Prolog

28 3 1
                                    

"Dasar brengsek!"

Suara melengking itu terdengar dari salah satu toilet mall, hanya ada mereka berdua di dalam sana.

Perempuan berambut cokelat itu sangat kacau, nafasnya naik turun dan urat disekujur wajahnya mulai kelihatan. Sedangkan seorang cowok yang berada di hadapannya hanya mendengus sebal, seperti sudah terbiasa akan perkataan brengsek yang baru saja dilontarkan lawan bicaranya.

"Apa kurang gue?hah! Gue punya semuanya Vin, gak ada yang gak gue punya!."

Lo gak punya harga diri

"Wajah gue cantik!"

Tapi hati lo buruk rupa

"Duit gue banyak, dan gue mampu biayain lo,bahkan nanggung semua biaya kencan kita!"

Bukan, bukan itu yang gue mau.

"Gue bahkan bisa bersaing dengan mantan mantan lo itu"

Pacaran bukan ajang buat bersaing

"Aku cinta sama kamu Vin"

Maaf, tapi gue tidak

Ingin rasanya Calvin menyuarakan semua isi hatinya di hadapan cewek itu, namun rasanya begitu sulit dan Calvin benar benar susah untuk berbicara jujur sekarang.

Seorang Calvin dicap berengsek? Jelas

Seorang Calvin dianggap PHP? Jelas

Seorang Calvin adalah playboy? Oh, Jelas

Semuanya jelas bukan? Calvin menjalani hubungan dengan semua gadis cantik yang ditemuinya. Kalau bosan ya tinggal putus. Apa susahnya? Calvin tidak pernah menganggap semua hubungannya serius, kecuali satu.

Calvin hanya menikmati masa remajanya. Entahlah, hanya untuk bersenang senang. tapi tidak sampai berlebihan kok,

Calvin menghela nafas lalu memegang kedua bahu gadis itu, mencoba menenangkan. "Ra,lebih baik lo pulang, entar orang orang diluar sana ngirain gue apa apain lo."

Gadis itu menggeleng, mengusap pipinya yang sudah basah oleh air mata, "gue gak mau. Gue mau sama lo"

Cowok berambut cepak iitu menurunkan kedua tangannya dari bahu gadis itu

"Kenapa dilepas?" tanyanya

Calvin menghela nafas, "kita udah selesai" ucapnya tegas

"Tapi—"

"Gue gak bisa Amora!"

"Tapi kenapa?!" Suara Amora meninggi, rasanya hati gadis itu seperti tercabik cabik. "aku salah apa?!"

"Lo gak salah apa apa" suara bariton Calvin naik seoktaf, "tapi ini soal gue, gue gak bisa lanjutin ini, dan gue— gue gak menyukai lo kaya lo menyukai gue"

"Maaf,"

Setelah itu Calvin pergi, meninggalkan sejuta luka yang dirasakan gadis itu sendiri. Pahit.

CalvinettaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang