3

11 0 0
                                    

Malam itu gelap tapi terang. Rindu itu berat tapi kenapa masih selalu merindu?

Malam ini pertama kali lagi Laila susah untuk memejamkan kedua matanya. Bahkan, Laila sudah beberapa kali berdo'a agar tidurnya bisa se nyenyak biasanya. Gagal nya Laila malah mengalami insomnia. Harus nya dia dapat tidur cepat malam ini, karena sejak kemarin dia banyak bergadang artinya sedikit tidur.

"Yasalaam.. mata merem ke. Kenapa masih mikirin kejadian tadi pagi? Kena penyakit aneh apalagi aku?" Omel Laila.

Lalu, Laila meraih handphone yang berada pada nakas.
Entah apa yang akan dia lakukan pada benda berbentuk balok itu.

Pikirannya melayang pada masa silam, dimana Tsabit memberi tahu alamat instagramnya. Ini sih namanya promosi biar followersnya naik, pikirnya.
Mencoba mengingat tak sesulit dari pada mencoba melupakan bukan? apalagi mengingat kenangan ter___.

Jari lentik Laila mulai mencari sebuah nama dalam aplikasi itu.

M_Tsabit_A

Pencarian nya lumayan banyak menghasilkan nama itu. Tapi pada akhirnya, dia menemukan akun Tsabit yang sebenarnya.

12 foto 123k followers 21 following

"Widiiiih, gila! Ini mah antara selebgram, orang penting sama orang cakep!"

Jari Laila mulai men-scroll kebawah, keinginannya sangat besar untuk mengetahui sosok Tsabit. Sosok yang telah merenggut segalanya dari kehidupnya, mulai dari hubungan gelap sampai hatinya yang menjadi gelap karena selalu terisi olehnya. Padahal selama ini dia selalu berusaha melupakannya! Tapi apa ada hasilnya? Ketika bertemu mata itu kembali, jangankan hanya 5 tahun. 1 abad saja rasanya tak akan pernah bisa.

Foto yang pertama kali Tsabit upload adalah dirinya pada sebuah waktu senja.

Foto yang pertama kali Tsabit upload adalah dirinya pada sebuah waktu senja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan caption :
"Aku mencintai sebuah senja. Namun, apa daya ku yang sekedar bisa melihat mu dari kejauhan? Menggapaimu tak bisa, memiliki mu tak mungkin! Tetaplah menjadi pesona yang jingga meskipun aku selalu melukai jinggamu."

Bug! Suara apa itu? Apa di sini ada pertandingan tinju? Apa ada seseorang yang meninju dada Laila atau apa sebab yang membuat dada Laila sakit?

Laila langsung saja menutup aplikasi itu. Apa gunanya mencari tahu dia jikalau menyebabkan sakit?

"Dia masih mencintai Senja" Kata Laila pelan sebari menyimpan hpnya kembali keatas nakas.

Tiba-tiba hpnya bergetar.

FATHUR M ALI

Jarinya langsung menyeret buletan hijau ke sisi kanan.

"Hallo, Assalamualaikum." Suara Fathur pertamakali mengucap salam.

"Hi, Waalaikumsalam wr.wb, ada apa ka?"

"Kamu belum tidur?"

"Belum ka lagi kena penyakit insom."

"Ehya, kamu tadi sama Tsabit?"

"Iya ka, Bintang paksa aku buat bisa jalan bertiga."

"Emangnya kamu gak khawatir atas penyamaran mu sebagai Laila?"

"Awalnya sih iya tapi kayanya dia gak terlalu peduli deh ka."

"Sebaiknya jangan terlalu dekat!"

"Iya ka aku mengerti. Tapi aku tak bisa mengelak dari keadaan."

"Yasudah.. sekarang kamu tidur, besok kuliah sama ke panti kan?"

"In syaa Alloh ka."

"Mau bareng?"

"Aku sama Fatimah saja."

"Oke, selamat tidur.. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam wr.wb"

Fathur memang teman yang baik, selalu mengingatkan dan menasehati Laila. Fathur sudah menjadi kakak bagi Laila, makanya ketika Fathur mengatakan rasanya pada Laila. Laila menolaknya secara halus dan akhirnya Fathurpun mengerti dan menjalani hidup seperti biasanya seorang kakak kepada adik nya sendiri.

Setelah tak nampak lagi nama Fathur dalam sebuah layar hp miliknya. Laila tak tau lagi harus apa, karena tidur bukan solusi terbaik saat ini.

"Lail kapan pulang nak?"
Ketika aktivitasnya melupakan dia pada sebuah gadget berbentuk balok ini. Hingga sebuah pesan dari ayahnya pun ikut tak terbaca, padahal sudah dari beberapa jam lalu ayah nya mengirim pesan. Namun,baru terbaca ketika Laila menerima telepon dari Fathur. Oh tidak! Tepatnya ketika Laila mencari tahu tentang Tsabit.

"Laila gak tau ayah. Maaf ya kemaren Laila pergi gak izin dulu. Soalnya ada hal gawat." Send-

Laila menyimpan hpnya kembali ke atas nakas. Tapi lagi-lagi hpnya bergetar. Tak baik bila Laila tak melihat kabar dari ayahnya. Dengan tergesa Laila langsung menggeser buletan hijau itu kesebelah kiri.

"Ayah belum tidur?"

"Assalamualaikum." Ini bukan suara ayahnya, suara ayahnya tak sekece ini. Ini seperti suara anak muda tapi bukan Fathur! Lalu?

"Waalaikumsalam wr.wb.. maaf dengan siapa?" Suara Laila sedikit gagu.

"Dengan bulan yang merindukan malam." Teka-teki macam apa ini? Orang nyasar ko langsung sksd!

Laila agak lama menjawab lalu dia melihat ke arah bulan yang menyabit.

"Ka Tsabit?"

"Iyah, apa kabar? Semoga baik yah! Maaf menganggu.. apakah besok kita bisa bertemu?" Bisa gak ya? Bisa gak ya? Berpikir Laila! Kesempatan gak datang dua kali bukan? Tapi usaha nya selama ini apa kabar?

"Bagaimana?" Tsabit mengisi keheningan.

"Aku ingin membelikan hadiah kepada Bintang. Kamu adalah orang terdekatnya. Jadi, kamu paling mengetahui segala halnya." Jelasnya.

"Jam 3 sore jemput aku di kampus?" Sungguh ini bukan Laila yang menjawabkan? Demi langit yang meski hitam tapi indah Laila harus segera tidur agar tidak banyak menyebabkan masalah. Masalah hati dia yang selalu setuju atas pendapat Tsabit. Yasalaaam..

Laila mengusap wajah gusar.

"Kayanya __" Laila ingin membatah dan membatalkan nya tapi...

"Oke aku jemput kamu jam 3 sore. See u" Telepon itu sudah terputus. Tunggu biar Laila ingat, bukan kan tadi pertama kali Laila mendapatkan telepon darinya dia mengucap salam? Namun kenapa ketika sudah berbicara dia malah nyelonong kabur. Dan dari mana Tsabit mempunyai nomor hpnya? Fathur tak mungkin! Apakah Fatimah? Fatimah bukan tipe cewek ke ganjenan. Sekalipun Tsabit cakep. Tapi seneng kan ada yang kasih nomor hp ke Tsabit?

Yaallohhhhh.. ada apa ini? Mengapa berasa bahagia? Mengapa sekarang Laila bisa ngantuk dan ingin segera menyambut besok? Ini bukan karena dia kan? Lama tak bertemu nyatanya membuat benteng pertahanannya sedikit demi sedikit mengikis.

***

STWOANR

MALAM YANG (tak) MERINDUKAN BULANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang