Chapter 4 : Announcement

7 0 0
                                    

Saat ini Resti dan para peserta audisi termasuk Nadia sedang berada di studio dance untuk menunggu hasil pengumuman.

Tak lama kemudian muncul ketua klub dance tersebut beserta wakil nya. Ya, mereka adalah Zian dan Rizky.

"Karena udah kumpul semua, gue akan memberitau siapa aja yang lolos dan menjadi anggota Tricky Dance Crew" ucap Rizky sang wakil

"Tapi sebelumnya, gue mau memperkenalkan diri" ujar Zian dengan memasukan tangannya ke saku hoodie nya

"Nama gue Fauzian Alvaro Pamungkas, kalian bisa panggil gue Zian. Gue adalah ketua Tricky Dance Crew." lanjut Zian

"Kalau nama gue Rizky Darmawan, gue wakil ketua Tricky Dance Crew" sambung Rizky.

Resti terkejut dengan apa yang di ucapkan Zian barusan. Ternyata orang yang paling menjengkelkan di hidupnya adalah ketua klub dance di kampusnya.

"Res" panggil Nadia melihat Resti yang sedari tadi melamun dan menatap aneh Zian

"Lo kenapa sih? Kok lo ngeliatin kak Zian terus?" lanjutnya

"Gak kenapa-kenapa. Nanti aja gue ceritain" jawab Resti. Kemudian mulut Nadia membentuk huruf O

"Gue udah seleksi kalian, tapi sayangnya kita hanya bisa menerima sepuluh orang" ujar Rizky dengan wajah sedikit kecewa.

Setelah itu Rizky mulai mengumumkan lima nama yang berhasil lolos. Setelah selesai, kemudian Rizky mengisyaratkan kepada Zian untuk melanjutkan pengumuman tersebut.

"Lima orang selanjutnya yaitu Fajar Setiawan, Savira Ayu, Nadia arrahma, Renaldi arfiansyah, dan yang terakhir... " Zian melirik Resti sebentar

"Restiani Ananta Putri" lanjutnya.

"Maaf untuk yang belum beruntung. Dan untuk yang lolos, besok kalian udah bisa ikut latihan bareng Tricky Dance Crew" ucap Rizky mengakhiri pertemuan mereka.
Lalu para peserta mulai meninggalkan studio dance tersebut.

"Res, kayanya hari ini gue gak bisa pulang bareng lo deh" ujar Nadia

"Loh kenapa? " tanya Resti

"Gue mau jemput bokap gue di bandara, soalnya dia baru balik dari Kalimantan"

"Oh yaudah, salam ya buat om Dani"

"Iya, kalau gitu gue duluan ya Res" Nadia melambaikan tangannya lalu pergi meninggalkan Resti.

Saat Resti hendak melangkah pergi meninggalkan studio tersebut, seseorang memanggil Resti yang membuat Resti langsung berhenti lalu menoleh ke asal suara.

"Kenapa?" tanya Resti dengan wajah datarnya

"Gue cuman mau bilang, gerakan lo bagus" jawab Zian

"Thanks"

"Tapi gue gak dapet feel nya" ucap Zian lagi

"Maksudnya? " tanya Resti

"Dance itu bukan cuman tentang koreografi aja, tapi juga feeling. Dan gue gak bisa ngerasain feel itu dari penampilan lo tadi" Zian terlihat menghela nafas sejenak

"Sekedar saran buat lo aja, banyak-banyakin latihan" Zian menepuk pundak Resti lalu meninggalkan Resti yang masih mencoba mencerna kata-kata Zian.

*******

Resti sedang merebahkan tubuhnya di kasur sambil menatap langit-langit kamarnya. Sejak kejadian Zian memanggilnya di studio dance, ia tidak henti-hentinya memikirkan perkataan Zian.

Ya, saat audisi Resti memang tidak benar-benar fokus pada gerakannya, karena pikirannya tertuju pada Reza, sejujurnya ia masih takut kalau Reza akan marah dengannya karena keputusannya ini.

Tetapi yang Resti pertanyakan saat ini adalah, bagaimana Zian bisa tau ia tidak fokus saat melakukan koreografi?

Ia berpikir lagi tentang saran yang diberikan Zian 'sekedar saran buat lo aja, banyak-banyakin latihan' begitu ucap Zian.

"Ck, bodo amatlah,pusing gue" Resti memasang earphone di telinganya dan tak lama kemudian ia pun mulai memasuki alam mimpi nya.

*******

Setelah kelas berakhir, Resti langsung menemui Nadia yang berada di kantin.

"Hai Nad" ucap Resti sambil mengambil alih minuman yang berada di tangan Nadia lalu meminumnya

"Yah Res, gue baru mau minum" ujar Nadia dengan sedikit kesal walau tak sepenuhnya.
Nadia sangat mengerti kebiasaan buruk sahabatnya itu.

Resti yang melihat wajah kesal Nadia hanya terkekeh pelan, kemudian menarik kursi di hadapan Nadia.

"Kata kak Rizky hari ini kita latihan" ucap Nadia sambil mengambil minumannya kembali dari tangan Resti

"Jam berapa? " tanya Resti

"Katanya sih jam tiga sore" Resti pun hanya merespon dengan anggukan

"Res" panggil Nadia lagi,

"Kemarin lo bilang mau cerita sesuatu sama gue, cerita apaan?" lanjutnya

"Oh soal itu" Resti menghela nafas sejenak

"Sebenarnya gue udah beberapa kali ketemu kak Zian"

"Serius? Kapan? Dimana? " tanya Nadia masih dengan wajah terkejutnya

"Pas di taman dia yang udah nolongin gue dari kerumunan orang-orang.Dan waktu gue lagi nyariin lo di gedung fakultas teater, gue gak sengaja nabrak dia" jelas Resti

"Tapi dia tau lo?" tanya Nadia

"Bahkan kita sempat kenalan waktu dia nolongin gue" ucap Resti

"Kenapa lo baru cerita ke gue? "

"Sebenarnya gue udah lama mau cerita,tapi lo sibuk mulu. Kemarin aja lo pulang duluan"

"Oh Iya, sorry Res" ujar Nadia dengan wajah polosnya.

TBC

*******

Hai...
Maaf ya chapter nya pendek
Aku lagi kehabisan ide

Oh iya jangan lupa vommentnya....

My PainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang