Perlahan bola mata Alyssa terbuka. Sambil memijat dahinya dia bangkit lalu bersila diatas tempat tidur bergambar Stitch-nya.
"Tadi gue mimpi ya?" Gumamnya pelan.
Alyssa menggeleng mengingat kejadian yang ia pikir mimpi itu. Mana mungkin di dunia nyata begini dia bertemu hantu di siang hari pula. Tapi kok rasanya nyata ya?
"Tau ah." Katanya sambil menurunkan kakinya dari atas ranjang.
"Aww."
"Eh." Alyssa tersentak saat ia merasa menginjak tangan seseorang.
Diamatinya sosok yang tengah meniup tangannya yang tadi terinjak. Alyssa melebarkan matanya saat wajah itu menatapnya.
"ELO?!" Pekik Alyssa, nyaris pingsan jika pemuda didepannya tak segera menarik tangan Alyssa.
"Eh jangan pingsan lagi dong."
Alyssa mengerjap sambil mengelus dada. Dilihatnya jam dinding yang menunjukan pukul 5 sore. Juga seragam sekolah yang masih melekat ditubuhnya. Jadi yang tadi itu bukan mimpi?
Pemuda itu melepaskan pegangannya perlahan ketika Alyssa mulai duduk di sisi ranjang. Dia pun mengikuti.
"Lo siapa?" Tanya Alyssa sambil menatap lekat wajah pemuda disampingnya.
"Gue Rio." Katanya sambil mengulurkan tangan.
Sebelum menerimanya, Alyssa mengamati tangan ringkih itu. Terlihat pucat. Membuatnya enggan menyambut jika saja tak dia lihat wajah penuh harap Rio.
Perlahan ia terima uluran tangan itu, membuat senyum Rio terbit di wajah pucatnya. Tapi,, dia manis.
"Gue Alyssa."
Mereka tersenyum. Beberapa saat sebelum Alyssa menyadari ada yang berbeda dari tangan Rio. Dingin. Dia tersentak, lalu tak sengaja melepaskan tangannya agak kasar.
"Kenapa? Lo takut ya?"
Alyssa menelan ludah.
"Lo.. lo bukan hantu kan?" Tanyanya setelah mengingat kembali kejadian yang sepertinya memang nyata sepulang sekolah tadi.
Rio menunduk. Tangannya memilin ujung kaos putihnya yang tampak lusuh.
"Maaf gue lancang masuk kamar lo. Tapi cuma lo yang bisa liat gue, Al."
Alih-alih menjawab Rio malah meminta maaf dengan nada yang membuat Alyssa melupakan rasa takutnya.
"Lo ini... apa?"
"Seingat gue sih manusia. Tapi.. gak tau deh sejak tadi siang, pas gue bangun, gue ngerasa gak terlihat."
Rio mendongak. Menatap tepat di manik mata Alyssa.
"Dan cuma lo yang bisa liat gue."
Mata Alyssa berkedip.
"Kenapa gue?"
***
Ini malam hari pertama yang Alyssa lewatkan untuk mengintip akun sosmed Gabriel. Iya, biasanya setiap malam sebelum tidur, menjadi stalker Gabriel itu sudah terasa seperti kegiatan wajibnya.
Gabriel itu si ketua OSIS yang sudah lama diam-diam Alyssa sukai. Hanya Sivia yang tahu soal ini. Pemuda bertubuh tinggi, pintar dan juga murah senyum itu mampu memikat hati seorang Alyssa untuk pertama kalinya sejak ia SMP dan berlanjut hingga SMA. Kalian tahu bagaimana bahagianya Alyssa saat tahu dirinya satu SMA dengan Gabriel? Bahagia pakai banget. Sampai-sampai hari itu seolah senyum Alyssa sudah sampai level akut. Sivia saja ngeri.
Tapi tidak untuk malam ini. Rio, pemuda yang tadi siang ditemuinya berhasil mengalihkan semuanya.
Hantu?
KAMU SEDANG MEMBACA
SEMU (Revisi)
Fanfiction[Mini Cerbung] "Menang gak selamanya senang. Karena kekalahanku kali ini menyenangkan." -Rio- "Bukan hanya sekedar halusinasi. Kamu ada. Bahkan terlalu nyata untuk tiada." -Alyssa-