Lisa menutup matanya merasakan hembusan angin sore yang membelai wajahnya dengan halus. Semilirnya membuat bibirnya melengkung keatas, gadis itu selalu menyukai senja sama seperti ia menyukai Kim Hanbin. Pria yang kini sedang memeluknya dari belakang.
Kepala pria itu tenggelam di ceruk leher Lisa, terkadang kecupan lembut dilehernya membuat Lisa berjengit kaget dan kemudian membuat keduanya terkekeh bersama.Bahagia sesederhana itu jika kedua insan yang sedang dimabuk cinta bersama.
"Hanbin, geli." Rengek lisa untuk yang kesekian kalinya.
"Tapi aku suka. Aku suka harum tubuhmu, ini seperti candu."
Lisa terkikik kecil, "Kau pikir aku ini heroin yang membuat kecanduan?"
Hanbin hanya berdehem kecil masih menenggelamkan wajahnya diceruk leher Lisa.
"Hey! Lihat. Mataharinya tenggelam woaaahh!!!" Pekik Lisa antusias. Berbanding dengan Hanbin yang malah asyik menonton ekspresi menggemaskan Lisa daripada melihat matahari yang mulai kembali ke peraduan.
Mata Lisa berbinar indah, "Sangat cantik.... iyakan Bin?"
Hanbin mengangguk setuju, "...hmm benar-benar cantik." Ucapnya masih mengunci pandangan nya pada gadis yang ia peluk.
Merasa ditatap dengan intens lama kelamaan membuat Lisa menjadi sedikit risih. Jadi, gadis itu menoleh kebelakang menatap Hanbin garang, "Jangan menatapku seperti itu! Kau seperti seorang maniak!"
Kali ini Hanbin yang terkikik geli, "Apa salah aku menatap gadisku dengan tatapan memuja seperti itu? Salahkan kesayanganku yang satu ini kenapa selalu terlihat sempurna dimataku."
Mendengar itu Lisa segera menyikut perut Hanbin sambil memasang tampang jijik, "Ew, benar-benar menggelikan" ejek nya.
Hanbin yang terlalu gemas dengan tingkah gadisnya sedari tadi akhirnya tak tahan untuk tidak mengecup pipi tembam gadis itu.
"Yakh! Kenapa mencium dengan seenaknya!" Protes Lisa dengan muka galak.
Yang justru membuat Hanbin semakin gemas.
"Teruslah memasang wajah seperti itu maka aku akan terus menciummu, Lalisa."
Lisa berdecak, "Dasar modus."
"Modus? Bukannya kau juga suka ketika kucium? Buktinya pipimu selalu memerah. Hanya saja...." Hanbin menjeda kalimatnya sambil menatap Lisa dengan wajah mengejek, "...Hanya saja kau terlalu gengsi untuk mengatakannya kan? Dasar wanita."
Lisa yang tidak terima akhirnya berdiri beranjak melepaskan pelukan Hanbin dan berjalan menjauh.
"Hey, sayang! Mau kemana?"
Lisa mengabaikan Hanbin dan terus melanjutkan akting merajuknya. Kaki jenjangnya sengaja ia hentak-hentakkan ke tanah menambah kesan merajuk yang sesungguhnya.
"Lalisa stop or I'll kiss you." Hanbin berteriak
Namun diabaikan oleh Lisa.
".... I swear i'll kiss you right on your lips if you won't stop walking." Hanbin kembali berteriak
Lisa berhenti melangkah. Kepalanya menoleh menatap Hanbin nyalang, "BYUNTAE!"
Hanbin tersenyum lebar dan segera berlari mendekap gadisnya lagi. Tangan kanan nya mengusak rambut pirang Lisa sementara tangan kirinya melingkar sempurna di pinggang gadis itu.
"I'm Thantaphobic because of you, dear. Don't leave me alone." Bisik Hanbin sirat akan ketulusan.
Lisa tersenyum dan semakin merapatkan pelukan mereka, "Bagaimana jika kau yang meninggalkanku?"
Hanbin menggeleng di pundak Lisa, "Believe me, aku nggak bakal ninggalin 'duniaku'. I love you so much dear."
Apa omongan Hanbin bisa ia pegang? Tapi, bagaimana jika takdir berkata sebaliknya?
#6 Lalisa mencintai Hanbin karena Hanbin selalu ada untuknya. Karena mereka takut kehilangan satu sama lain.
Setidaknya untuk saat ini...
Last reasons#7🔜
KAMU SEDANG MEMBACA
Seven Reasons Why [hanlis]✔
FanficIn French, you don't really say "I miss you", you say "Tu me manques"