PART 02

196 66 16
                                    

           

Senin.

            Hari yang banyak disebut sebagai monsterday, tapi tidak dengan seorang gadis remaja yang sekarang sudah berdiri di depan rumah bertuliskan Blok A dan angka sepuluh, gadis itu sudah rapi mengenakan seragam putih abu-abu yang melekat sempurna ditubuhnya.

            Ia sedang menunggu jemputan seseorang, menunggu jemputan sahabat yang letak rumah mereka hanya berbeda dua blok dan sudah bersamanya, sejak dirinya duduk di kelas tiga Sekolah Dasar.

            Tangan sebelah kanan gadis itu meraih smartphone berlogo apel berwarna matte black dari saku roknya sambil menghentakkan kedua kakinya dengan kesal. Jam digital yang muncul dari layar benda yang baru saja gadis itu raih, menunjukkan pukul tujuh pagi kurang dua puluh menit.

            Hari ini adalah hari pertama pertama gadis itu resmi mengenakan seragam putih abu-abu, setelah seminggu melewati masa orientasi siswa yang diadakan oleh senior di sekolahnya, dan dirinya tidak menginginkan keterlambatan yang nantinya akan merusak kesan dihari pertama yang ia lewati sebagai siswa menengah atas.

            "Galing lo lama lagi ga nih?" Tanya gadis itu kepada sosok yang belum menampakkan diri di hadapannya.

             "Gausah bawel gitu deh. Lo berangkat bareng anak yang punya sekolah, ga bakalan ada yang berani hukum lo." Jawab lelaki itu dengan nada bercanda dari sebrang sana.

            Mendengar jawaban dari sahabatnya membuat gadis itu memutuskan sepihak panggilan tersebut.

            Gadis itu kesal.

            Ariana kesal kepada sahabatnya.

            Butuh dua menit setelah panggilan itu berakhir, pandangan Ariana menangkap sosok laki-laki yang mengendarai motor Kawasaki Ninja 250R berwarna merah, dengan helm full face menutupi wajah lelaki itu. Lelaki yang sudah ia kenali sejak delapan tahun yang lalu berhenti tepat di hadapannya.

            Galing.

            Ariana yang tidak ingin membuang waktu langsung meraih helm yang diberikan Galing kepadanya, menarik sedikit hoodie berwarna beige bertuliskan abstact enough di dada sebelah kanan yang lelaki itu kenakan. Karena memiliki kaki yang pendek membuat gadis itu harus melakukan hal tersebut setiap kali dirinya akan menaiki motor Galing.

            "Udah?" Tanya Galing kepada gadis yang duduk dengan tidak anggun sama sekali di balik punggungnya.

            "Belom." Jawab Ariana dengan nada datar.

            Galing mematikan mesin motornya dan mencabut kunci tersebut, "Yaudah."

            Ariana yang rasa kesalnya sudah berada di ubun-ubun memukul keras kepala lelaki yang membelakangi dirinya dengan helm yang belum ia gunakan.

            "Aww!" Galing mengelus helm yang masih melekat di kepalanya. "Sakit, Ogeb." Kata Galing dari balik helm tersebut dengan kesal.

            "Sakitan mana sama gigi gue?" Tanya Ariana dan memajukan bibirnya seperti bebek.

            Galing membuka kaca helm yang ia gunakan dan memutar kepalanya untuk melihat gadis yang duduk di belakangnya. "Lo sakit gigi, Lek?" Tanya Galing.

            "Iya sakit gigi. Sakit gigi karna gue belom pernah pacaran." Jawab Ariana dan memakai helm yang sejak tadi ia pegang.

            "Mana ada hubungannya, Ketek Badak."

            "Jalan atau gue turun?"

            Mendengar ancaman gadis itu, membuat Galing langsung melajukan motornya dengan kecepatan sedang.

TE IUBESCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang