Jinyoung

2.8K 299 28
                                    

Wannathree
-----


✿✿✿

Bae Jinyoung merupakan anak yang aneh dan juga ajaib. Dia merupakan tumpu utama mengapa keluarga yang tampan hqq ini mempunyai uang yang berkelimpahan, padahal ternak lele yang sudah dibangun dari beberapa generasi sebelumnya sampai dengan ayahnya itu merupakan sebuah kegagalan.

Tentu saja dengan bonekanya. Yang dia namai wANABEL.boneka menyeramkan namun cantik yang selalu duduk di kursi khusus yang sudah di sediakan Jinyoung. Selama hidupnya boneka itu selalu membantunya dan menemaninya kapanpun.

Woojin sang kakak selalu mendengar suara desahan dan juga suara rintihan dari kamar adiknya itu. Dia benar-benar bingung , mengapa bisa suara itu berasal dari dalam kamar adiknya tetapi bukan suara dari dalam kamarnya.

Jinyoung selalu menutup kamarnya bahkan dia pernah menguncinya selama seharian. Entah karna apa dan untuk apa, tidak ada yang tahu. Bahkan semua orang tidak tau kalau dia punya boneka wAnabel.


Saat itu , Jinyoung mengendap-ngendap pergi keluar , entah untuk apa. Sayangnya dia lupa menutup pintu dan membiarkan pintu kamarnya terbuka lebar.

Tak sengaja Woojin dan Jihoon sang kakak lewat dan melihat pintu kamarnya terbuka lebar.

Mereka menatap satu sama lain.

"Lu mikir sama kaya yang gw pikirin kan?", Jihoon bertanya pada Woojin yang lalu dijawab dengan senyum jahil dari Woojin.

Mereka berdua kemudian masuk kedalam kamar Jinyoung lalu menutupnya agar tidak ada yang melihat.

Dan saat itu juga betapa kagetnya mereka melihat boneka menyeramkan nan cantik yang sedang terduduk manis di kursi kecil di tengah-tengah ruangan.

"hihh ngeri!!", Jihoon dengan jijik mundur sampai tubuhnya menempel ke dinding.

"Diem ah! Alay lu tet. Cuman boneka doang juga", Woojin menggeser boneka itu lalu dengan perlahan melihat kearah rak buku yang berada di dalam kamar Jinyoung.

Semua buku milik Jinyoung kebanyakan merupakan buku-buku sihir yang mereka tidak mengerti.

Woojin mengambil salah satu buku sihir kemudian membaca salah satu halaman disana , "Hm, jangan tersenyum maka rejekimu akan banyak".

"Pantesan dia ga pernah senyum jir", Jihoon menimpal dengan kata-katanya.

Woojin kemudian membalikan kembali halaman berikutnya , " kemudian , jangan membiarkan orang-orang masuk kedalam ruangan"

Woojin sempat mengangkat kedua alisnya membaca kalimat tersebut. Karna pantas saja sang adik tidak membiarkan siapapun masuk.

Jihoon mengambil paksa buku yang Woojin baca ," ah sinih, biar gw yang baca"

"Hmm.. Lalu usahakan agar ruangan selalu gelap", Jihoon melihat sekelilingnya yang memang benar lampunya di matikan. Cahaya yang berada di kamar Jinyoung merupakan cahaya yang berasal dari matahari yang merembet dari jendela.

"Lalu... Bunuh semua yang ada di hadapanmu! Selesai", Jihoon terbatuk setelah mendengar kalimat terakhir.

"Lu ga salah baca?! Membunuh anjir membunuh! Kalo kita disini terus bisa-bisa kita di bu-

Kritik kritik kritik.

Bunyi pintu kamar terbuka sedikit bayangan orang yang sedang memegang gunting terlihat jelas.

Jihoon tak dapat berkata apa-apa dia hanya terdiam seribu bahasa , Woojinpun sama , sama sekali tidak berani berlari maupun berbalik menatap Adiknya itu.

Dengan ngeri Jinyoung menutup pintu kemudian mendekat kearah mereka, membuat mereka langsung membungkuk dan memohon-mohon.

"Yah, Jangan bunuh kami! maap udah masuk ke ruangan lu", mereka berdua bersujud-sujud memohon.

jinyoung dengan heran menyentuh pundak mereka membuat mereka terkejut dan menengadah keatas.

"Kakak sinting ya? siapa yang mau ngebunuh", Seketika Jihoon dan Woojin langsung berdiri sambil berdeham dengan sedikit malu.

"kalo gitu ngapain kita bersujud ke dia , tolol , gara-gara lu sih ah!", Woojin menuduh Jihoon.

"Woi bangsat, lu kira lu aja yang bersujud?! Gw juga! Harga diri gw :'D ", Jihoon memegang dadanya sambil menghela nafas.

Jinyoung lalu melirik kearah Boneka wAnabelnya yang masih duduk manis disana, "kalian ga nyentuh boneka itu kan?"

Seketika Jihoon menendang kaki Woojin sedikit , "eh sakit bangsat".

"Dia yang ngelakuin bukan gw", Jihoon menunjuk Woojin dengan wajah datarnya.

Bege -pwj

Mpus lu -pjh

Jinyoung dengan muka datarnya menghampiri mereka kemudian menarik mereka kearah boneka wAnabelnya.

"E-eh mau ngapain?!", Jihoon dengan panik berusaha melarikan diri.

"Gabisa, kalian udah megang dia. Jadi kalian harus ikut kaya aku", tutur Jinyoung.

Mereka berdua kemudian menatap boneka yang cantik itu. Jinyoung menyuruh mereka untuk berbicara.

"Tunggu dulu, gw mau nanya!", Woojin mencoba memperlama waktu.

"Kenapa bonekanya disebut wAnabel? Dan kenapa lu nyembunyiin bonekanya?!", Woojin bertanya.

Jinyoung dengan sedih menjawab ," sebenernya aku gamau kalian tau, soalnya aku tau pasti dia bakal gasuka lagi sama aku"

"Lah kenapa?", mereka berdua bertanya secara serentak.

"Liat aja ini", Jinyoung kemudian menyuruh mereka memanggil boneka itu. Tadinya woojin dan jihoon bersih keras untuk tidak mau memanggil, namun nampaknya mereka gagal.

"wAnabel, wAnabel", Ucap Woojin dengan malas.

Jinyoung menyuruh mereka untuk berkata lebih semangat dan lebih keras kalau bisa menambahkan kata Saranghae.

"wAnabel!! Saranghae!!!" , ucap mereka berbarengan.

Seketika bunyi cekikikan terdengar dari boneka itu , "ah oppa!! Saranghae! Ah jinjja ,kalian sangat tampan . omo!!! Ahhhhh!! Ya ampun!"

Suara itu membuat mereka berdua takut bukan main mereka langsung pergi kabur meninggalkan ruangan Jinyoung.

"Sudah kubilang mereka pasti akan takut , wAnabel", keluh Jinyoung.

"Ah oppa, gapapa kok. Yang penting oppa ganteng , aku cintaa asdfghjl", boneka itu membuat suara aneh lagi.

"Kalau begitu kirimkan kami uang", ucap Jinyoung.

"Ah apa sih yang tidak buat oppa~ aku senang aku bisa dikutuk jadi boneka. Ya ampun ini sih namanya ultrarejeki~" , Jinyoung menghela nafas sambil menggoyang-goyang kepalanya.

Itulah kenapa dia tidak mau memperlihatkan bonekanya itu. Karna dia tau, mereka semua pasti akan kabur...

End

Next~

Wanna one Family✔ Rusuh Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang