Dentuman musik menggema di ruang studio Tricky Dance Crew. Ya,saat ini mereka sedang latihan untuk persiapan kompetisi yang diadakan tiga bulan lagi. Itu sebabnya mereka mencari anggota baru.
Mereka memulai pemanasan yang dipimpin oleh Rizky, kemudian dilanjutkan dengan battle one on one. Hanya beberapa anggota saja yang melakukan battle termasuk Nadia.
Setelah dua puluh menit, mereka mulai mempelajari koreografi yang akan digunakan untuk kompetisi. Resti dan Nadia terlihat sangat serius mempelajari koreografi yang ditunjukan oleh Zian.
Gerakan tersebut memang tidak terlalu sulit, namun cukup menguras tenaga karena tempo gerakannya yang cepat.
Selesai mengajari koregrafi kepada anggota baru, Zian mulai latihan gerakan yang akan ia lakukan pada bagian akhir penampilan mereka nanti. Zian akan melakukan couple dancing bersama anggota yang bernama Jihan dengan teknik lyrical dance.
Zian memang sudah mempersiapkan koreografi tersebut, karena itu akan menjadi klimaks penampilan mereka lalu diakhiri dengan gerakan flash mob (gerakan yang dilakukan secara massa).
Zian dan Jihan melakukan gerakan tersebut dengan sangat lihai. Tanpa mereka sadari seseorang memperhatikan mereka dengan sangat serius tanpa berkedip.
Resti sangat kagum dengan gerakan yang dilakukan Zian dan Jihan. Ditambah lagi mereka menggunakan teknik lyrical dance. Teknik yang sangat ia sukai. Hanya dengan melihatnya, Resti langsung dapat menguasai gerakan yang dilakukan mereka.
"Res" panggil Nadia memecah lamunan Resti
"Kenapa?" tanya Resti
"Kita dipanggil kak Aldo buat latihan lagi" Resti dan Nadia memulai latihannya lagi bersama anggota lainnya.
"Ok, latihan hari ini cukup sampai sini dulu. Terima kasih untuk seluruh anggota Tricky Dance Crew atas kerjasamanya" setelah mengucapkan itu, Zian mengulurkan tangan kanannya dengan posisi telapak tangan menghadap ke bawah. Lalu di ikuti oleh anggota yang lain.
Zian mulai mengucapkan sesuatu.
"Tricky" lalu dilanjutkan oleh seluruh anggota Tricky "Move It ! Boom!".Itu memang sudah menjadi kebiasaan mereka saat mengakhiri latihan. Hal itu juga sering dilakukan saat mereka akan tampil.
Mereka pun merapikan barang masing-masing lalu bersalaman.*******
Resti sedang menunggu taksi untuk pulang. Hari ini Resti tidak membawa mobil karena mobilnya sedang berada di bengkel.
Sedangkan Nadia, ia masih ada jadwal mata kuliah. Awalnya Nadia meminta Resti untuk pulang bersamanya, tetapi Resti lebih memilih pulang sendiri dengan alasan ia lelah jika harus menunggu Nadia selesai.
Akhirnya ia memutuskan untuk menggunakan taksi saja. Namun sudah sepuluh menit ia menunggu, belum ada juga taksi yang muncul. Bahkan langit sudah hampir gelap menandakan bahwa sebentar lagi akan turun hujan. Resti sangat berharap agar ia bertemu dengan seseorang mengenalinya dan bersedia memberi tumpangan untuknya.
Tak lama kemudian, sebuah motor sport hitam berhenti tepat di hadapan Resti. Awalnya Resti tidak mengetahui siapa pengendara motor tersebut, karena orang itu menggunakan hoodie hitam dan helm full face.
Orang tersebut membuka helmnya lalu sedikit merapikan rambutnya. Resti yang mengetahui orang itu adalah Zian, ia langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain.'Kenapa harus dia yang datang? Kenapa bukan Farhan aja, kenapa harus orang itu lagi?' batin Resti.
"Kenapa lo belum pulang?" tanya Zian
"Gue lagi nunggu taksi" ucap Resti
"Mendingan lo bareng gue aja" ucap Zian
"Gak usah, Makasih" ujar Resti datar
"Beneran nih gak usah? Biasanya sih kalau jam segini taksi jarang ada yang lewat"
Resti mulai memikirkan ucapan Zian"Kalau lo gak mau, yaudah gue gak bakal maksa.Tapi gue khawatir aja kalau cewek harus pulang sendirian, apalagi udah mau hujan" lanjut Zian
Melihat Resti yang tidak bergeming, Zian hendak menggunakan helmnya untuk segera pergi. Namun seketika kegiatannya terhenti ketika Resti memanggilnya.
"Beneran gue gak ngerepotin lo?" tanya Resti sedikit ragu
"Ya enggak lah" jawab Zian yakin
"Tapi, emangnya lo bawa helm dua?" Zian langsung menunjuk ke arah jok belakang motor dengan dagunya. Disana terdapat helm berwarna biru yang selalu dibawa olehnya.
Zian memang selalu membawa helm dua, karena biasanya Rizky selalu meminta tumpangan untuk pulang. Tetapi hari ini kebetulan Rizky sedang membawa mobil. Jadi ia tidak perlu repot-repot mengantar Rizky pulang.
"Cepetan naik, udah mau hujan" ujar Zian.
Resti segera mengambil helm tersebut lalu memakainya. Kemudian ia menaiki motor Zian dan sedikit mempernyaman duduknya.
Resti sedikit tersentak kala tangan Zian membawa tangannya untuk melingkar di pinggang Zian.
"Pegangan" ucap Zian lalu mulai melajukan motornya menyusuri jalanan Jakarta.
*******
Sesampainya mereka di tempat tujuan, Resti langsung mengucapkan terima kasih kepada Zian.
"Lo gak mau nawarin gue masuk dulu?" tanya Zian sebelum Resti masuk ke dalam rumah
"Gak mau, nanti lo ngerepotin gue" jawab Resti asal yang membuat Zian sedikit terkekeh.
"Resti" panggilan itu bukan berasal dari Zian, melainkan seorang laki-laki yang berasal dari dalam rumah Resti. Mereka pun melihat ke arah orang tersebut.
"Yaudah kalau gitu, gue langsung pulang aja" ucap Zian lalu melajukan motornya meninggalkan rumah Resti.
Resti melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah dan menghampiri orang yang memanggilnya tadi.
"Lo dari tadi di rumah gue han?" tanya Resti kepada Farhan
"Gak juga sih,sekitar lima menit yang lalu" jelas Farhan
"Kenapa lo gak langsung masuk aja"
"Gue emang sengaja nunggu lo disini"
"Mau ngapain lo?" tanya Resti
"Bantuin gue ngerjain tugas dong" ucap Farhan dengan sedikit ber aegyo(?)
"Yaudah. Ayo masuk" ajak Resti
"Res, yang barusan itu siapa?"
"Yang mana?" ujar Resti berpura-pura tidak mengerti.
Sebenarnya Resti tidak sepenuhnya ingin menjawab pertanyaan dari sahabat kecilnya itu. Ia tau sifat Farhan, jika ia menjawab pertanyaannya, maka Farhan akan mengintrogasinya dengan pertanyaan-pertanyaan lain.
"Yang barusan nganterin lo" jawab Farhan
"Senior gue"
"Senior atau..... "
"Lo udah makan belum?" tanya Resti memotong ucapan Farhan
"Belum" jawab Farhan
"Kalau gitu kita ngerjain tugas lo di cafe aja Han. Gue yang traktir deh"
"Yaudah ayo" ajak Farhan dengan mata yang berbinar
Resti menghela nafas lega, akhirnya ia bisa mengalihkan pembicaraannya dengan Farhan sebelum ia menyerangnya dengan pertanyaan-pertanyaan aneh.
Untungnya Farhan langsung meng-iyakan ajakan Resti untuk pergi ke cafe. Jika urusan traktiran dan makanan Farhan sangat bersemangat, itu sebabnya Resti mengajaknya pergi ke cafe dan berjanji untuk mentraktirnya.
Anak itu memang sangat fanatik dengan makanan
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
My Pain
Teen Fiction"Lo yang buat gue jatuh cinta, tapi lo juga yang buat gue patah hati" (Resti) "Gue akan setia nungguin lo, sampai lo mau buka hati buat gue" (Zian) "Gue punya alasan kenapa gue pergi dari kehidupan lo" (Fadlih) . . . . . . . story by rhestiaratih