Gue gak mau dijadiin tumbal buat hubungan mereka" ucap Rachel.
Evelyn berjalan mendekati Rachel, "Chel, gak akan kayak gitu. Gue tau kok Devian itu kayak gimana"
"Dan gue tau kelakuan Ara, Eve!" Balas Rachel.
"Kalo lo kekeuh jodohin gue sama Devian, lebih baik gue gak dateng ke acara lo, Eve." Tambah Rachel, pergi meninggalkan Evelyn.
Evelyn menggelengkan kepala, "gue gak bakal nyerah, Chel" gumam Evelyn duduk dikursi
Evelyn mendengar ada yang bertepuk tangan. Evelyn menoleh kearah pintu, dan benar ada Daniel yang sedang bersandar di pintu tersebut.
Evelyn mendengus, "kenapa muncul pas lagi gini coba," kata Evelyn malas.
Daniel berjalan mendekati Evelyn, merangkulnya dan mengecup puncak kepalanya singkat, "kenapa masih kekeuh mau nyatuin Devian sama Rachel sih?" Tanya Daniel lembut.
Evelyn memeluk pinggang Daniel, "hmm.. Aku cuma ngerasa kalo mereka itu jodoh" jawab Evelyn.
Daniel terkekeh, "sejak kapan seorang Evelyn jadi cenayang gini, hm?" Tanya Daniel.
Evelyn mendengus, "bukan cenayang, Niel, coba aja kamu fikir, kenapa Ara ninggalin Devian?" Evelyn mendongak untuk melihat wajah Daniel.
Daniel mengepoutkan bibirnya seolah berfikir.
"Mungkin karena Darreb lebih kaya dari Devian?" Kata Daniel.
Evelyn mendengus, "itukan dulu, sekarang nyatanya malah kebalikannya" kata Evelyn, memukul perut Daniel.
"Iya kan emang Ara ninggalin Devian itu pas jaman Devian kuliah, sayang. Aku yakin Ara nyesel" kata Daniel mengusap kepala Evelyn.
Evelyn mengangguk, "maksud Rachel tadi tuh apa ya?"
Daniel mengangkat bahunya, "maksud yang mana?" Tanyanya.
Evelyn melepas pelukannya, meminta Daniel duduk diserongnya. Daniel menurut.
Evelyn menjelaskan percakapannya dengan Rachel. Daniel hanya mendengarkannya dan sesekali mengangguk.
"Rachel itu takut kalo Ara ngedeketin Devian lagi, sayang. Rachel takut Devian sama Ara balik lagi setelah sekian lama mereka pisah." Daniel menghela nafas kasar. "Yaudah gak usah difikirin ya. Kita fikirin pernikahan sama honeymoon aja, kamu mau kemana?" Tambah Daniel mengalihkan pembicaraan.
❤❤❤
"Dari mana lo, Chel?" Tanya Alice mengikuti Rachel.
Rachel menghela nafas kasar, "hidup ini berat ya." Gumam Rachel.
Alice menatap Rachel bingung, "berat? Kenapa emang?"
Rachel menatap Alice tajam, "udah ih sana pergi, gue males jawab pertanyaan lo. Jangan ganggu gue!" Kata Rachel mengibaskan tangannya, seolah mengusir.
Alice memutar bola matanya, ia duduk di sebrang Rachel.
Rachel berdecak, "disuruh pergi juga!" Kata Rachel sebal.
Alice mendengus, "salah gue apa si, Chel. Huu miss yuuuu" ucap Alice merentangkan tangannya.
Rachel membalasnya, dan memeluk Alice. "Miss you too, kelinciku" balas Rachel.
Evelyn tersenyum seraya menggelengkan kepalanya melihat tingkah kedua sahabatnya. Daniel terkekeh melihat drama itu.
"Temen kamu aneh ya, Lyn." kata Daniel terkekeh.
Evelyn tersenyum mengangguk, "bener-bener langka spesies kayak mereka" ucap Evelyn masih memandangi keduanya.
"Spesies?" Daniel menatap Evelyn bingung.
Alice menyadari keberadaan keduanya langsung melepas pelukannya, "Eve!" Pekik Alice meminta Evelyn mendekat.
Evelyn menurut.
Alice dan Rachel membungkukkan tubuhnya 90° ketika melihat Daniel. Daniel tersenyum dan ikut membungkuk.
Evelyn mengacungkan ibu jari kearah Daniel, Daniel pun mengacungkannya juga dan meninggalkan tiga serangkai itu.
"Kok bisa sama pak Daniel, Eve?'' Tanya Alice antusias.
Rachel memutar bola matanya.
Evelyn tersenyum malu, " kebetulan aja kok, Lice. Gimana kerjaan lo? Udah selesai?" Tanya Evelyn.
Alice mengangguk, mengacungkan ibu jarinya. "Udah siap dong"
"Kalo gitu suruh Rachel buat kasihin ke pak Devian, gih" kata Evelyn terkekeh.
Rachel menatap Evelyn tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Simple Princess
RomanceTetapi, mencoba menjawab ketika tidak ada cinta didalamnya. Bagaimana bisa sebuah cerita berakhir bahagia?