Chapter 3 : The Audition

14 3 1
                                    


Setelah kelas berakhir Resti langsung mencari Nadia. Pertama ia mencari ke gedung fakultas teater karena mungkin saja Nadia masih ada jam kuliah. Saat ia sedang mencari Nadia tiba-tiba

BRRUUKKK

Resti menabrak seseorang, ia pun terjatuh dengan posisi duduk begitu juga dengan orang yang di tabraknya.

"Lo?!" Ucap Resti dengan kaget karena ternyata orang yang ditabraknya adalah Zian

"Lo tuh punya mata gak sih?!" ucap Zian lalu ia berdiri dan menepuk-nepuk celananya

"Lo yang jalan gak liat-liat" Resti mencoba untuk berdiri.

Zian yang sedari tadi melihat Resti mencoba untuk berdiri akhirnya mengulurkan tangannya untuk membantu Resti.

Alih-alih menerima uluran tangan dari Zian, Resti malah menatap sinis Zian lalu berdiri dan menepuk-nepuk celananya.

"Gue bisa sendiri" ujar Resti lalu beranjak pergi meninggalkan Zian.

Zian yang melihat tingkah Resti seperti itu hanya memasang wajah heran,"Dasar cewek aneh" gumam Zian.

Sudah sepuluh menit Resti mencari Nadia tetapi ia tidak menemukan sahabatnya itu. Akhirnya ia pun mencoba untuk mencari ke perpustakaan. Nadia sangat suka membaca,jadi kemungkinan besar Nadia sedang berada di perpustakaan.

Dan benar saja, saat Resti memasuki perpustakaan, ia melihat Nadia sedang asyik membaca di kursi yang berada di sudut ruangan ini. Ia pun segera menghampiri Nadia lalu duduk di kursi kosong di samping Nadia.

"Nad" panggil Resti

"Eh Res,sejak kapan lo disini?" tanya Nadia lalu menutup buku yang sedang dibacanya

"Gue tuh dari tadi nyariin lo, ternyata lo ada disini" ucap Resti

"Ngapain lo nyari gue?"

"Lo liat kalung gue gak?"

"Kalung? Kalung yang mana?"

"Kalung yang biasa gue pakai"

"Kalung yang dari Fadlih?"

"Iya, lo liat gak?"

"Gak tuh. Emang kalungnya kemana?"

"Kalo gue tau, gue gak bakal nanya sama lo kali"

"Jatuh kali. Coba lo inget-inget lagi kemaren lo kemana aja" Resti berfikir sejenak

"Jangan-jangan jatuh pas gue lari-lari kemaren" gumam Resti

"Hah? Lari?"

"Eh gak, gak papa" jawab Resti sedikit gugup

"Tapi Nad, kalau kalung gue gak ketemu gimana?" lanjut Resti

"Resti dengerin gue yah. Kalau kalung itu memang milik lo, pasti  kalung itu bakal balik lagi ke lo. Percaya sama gue" ucap Nadia dengan serius

"Yaudah deh nanti coba gue cari, Thanks ya Nad" ujar Resti dengan senyumnya

"Sama-sama" Nadia melirik jam tangannya sekilas lalu mengambil tasnya

"Gue duluan ya Res, gue masih ada kelas soalnya. Good luck ya, semoga cepet ketemu kalungnya. Bye" ucap Nadia sambil menepuk bahu Resti lalu berjalan keluar perpustakaan.

Resti yang ditinggal sendiri akhirnya memutuskan untuk keluar juga dari perpustakaan. Resti memang tidak pernah mau berlama-lama berada di perpustakaan, karena menurutnya perpustakaan adalah tempat yang membosankan. Ia lebih memilih untuk pulang karena kebetulan juga ia sudah selesai kuliah.

My PainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang