FILLER: KAKIKU Cantengan #BakatTerpendam

380 8 0
                                    

Dulu, cita-citaku adalah menjadi seorang dokter. Entah apa yang membuatku ingin jadi seorang dokter dulu, tapi yang pasti jadi seorang dokter itu sangatlah keren menurutku, pada saat itu. Kalau sekarang bagaimana? Entahlah.

Sebenarnya ada hal yang tidak aku suka kalau sudah mendengar kata dokter dari dulu :JARUM SUNTIK.
Aku pobia sama Jarum suntik, mendingan minum obat 100 tablet daripada 1 kali suntikan. Anehnya, setiap aku mengingat sakitnya disuntik, dan terus terbayang akan hal itu, dalam beberapa hari kedepannya, pasti kena sakit. Kata suntik dan Jarum suntik seakan punya magis tersendiri untukku.

Ada kebiasaan yang aku lakukan saat aku sedang sakit: 1. Bertanya pada mbah google dengan kata kunci "Disuntik sakit atau tidak" atau 2. Lihat diyoutube saat orang disuntik.
Seperti kemarin saat aku sudah bertekad untuk mencabut 2 kuku jari jempol kakiku yang sedang cantengan ini.

Sebelumnya, untuk kalian yang belum pernah merasakan apa yang namanya Cantengan, berbahagialah, karena kalian tidak akan merasakan bagaimana sakitnya Jarum suntik menusuk kulit jari kalian berkali-kali untuk memasukkan obat bius, dan benda tajam untuk mencabutnya, karena kalau kalian cantengan , kalian akan merasakan trauma berat seperti yang aku alami. Ahhh, membayangkannya saja sudah membuatku mual.

Sejak tadi malam, yang aku lihat di youtube hanya pengobatan catengan semua.Ada sih yang kelihatannya biasa saja melakukan pencabutan kukunya, tapi ada juga yang brutal parah, suntik sana-sini dan akhirnya jreeeet, sela antara jari dan kuku ditusuk, lalu diungkit hingga lepas, ok saat itu, aku pun keringat dingin.
Tak ada video yang bisa membuatku berani melakukan operasi ringan itu, malah buat nyali menciut. Dan akhirnya aku putuskan: Minta obat saja.

Akhirnya aku pergi ke klinik terdekat, seperti biasa, banyak orang yang mengantri menunggu gilirannya masing-masing. Tibalah waktunya aku yang dipanggil.
"Mas irpan, silahkan masuk" kata resepsionisnya.
Aku pun masuk, lalu duduk didepan meja kerja si bapak dokter.
"Siang mas," sapa si dokter
"Pagi pak, " jawabku yang sepertinya membuat sidokter terpelongo seketika.
"Apa keluhannya mas?"
"Ini dog, eh dok, kaki saya cantengan" kataku
"Sebelah mana? Kiri atau kanan mas?" tanya sidokter,
Lalu aku jawab: " Kiri kanan dok" sambil menunjukkan 2 jari yang memang sedang Cantengan tersebut.
"Ada keluhan lain?"
"Badan saya gak bisa gemuk dok!" jawabku dengan lantang.
Setelah selesai bertanya tentang keluhannya, si dokter melihat kedua cantengannya,
Lalu berkata:
"ini harus dicabut mas" katanya.
Dalam hatiku berkata: "hmmmm, seperti yang kuduga"
Karena sudah takut duluan, aku menjawab, " obat dulu aja deh kayaknya dok, soalnya ini sudah pernah dicabut sekali, dan masih trauma sampai sekarang"
Lalu dengan santainya dia berkata " udah pernah dicabut mas? Berarti memang bakatnya cantengan mungkin ini mas"
Ok, dengan kesal sambil tertawa kecil aku berkata: " hehehe, iya mungkin dok ya"

Dan setelah sekian lama aku mencari apa bakat yang aku punya, berkat sang dokter tersebut, aku sekarang sudah tahu, bahwa bakat terpendamku yang sebenarnya adalah: CANTENGAN.
Hmm, aku lega.

Anak RantauTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang