Kalo kita udah pisah, tapi ketemu lagi, itu namanya apa?
--------------
Jam pertama, kedua, dan ketiga--dihari pertama tahun ajaran baru-- di kelas Melany hanya diisi oleh perkenalan-perkenalan dari siswa maupun guru.
"Hai semua! Nama gue Melany Alessandra, panggil gue Melany aja yep. Salam kenal." ujar Melany sambil melambaikan tangannya kepada teman-teman sekelasnya yang kini menatapnya sambil tersenyum ramah.
"Hm, Melany. Oke, silakan duduk. Baiklah, lanjut!" ujar Bu Arini yang kini tengah mengisi kegiatan perkenalan di kelas Melany.
Anak bertubuh tinggi tampan kharismatik yang berparas hampir sama seperti Nanta, yang tadinya duduk bersenderan di kursinya, langsung berdiri, "Gue Nicholas Agam Saputra." katanya dengan memasang raut wajah datarnya, kemudian duduk kembali. Melany memperhatikan cowok itu sekilas, lalu termenung. Kayaknya gue kenal. Tapi siapa dia? Pikirnya. Kemudian ia menggeleng-gelengkan kepalanya cepat dan kembali fokus pada Bu Arini.
"Udah itu saja, Nicholas?" tanya bu Arini dengan tampang heran dan kening yang dikernyitkan.
Anak yang dipanggil Nicholas itu lantas menyahut, "Agam, Bu."
"Kalo panggilan kamu Agam, ya bilang dong. Kamu sih tidak bilang, jadi saya kan tidak tau." ujar guru itu sambil memukul-mukul meja di hadapannya dengan spidol yang ada di tangannya. Raut wajahnya menunjukkan kekesalan.
Tingkah Bu Arini yang seperti anak kecil itu berujung mendapatkan tawaan dari seisi kelas.
"Lucu banget tuh guru"
"Iya, banget, kaya anak kecil aja hahahahah" ujar Melany sambil tertawa kecil.
Agam. Anak itu hanya diam dengan kerutan di dahinya sambil melirik Melany yang duduk disampingnya. Mereka tidak satu bangku, hanya kebetulan berjejeran saja. Ia memperhatikan Melany sejenak. Alay, gitu aja ketawa. Batinnya. Kemudian ia mengalihkan pandangannya kembali ke depan kelas.
Jam ketiga, keempat, dan kelima, sudah dilewati Melany dengan antusias. Bu Arini dan Pak Ganjar sudah memberikan jadwal pelajaran mereka. Melany juga senang sekali bisa ditempatkan di kelas ini. Ia sudah mendapatkan teman yang asyik, yang menurutnya adalah tipenya. Halah, teman doang pake tipe-tipean segala, hihihihi. Mereka adalah Jessy dan Raline.
Berbeda dari Melany yang tadi, yang antusiasnya tinggi. Sekarang, cewek itu menjadi Melany yang lesu. Ia hanya memandang kosong ke arah lantai sambil jari-jari lentiknya mengetuk-ngetuk meja. Tangan kirinya menyangga kepalanya yang tidak ada kekuatan itu. Membosankan. Pikirannya melayang entah kemana, mungkin kejadian tadi pagi ketika bertemu Nanta. Cowok yang bersikap biasa saja seolah-olah tak pernah terjadi apapun diantara keduanya.
Sekarang, Melany masih berada di kelasnya, dimana semua pasang mata sedang memperhatikan Bu Dian yang sedang memberi tau jadwal pelajaran, kecuali sepasang mata Melany yang tidak fokus pada apa yang sedang diterangkan guru itu.
Bu Dian yang sadar akan hal itu langsung menegurnya, "Kamu! Siapa namamu? Oh iya, Melany! Kamu kenapa tidak memperhatikan saya?" tanya guru itu dengan mata mendelik. Tangannya disilangkan di depan dada, dan kakinya bergindik-gindik seolah-olah sedang mengikuti alunan musik yang didengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suitable
Teen FictionBukan perasaan berharap, atau Bukan perasaan saling merindu. Bukan perasaan ingin memiliki kembali tetapi juga bukan saling menunggu.