ED-2

0 0 0
                                    

Prancis, Paris
Kini aku berdiri didepan menara yang menjadi saksi bisu kesakitan tentang sebuah cinta yang dulu kumiliki pada pria dan sahabat yang membuatku seperti ini,ya gadis tanpa rasa dan cinta hanya rasa sakit,trauma juga penderitaan menjadi rasa dalam hati.Jangan bertanya kemana tatapan sendu penuh perhatian itu kemana karena semua sudah lenyap bersama deru tangisan di setiap detik waktu dan hari,jadi sekarang hanya tampang datar,mata hampah juga senyum terluka yang terpampang jelas dihadapan menara yang disebut sebagai menara romantis.

"Apakah aku boleh meminta permintaan menara?boleh tidak kau membunuhku dengan menjatuhkan sesuatu dari atas menara mu?"kataku dengan senyum pahit yang kentara"apa kau sudah gila Ed? Kau bertanya pada sebuah benda mati yang tak akan mungkin memenuhi permintaan mu ini sudah menjadi takdir mu Ed TAKDIR MU"kata Ed menekankan kata terakhirnya.
Hening melingkupi hati,jiwa dan tubuh mati rasa itu.

"Apa kau bosan hidup hingga ingin mati?!"tanya sebuah suara Ed berbalik dan tampaklah"Refi?loh ngapain disini?!"tanya Ed pada wanita yang 3 langkah darinya"hei!harusnya gue yang nanya kata gitu ke eloh!"kata Refi sambil melangkahkan kakinya dengan wajah kesalnya"gue mau ngomong sesuatu ke elo"menarik nafas panjang lalu"gue harus pergi karena Papa mau menikahkan aku dengan salah satu teman bisnisnya dan gue bakal tinggal di rumah suami gue di New York ,im sorry Ed"setelah mengatakan semuanya Refi memandang wajah sahabatnya itu yang sudah bersimbah air mata dan berakhir dengan pelukan perpisahan yang cukup lama.

PTS

Pagi yang suram bagi Ed yang dalam tiga hari tiga malam harus mengalami peristiwa yang sangat pahit dimana harusnya temannya Refi hari ini bersamanya untuk mendengar semua curhatnya,tapi semua hanya angan belaka karena Refi sudah pergi dan si penghianat itu bahkan menyebutnya sebagai sahabat tidak pantas untuknya Ed hanya bisa pasrah akan apa yang akan selanjutnya terjadi.

Malamnya Ed mendapat sebuah pesan dan kini disini dia berdiri dimana didepan matanya ada sebuah pantai yang indah dengan lilin,bunga mawar merah juga meja couple (meja untuk pasangan) wait,kenapa tempat ini rada aneh gitu? Aaaah bodo amat yang penting gue harus kelarin urusan gue dengan dia kalau tidak kakak akan memarahi ku kata batinku.
Sedangkan pria dengan setelan formalnya menghampiri wanita yang begitu ia cintai kini memakai gaun putih memanjang kebelakang masih mematung entah memikirkan apa"kenapa kau hanya diam,Ed?"kata pria itu,namun tak digubris oleh gadis di depannya,hingga sebuah ide muncul diotak tampannya mendekatkan wajahnya ke wajah gadis itu dan menggapai bibir tipis dengan lipstik merah,yap!! Gadis manis itu kini melototkan mata besar berwarna coklat itu karena terkejut"aku berjanji untuk menghancurkan es yang menempel di hatimu,PRINCESS STAR MOON"kata Mentius.

Diam saling memandang dengan  suara angin yang terdengar sebagai pelengkapnya.

PROBLEM THREE SISTERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang