Senior dan sang Junior

553 5 0
                                    

Saat itu, di saat hari pertama masuk sekolah, kami dibagi dalam beberapa kelompok. Dalam satu kelompok, ada ada sekitar 250jt jiwa didalamnya,
Ya enggaklaaah, masa iya segitu banyak,mungkin sekitar 25-30 orang.
Hari itu entah kesialan yang datang, atau apalah sejenisnya itu, aku terpisah dari orang-orang yang ku kenal, bukan, bukan karena mereka dibawa ke zimbabwe, tapi karena mereka berbeda grup dengan ku.

Hal menyedihkan tidak cukup sampai disitu, yg paling membuatku cukup memicu adrenalin adalah, ketika setiap junior dalam satu grup, harus duduk satu meja dengan seniornya. Tidak apa-apa kalo seniornya terlihat cupu untukku, masalahnya senior yang duduk denganku saat itu, bringas, lihat wajahnya aja takut.
"Gak takut kau duduk samaku?" kata sang senior kepadaku sambil mengelus dagunya.
Berhubung karena aku sangat cupu saat itu, aku menjawab : " enggak bang, abang bohongkan makan manusia? Dagingku pahit loh bang"
Mungkin kesal atau sejenisnya , dia pun menjawab: "ok, gajadi".

Ok, mulai merasa lega saat dia bilang enggak, nyawaku terselamatkan hari itu.
3 hari selama masa orientasi, rasanya aku ingin pulang saja kerumah,
Makan gabisa, bukan karena gak ada makanan tapi karena gak ada nafsu makan. Ditambah pisah sama teman satu kampung, dan harus satu meja dengan senior yang galak gitu, rasanya sangat teramat sangat sedih.
Setiap hari aku lingkarin kalender, aku terus menghitung sudah berapa hari aku pergi dari rumah, dan kapankah hari libur supaya aku bisa cepat pulang, setiap hari aku menangis , waktu seakan lama berputar...

Anak RantauTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang