12:30am.

7 0 0
                                    

Saat ini Gita dan Gerril serta yang lain, sudah sampai di tempat yang akan Gerril gunakan untuk pemotretan. Gita membangungkan Gerril dari tidurnya. Sedangkan Ibel yang tadi tertidur di pelukan Gita, Gita pindahkan ke box bayi yang ada di kursi belakang. Gita ngga tega bangunin Ibel dan Gerril. Keduanya terlihat sangat lelah.

Gita kembali membangunkan Gerril. Kali ini ia berhasil. Gerril bangun walau masih dengan wajah yang ngantuk. Gita memberinya minum, agar sedikit cepat sadar dari tidurnya.

Ia mengambil tissu basah yang biasa Gerril gunakan untuk mengelap wajahnya. Gita mengelap wajah Gerril dengan palan-pelan. "Masih ngantuk yaa??", tanya Gita sambil tersenyum. Gerril menganggukan kepalanya yang masih menyenderkan di bahu Gita.

"Ayo dong, semangat. Kan gue udah nemenin lo disini", Gita masih mengelap wajah Gerril. Mengelap tepat di kantung matanya agar sedikit terlihat lebih segar.

"Ayo,Ril. Kita udah ditunggu. Kamu musti ganti baju sama make up. Gita ngga akan kemana-mana kok. Ya kan, Git?", itu suara mba Jennie yang menginterupsi rasa malas yang mulai hadir di dalam diri Gerril.

Mba Jennie baik. Sangat baik. Benar-benar bisa menjadi pengganti tante Anggi saat Gerril butuh kehangatan seorang Ibu. "Iya. Gih sana, pemotretan dulu. Gue disini kok. Nemenin Ibel gue. Ada Vena sama mang dadang juga kok  yang nemenin gue disini", Gerril akhirnya bangun dari tidurnya dan sebelum keluar ia sempet meluk Gita dulu dan ngusel-ngusel wajahnya di bahu Gita. Kebiasaan Gerril dari kecil kalo sama orang yang udah lama kenal.

Gerril turun dari mobilnya, berjalan mengikuti mba Jennie dari belakang tapi tetap dengan gaya kerennya. Gerril yang saat bekerja dengan Gerril yang saat dengan orang terdekat dan tersayangnya akan berbeda. Gerril akan jauh lebih manja kalo sama keluarga atau teman-teman dekatnya aja.
 
Gita mengambil snack ringan yang ada di bawah jok kursi sebelah kiri. Lama-lama laper juga ya. Mana tadi di perjalanan ia malah ikut tidur juga.

"Mba Gita deket banget ya, sama mas Gerril. Cocok deh", itu suara Vena yang mengajaknya berbicara di dalam mobil.

"Ngga kok, Ven. Biasa aja. Gerril ke semua temennya juga gitu. Cuma mungkin karna aku lebih ke temen yang selalu ada kali ya, jadi dia kemana-mana lebih sering ngajak aku", Gita terkekeh dengan jawaban yang ia lontarkan.

"Mba Gita kenal mas Gerril dari kapan?", Vena masih terus bertanya. Ngga apa-apa sih, jadi Gita ada temen ngobrol, dari pada krik-krik aja di dalam mobil.

"Udah 3 tahun sih. Satu tahun pas dia masih kelas 12. Dua tahunnya pas dia kuliah dan lagi mulai berkarir",

"Wihhh lama juga ya, mba. Mas Gerril tuh keliatan lebih manja gitu kalo sama mba Gita.", Vena tetap menanyakan hal-hal kecil tentang Gita dan Gerril.

"Yahh cukup lah buat mengenal lebih dalam seorang Gerril hehehe", Gita menjawab santai sambil terus memasukan makanan snack ke dalam mulut. "Gerril emang agak manja sih kayaknya. Dari awal aku kenal dia, sampe sekarang. Tapi manja-nya dia bukan dalam arti males dan ngga mau ngapa-ngapain. Gerril manja hanya agar ngga kehilangan kehangatan keluarga saat aktivitasnya padat", lanjutnya.

Vena hanya mengangguk-anggukan kepalanya saja. Sesekali dia ikut memasukan snack yang ada di tangannya ke dalam mulut.

Gita mengeluarkan ponselnya dari dalam tas backpacknya. Membuka beberapa aplikasi sosial media, dengan mengecek pesan-pesan yang masuk.

LINE

Veno : Git, lagi dimana? Kok gue ke rumah lo, lo nya ga ada?
Read.

Svn. Gita : Gue di Bandung, Ven. Ada apa ke rumah gue?
Read.

Veno : Ngapain ke Bandung? Sama siapa?
Read.

Svn. Gita : Sama Gerril. Nemenin Gerril pemotretan.
Read.

Veno : Ohh, tadinya gue mau ngajak lo jalan. Tapi ya udah deh.
Read.

Svn. Gita : Next time ya kita jalan 😉

Veno itu temen Gita sama Gerril juga. Mereka bertemu sama-sama di grup sosmed. Bedanya usia Veno lebih tua 2 tahun dari Gita dan Gerril. Gita juga lumayan dekat dengan Veno. Hanya aja, sejak Veno masuk kuliah, mereka mulai jarang berkomunikasi. Baru-baru setahun belakangan ini aja, Veno menchatingnya lagi.

Gita menutup aplikasi ponselnya itu, mematikan ponselnya dan memasukannya kembali ke tas. "Btw,Ven, Gerril selesai ini jam berapa ya?", tanya Gita setelah melihat jam tangannya. Sekarang pukul satu siang.

"Jam dua atau setengah tiga gitu, mba", jawab Vena.

"Ibel udah makan pagi belum?" Gita mengambil Ibel dari box bayi nya. Menimang-nimang Ibel sesekali menciumnya.

"Ibel sekarang susah makan, mba. Jadi saya ngga tau dia udah makan apa belum. Cuma tadi pas mau berangkat je rumah mba, dia minum susu", Gita mengangguk mendengar penjelasan Vena.

Ibel ini usianya 1 tahun. Sedangkan Gerril usianya 17 tahun. Jauh banget sih emang, ini jadi kayak anak Gerril dari pada adeknya hehehe.

Ibel karna mungkin risih diciumin Gita, jadi bangun. Tapi ngga nangis kok, cuma bangun aja. Terus senyum dengan menampilkan dua gigi-nya yang baru numbuh. "Kakakakakakaka~" Ibel belum bisa bicara lancar. Tapi dia mengerti apa yang orang lain katakan.

"Ibel mau emam? Atau mau ketemu abang?", Gita menanyakan kemauan Ibel. Karna Ibel emang susah makan, dari pada di paksa, mending menyuruhnya memilih.

"Emam~mam~emam si", (makan~makan~makan nasi) Gita tersenyum mendengar keinginan Ibel. Ia langsung meminta Vena, untuk membuatkan bubur bayi untuk Ibel.

***

Accompany : Just a FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang