08:00am.

4 0 0
                                    

Gita sudah siap dengan barang-barangnya untuk pergi ke Bandung. Ngga bawa banyak barang kok, cuma satu koper kecil aja sama tas backpack kecil hehehe.

Pasti tau lah apa isi koper itu sama tas backpack itu. Koper isi 2 setel pakaian jalan plus 1 setel baju tidur. Oh, make up juga ada di dalam sana. Sendal jepit juga ada di dalam sana. Handuk juga udah. Peralatan mandi juga udah. Udah komplit deh pokoknya. Tinggal nunggu Gerril dateng dan jemput Gita.

Saat ini Gita duduk di sofa ruang tamu rumahnya. Dengan pakaian super santai, ngga akan menurunkan sedikit pun aura kecantikannya. Oke yang ini pede banget.

Dengan celana jogger hitam dan baju blouse maroon, benar-benar simple. Dengan rambur berkuncir kuda dan ada beberapa helai rambut yang dijadikan poni samping olehnya.

Di tangannya ada ponselnya yang khusus game. Memainkan permainan klasik dan fokus terus sampai akhirnya ponselnya yang lain berdering.

Line

Gerril Ananda : Dimana lo?
Gerril Ananda : Bunda ada di rumah ga?
Read.

Svn. Gita : Di ruang tamu nih. Nungguin lo
Svn. Gita : Gaada. Bunda udah pergi kerja. Bunda nitip salam buat lo.
Read.

Gerril Ananda : Gue baru masuk komplek lo nih. Tunggu di dalem aja, nnti Vena bantuin bawa barang-barang lo.
Gerril Ananda : Oke lah. Nnti gue kabarin bunda aja.
Read.

Gita menutup ponselnya dan memasukan ponsel tersebut ke dalam tas. Memasukan semua keperluannya dan keluar dari dalam rumah, menunggu Gerril di depan pintu rumah.
Ngga lama, mobil Gerril datang. Vena keluar dari mobil tersebut dan tersenyum ke arah Gita. "Ayo mba Gita", Vena mengambil koper kecil Gita.

Gita mengunci pintu rumahnya dan memasukan kuncinya kedalam tas. Berjalan mengikuti Vena dari belakang dengan tangan masih tetap memegang ponsel khusus gamenya.

Fyi, Vena adalah asisten Gerril. Pergi ke Bandung ini, mereka tidak hanya bertiga. Tapi ber-enam. Gerril, Gita, Ibel, Vena (asisten Gerril), Mba Jennie (Manager Gerril) dan supir Gerril -mang dadang.

Hari ini Gita libur sekolah. Karena hari ini, hari Sabtu. Iya Gita masih sekolah. Kelas 2 SMA, semester 2.
Lah kok Gerril udah kerja? Kok bisa kenalan. Itu mah salahin Gerril ya. Usia mereka itu sama. Sama-sama 17 tahun. Tapi Gerril yang terlalu jenius. Lulus SMA saat usia 15 tahun. Please, Gita ga sepintar itu. Udah bisa masuk sekolah negeri favorit aja , udah bersyukur.

"Halo honey..", Gerril menyapa Gita, saat Gita baru membuka pintu mobilnya.

"Halo Gerril Baby... Halo Ibel sayang... ", Gita membalas sapaan Gerril. Gita masuk ke dalam mobil, menyamankan posisi duduknya dan menghadap ke arah Gerril yang memangku Ibel.

"Sini Ibel sama aku yuk", reaksi Ibel hanya ketawa-ketawa aja saat diajak ngomong sama Gita. Tangan kecil nya juga mengulur ke arah Gita minta untuk di ambil dari pangkuan Gerril.

Gita mengambil Ibel, memeluk-meluk kangen, dan mencium-ciumi pipi gempal Ibel. "Ibel makin ndut. Gemayy deh", Gerril yang melihat interaksi mereka hanya tersenyum dan mengeluarkan ponselnya dari dalam kantong celana. "Foto dulu dong, Git. Lucu kalian tuh",

Cekrek!

Dapat. 1 foto interaksi indah antara adik dan kakak. Dengan pose Gita yang mengangkat Ibel dan menempelkan hidungnya dengan hidung Ibel. Ibel tertawa geli.

"Gue berasa kayak bukan kakaknya Ibel. Ibel ngga pernah seaktif dan seceria ini saat sama gue", itu suara Gerril. Gita mengalihkan pandangannya dari Ibel, saat Ibel mulai asik menonton film barbie yang ada di ponsel Gita.

"Jangan sedih dong. Lo mungkin hanya terlalu sibuk dengan karir lo, sehingga tanpa sengaja lo lupa Ibel. Lo ngga salah kok. Karir lo juga akan berpengaruh ke Ibel nanti", Gita mengusap-usap kepala Gerril dengan sayang.

Mereka telah berteman baik, dari Gita SMP. Jadi wajar aja, Gita kenal baik gimana sifat Gerril. Dan apa aja arti dari segala tindakan yang Gerril lakukan.

Gerril menyenderkan kepala nya ke bahu Gita. Ibel juga mulai menyenderkan kepalanya ke dada Gita. Ponsel Gita di taruh di belakang kursi supir, sehingga Ibel bisa nonton tanpa harus memegang ponsel Gita. Mobil Gerril emang udah di modifikasi senyaman mungkin. Karena mobil ini akan jadi rumah kedua Gerril saat ia ada jadwal kerja malam.

Gita tau, bagaimana capeknya Gerril saat ia harus berkarir seperti ini. Mangkanya ia kadang selalu ada saat Gerril membutuhkannya sebagai tempat bersandar.

"Mba Jennie, semalem Gerril ada jadwal ngga?" tanya Gita,saat Gerril mulai terlelap dalam tidurnya.

"Iya ada. Baru tidur 2 jam dia semalam", jawab mba Jennie.

Gita hanya mengangguk-ngangguk dan mulai membenarkan posis Gerril agar nyaman. Tangannya pun mulai mengelus rambut Gerril.
"Selamat tidur", bisik Gita pas di telinga Gerril.

***

Accompany : Just a FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang