Niat Hijrahku
Izza:
Entahlah, sudah berapa lama aku berlari seperti ini. Intinya aku harus terus berlari sejauh mungkin. Aku berlari bukan karena dikejar anjing, tapi lebih parah dari itu, bayangkan saja sudah hampir 45 menit aku terus saja berlari hanya untuk menjauh dari senior gila plus sinting yang selalu mengatakan cintanya padaku.
Sejak kelas 3 SMA hingga aku baru saja resmi masuk kuliah hari ini, Cowok itu-Ananda Rezki Pratama-selalu saja mengejarku. Ah, entahlah kenapa dia begitu menggilaiku. Kalo tahu dia ngampus disini, gue ngak bakal suru ayah pilihin kampus, batinku.
"Izza... tunggu" teriaknya dari belakang, ku rasa sedikit lagi ia akan pingsan karena kehabisan nafas dan tenaga, lihat saja ia sudah ngos-ngosan di sana. Hei! Tunggu dulu, kenapa aku tidak ngumpet saja ya?! Buang-buang tenagaku saja, Batinku.
Sambil berlari aku lantas menengok ke kiri dan kanan ku mencari tempat persembunyian yang bagus. Akhirnya, penantianku berujung juga. Segera ku kencangkan lariku dengan sisa-sisa tenagaku ke arah belakang semak-semak itu.
Aku mengintip dibalik semak-semak melihat keberadaan senior plus mantan kakak kelasku yang over menggilaiku itu. Ia sudah tak ada mengejarku lagi. Aku mengelus dadaku yang masih sangat terasa debarannya karena jantungku yang masih berdetak sangat cepat.
"za ngapain sih disitu?" sebuah tepukan lembut dari belakang mendarat dibahuku. Ku putar arah kepalaku ke belakang dan mendapati sahabatku Lilah yang sedang memperhatikanku dengan tatapan yang aneh. Kirain senior gila itu lagi.
"eh hehe, Lilah" cengirku mengabaikan pertanyaannya
"malah nyengir jawab dong"
"eh.. Anu itu... biasalah" ku garuk tengkukku yang tak gatal
"apaan sih kamu? Gaje deh.. Udah berdiri"
"eh hehe, ke kantin yu gue laper nih" ku tarik lengan Lilah ke arah tangga utama salah satu gedung kampus ini, tenang saja dia sudah biasa ku perlakukan seperti ini.☀☀☀
Saat berada di kantin, Izza dan Lilah segera mencari bangku kosong karena keadaan kantin yang sangat padat dan ramai mengharuskan mereka berdesak-desakan. Gile! kaya dipasar aja ni kantin, batin Izza
"za, disitu aja yu" Lilah menunjuk kursi kosong di sudut kantin
"ya udah yu" mereka lalu bergegas ke kursi itu sebelum ada orang lain yang mengambilnya terlebih dahulu
"lo mau pesan apa Lil?" tanya Izza saat ia telah duduk dikursi tadi
"em samain aja kaya kamu asal jangan yang pedes, awas ya kamu jangan usilin aku lagi, nanti aku absen lagi di kelas gara-gara sakit perut" Lilah memicingkan matanya memasang tatapan curiga dan mengintimidasi dengan jari telunjuk yang terangkat ke arah Izza
"hehe iya maaf, masih aja di inget soal kemaren" sang empu yang ditunjuk hanya tersenyum tanpa dosa
"iya.. Udah sana nanti keburu dimulai kelas pertama kita"
Izza pun beranjak dari tempatnya menuju tempat ibu kantin berjualan. Ia memesan dua piring nasi goreng, sepiring rasa non pedas dan sepiring lagi rasa pedas serta dua gelas jus jeruk selepas itu ia kembali lagi ke meja yang tadi ditempatinya tadi dengan Lilah
"nih ibu bos" ucapnya saat menyodorkan sepiring nasgor dan segelas jus
"syukron ukhti fillahku" Lilah tersenyum sumringah
"ih apaan sih?! Gue bukan ukhti-ukhti kaya lo Lil" sergah Izzah
"semua cewek itu ukhti atau akhwat panggilannya sayangku.. masa iya akhi sih?! Ada-ada aja kamu"
"au ah.. Eh tunggu apaan lagi tuh? Aki??"
"bukan aki Izza tapi Akhi.. Akhi itu artinya COWOK" kata Lilah penuh penekanan dikata terakhirnya
"iya-iya.. Lagian lo sih banyak banget kosa kata bahasa Arabnya, kita kan juga bukan di Arab"
"hmn iyalah kita itu harus belajar.. Bahasa Arab kan bahasa kitab kita sendiri Al-qur'an"
"hmm iya deh terserah lu.. Semenjak lu masuk pengajian kampus lo jadi ukhti-ukhti banget deh?! Apa gunanya coba? Buang-buang waktu aja"
"Aku begini karena aku sadar masih banyak langkahku yang tertinggal dari agama kita"
"udah ah, gue lagi males denger ceramahan pagi-pagi" Izza mengibaskan tangan kirinya lalu tangan sebelahnya menyendokkan sesendok nasgor ke mulutnya
"ya Allah kapan sih kamu berubah Izza?" Lilah hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku sahabatnya itu
"au gua" jawabnya cuek, Izza akan sangat keras kepala jika berbicara soal hijrah, mungkin lebih tepatnya malas
"oh iya, kamu udah chek up?" tanya Lilah
"belum kata bunda besok"
"hari ini kamu udah minum obatnya belum?"
"belum.. Entar aja"
"setidaknya-" belum sempat Lilah menyambung perkataannya, Izza sudah memotong diluan. Anak ini benar-benar keras kepala kalo dinasehatin, batin Lilah.
"iya.. Aku minum sekarang"
KAMU SEDANG MEMBACA
BISMILLAH, Ku Ikhlaskanmu Karena Allah
SpiritualAku hanya wanita akhir zaman yang tak sekuat istri-istri Rasulullah yang ikhlas dimadu, aku hanya mampu mengatakan ikhlas dilisan namun tak mampu merasakan ikhlas dihati, karena aku tak mampu untuk berbagi hati. Aku hanya wanita biasa yang jikalau...