Update.
"What's Next?"
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Aku belum pernah merasakan sakit separah ini, aku merintih kesakitan, kakiku terus mengeluarkan darah.
"Aku benar-benar minta maaf dian, gunakan ini untuk menghentikan pendarahanmu" Sekar memberikanku sebuah perban.
"Tidak apa-apa, jangan khawatirkan aku, kamu fokus saja menyetir" aku segera menggunakan perban pemberian sekar. "Kita ini mau pergi kemana?" tanyaku.
"Sekarang kita sedang menuju Edam2, perjalanan ini lumayan jauh"
"Edam2? dimana itu? aku tidak pernah mendengarnya"
"Ya kamu memang tidak pernah mendengarnya karena aku yang memberikan nama tempat itu. sejak insiden terjadi, kota Edam terbagi menjadi 2 bagian, Edam1 adalah tempat yang kamu liat sekarang ini, terdapat banyak zombie, sedangkan Edam2 kebalikannya"
"Ouh jadi begitu, apakah cuma kita yang selamat dari peristiwa ini?" Tanyaku.
"Tentu saja tidak, setelah kita sampai kamu pasti akan bertemu dengan yang lain" Sekar menjawab dengan senyum diwajahnya "Dian, ceritakanlah padaku bagaimana kamu bisa selamat dari ini semua".
"Saat insiden terjadi, aku langsung pergi ke supermarket untuk menetap disana, hingga akhirnya aku bertemu denganmu" Hanya sedikit yang kuceritakan pada sekar, aku takut jika kuberi tau semuanya dia akan benci padaku.
"Yh, saat itu aku sedang kehabisan bahan makanan, dan kebetulan sekali ada kamu di dalam sana"
Aku hanya terdiam mendengar cerita sekar.
Kami berhenti di sebuah bangunan yang cukup besar.
"Sip, kita sudah sampai, tunggu sebentar Dian, aku akan membantumu berjalan"
Di wilayah ini sangat sepi seperti kota mati, aku belum melihat satupun zombie di sekitar sini. "Tempat apa ini? Apa kamu tinggal di dalamnya?"
"Bangunan tua ini tempatku bernaung sekarang, walaupun terlihat tidak layak tapi inilah tempat teraman untuk saat ini" ujar sekar.
"Pelan-pelan saja Dian" Sekar membantuku berjalan menaiki tangga satu persatu, tempat ini sangat besar, pasti banyak orang yang selamat disini.
Aku sudah menaiki kira-kira 6 lantai "Berapa lama lagi kita sampai?" Tanyaku.
"Sebentar lagi kok, tinggal 3 lantai lagi" jawabnya dengan santai.
"Fyuh... akhirnya kita tiba juga, nah disinilah aku tinggal"
Seseorang laki-laki menghampiri kami "Sekar!, apa orang yang kau bawa itu benar-benar Dian?"
"Ya Riski, tentu saja ini Dian , kamu kira ini siapa?"
Laki-laki itu pergi, tak lama kemudian dia kembali dengan membawa seluruh temannya "Nah... dengan adanya Dian kita semua sudah lengkap sekarang" mereka semua langsung memelukku.
"Walaupun kamu pendiam, tapi kami semua tetap mengkhawatirkanmu Dian" ujar sekar.
"Tunggu... apa aku pernah bertemu dengan kalian?" Tanyaku.
"Semua orang yang selamat disini adalah teman sekelasmu, makanya tadi aku bilang kita sudah lengkap" jawab Riski.
Semua temanku memiliki skill survival.
Aku tidak percaya ini, apa ini sebuah kebetulan? Semua temanku selamat!, walaupun aku tidak ingat mereka, tapi mereka tetap baik kepadaku. Berkat pertemuan ini aku semakin akrab dengan teman-temanku, aku belum pernah merasa sebahagia ini saat berkumpul dengan teman. Aku menceritakan bagaimana kejadian ini bisa terjadi, mereka semua percaya dengan perkataanku dan meresponnya dengan baik "ini semua bukan kesalahanmu kok Dian, ini sudah takdir." Itulah yang mereka katakan.
"Hmm... Sekar!, dimana makanan yang kamu bawa, kami sudah lapar nih..., apa jangan-jangan kamu gagal mendapatkannya?" Ujar Riski.
"Eits... jangan salah!, aku pasti selalu berhasil, kalo gagal aku pasti tidak akan berada disini sekarang😑, sana ambil saja sendiri, makanannya ada di belakang truk, aku tidak kuat mengangkatnya sendiri"
"Kamu tunggu disini saja yh dian, jangan kemana-mana" Sekar dan lainnya turun mengambil makanan.
Aku tidak bisa ikut mereka kakiku terluka, aku juga pasti tidak akan kemana-mana.
Buku catatan milik ibu masih kubawa hingga sekarang, sambil menunggu mereka naik, aku membaca semua isi catatan itu.
Aku tidak percaya ini! ternyata ibuku sudah mempersiapkan cara mengatasi resiko yang akan terjadi, di bagian akhir catatannya tertulis tempat penyimpanan Vaksin Penyembuh untuk orang yang tertular, para zombie tersebut bisa kembali menjadi manusia setelah menghirup Zat ini. Aku harus memberitahukan semua ini pada mereka.
Tak lama kemudian Sekar dan yang lainnya kembali, dengan segera aku menghampirinya untuk menceritakan semua ini.
Sekar menepuk pundakku "Baiklah Dian, santai saja😊, setelah kita makan aku akan pergi denganmu untuk mengambil Vaksinnya, dan kita semua akan selamat"
Menyenangkan rasanya mempunyai teman yang saling percaya.
Bersambung.
##
Silahkan di comment yh kk, jangan diam saja
Di Vote yh :D.
<><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><>
KAMU SEDANG MEMBACA
DarkEdam
Science Fiction[Jangan Copas] [Baca dulu aja, mungkin kalian akan suka] 😊 Tahun 2020 menjadi tahun terburuk yang pernah ada. Edam menjadi awal mula munculnya mayat hidup(zombie) Ini semua harus segera dihentikan, sebelum semakin parah. *** Aku hanya seorang rem...