D-ancer Hanbin

873 158 24
                                    

Bukan hanya terkenal karena ketampanan, keanehan, kealayan, dan kemenelan nya saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bukan hanya terkenal karena ketampanan, keanehan, kealayan, dan kemenelan nya saja.

Kim hanbin.

Jika nama itu disebut saat pengumuman setelah upacara bendera, maka kalimat berikutnya adalah 'Juara Seni Tari atau Dance'.

Ya.

Lelaki itu memang terkenal sebagai raja nya Dance di seantero sekolah, bahkan luar sekolah. Bakat yang satu ini juga lah yang membuat namanya menjadi selalu dielu-elu kan siswi berbeda tingkat maupun setingkat dengannya.

Bakat Hanbin tidak hanya dalam menari, namun ia juga pandai mengkonsep dan memodifikasi tari baik itu tradisional maupun modern.

Berbanding terbalik dengan Lisa.

Lisa memberengut kesal menatap Hanbin dari pantulan kaca besar dihadapannya.

Tatapan nya ia tajamkan, muka nya ia buat semakin garang berharap agar lelaki itu peka namun sayangnya usahanya sia-sia. Hanbin tetap menghitung gerakan dance yang sudah 3 jam ia ulang terus-menerus.

Lisa capek? tentu saja.

Berlatih selama 3 jam bersama Hanbin ia pikir akan menyenangkan, apalagi melihat peluh Hanbin yang menetes membuatnya semakin terlihat umm.... sexy?

Tapi nyatanya tidak.

Lisa sedari tadi mengumpat didalam hati.

Ia lelah. Tapi Hanbin terus memaksanya untuk latihan.

"...ayolah Lalis. Ulangi lagi. Bukan begitu, tapi begini." Seru Hanbin matanya melirik melalui panntulan kaca.

Lisa menoleh, "Capek."

"Tidak. Tidak. Sini aku ajari. Tanganmu harus seperti ini lalu kakimu menghentak... yak! Jangan kaku seperti patung kayu, Lalis."

"Aku capek. Kita sudahi saja." Rengek Lisa pada Hanbin.

Hanbin menggeleng cepat.

"Lalu apa? Kau akan melewatkan penilaian kelas Seni? Tidak. Kau tau kan Miss. Kahi sangat garang." Hanbin menatap Lisa dengan tajam, "Aku hanya tidak mau kau mendapat banyak kritikan darinya, tapi jika kau ingin menyerah.... aku bisa apa? Tugasku kan hanya membantumu." Dengus Hanbin lalu berjalan menjauh mengambil dua botol air mineral didekat kursi.

"Minumlah." Ia menyodorkan minuman itu pada Lisa.

Lisa menatap Hanbin dengan ragu, "...um, Hanbin? A-ayo kita mulai lagi. Tolong ajari aku."

"Katanya capek?"

Lisa cepat-cepat menggeleng.

"Sini tanganmu." Ucap Hanbin mengadahkan tangan.

Perlahan-lahan ia menuntun kedua tangan lisa agar bergantung di lehernya, tubuh mereka ia rapatkan dan dengan sedikit usaha Hanbin mengangkat tubuh gadis dihadapannya sehingga kaki gadis itu menapak di atas kakinya, "Kau lelah kan?"

Lisa hanya diam menunduk. Ia tak berani menndongak karena demi apapun jika ia mendongak maka ia akan bertubrukan dengan wajah Hanbin. Tentu saja itu tidak baik untuk kesehatan jantung dan hatinya.

"Tatap aku Lalisa." Bisik Hanbin lembut

Tangan kirinya ia gunakan untuk mengangkat dagu Lisa sementara tangan kanannya ia letakkan di pinggul gadis itu.

".....dance with me, lalisa."

Hanbin tersenyum tipis, perlahan kakinya ia gerakkan maju mundur ke kanan dan kiri dengan teratur.

"You looks so cute right now, and i don't know why i want to kiss you...so bad."

Dan.... Lisa memejamkan matanya ketika wajah Hanbin semakin mendekat.

#4 she admit that she fall deeper when he taught her to dance... it feels like he brought her to neverland that nobody exist unless them. They just create their own heaven.

A/n: gue nulis apasi:")

#5🔜

Seven Reasons Why [hanlis]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang