"Minki bangun" Minki mengerjapkan matanya begitu seseorang menggoyangkan badanya,
Papa Minki.
Minki segera terbangun dari tidurnya dan berdiri. Mengucek matanya perlahan dan menguap,
"Mandi dulu sana kak"
"Males ah, makan malem doang ini"
"Tapi mama bilang, Kakak kalo ga mandi bakalan nyesel"
Minki mengusap pelan wajahnya, papanya ini mau aja dikerjain mamanya.
"Mama gausah di dengerin"
"Tapi kak, seenggaknya cuci muka kamu dulu sana. Kusut banget"
"Mager" Minki berjalan mendahului papanya menuju meja makan. Minki masih mengucek matanya hingga tidak melihat bahwa ada banyak orang yang bukan keluarganya berada di meja makan.
Hyungseob yang melihatnya hanya bisa menganga, dirinya bingung melihat penampilan kakaknya yang dibilang acak-acakan. Padahal setau dia Minki kan kepincut sama tetangga sebelah.
Sebagai adik yang baik, Hyungseob berjalan perlahan. Dan menghampiri Minki, menutup mulutnya dan menarik badannya tersebut menjauh dari area meja makan.
Benar saja begitu tubuhnya ditarik, Minki berteriak berusaha melepas tangan Hyungseob dari mulutnya.
"Phuahh...ngapain lo narik-narik gue? Awas lah! Gue laper" Minki beranjak kembali dari atas kasurnya karena Hyungseob menariknya kembali ke kamar.
"Kak sumpah lo bakalan bilang beribu makasih sama gue , kalo gue ga narik lo udah abis lo dimata kak Jonghyun"
"Apaan—Hah! Jonghyun?!"
Hyungseob mencibir kelakuan kakaknya tersebut, dan mengangguk.
"Mama ngundang keluarga kak Jonghyun buat makan malem disini. Dan hampir aja lo bikin harga diri lo jatoh"
Minki masih menganga, segera ia berhambur memeluk adiknya tersebut. Mengusap pelan rambutnya dan berterimakasih.
"Gue promosiin olshop lo nanti di snapgram" setelahnya Minki memberikan flying kiss dan berlari memasuki kamar mandi untuk bersiap-siap.
"Idih jijik. Eh tapi lumayan juga, biaya endorse Kak Minki kan mahal"
Ya mahal lah ya. Secara Minki adalah uke hitz lebih hitz daripada awkareen dan yangleks.
Hyungseob kembali menuju meja makan dan berusaha menimbrung obrolan yang sedang dilakukan oleh keluarganya dan keluarga Kim.
Tidak butuh waktu lama Minki datang dengan menggunakan celana panjang berwarna putih dan sweater berwarna putih juga. Hyungseob yang melihat Minki datang langsung melotot.
Pesona Minki, aku mengaku kalah. –choihyungseob yang gugur.
"Nah itu Minki. Anak saya yang pertama" Mama langsung memperkenalkan Minki kepada keluarga Kim.
Minki tersenyum dan membungkukkan badannya. Dirinya kini duduk dihadapan Jonghyun. Lelaki tersebut terlihat tampan hari ini, hanya jeans dengan kemeja hitam yang membalut tubuhnya. Membuat Minki megap-
Minki tidak terlibat pembicaraan apapun dengan keluarga Kim. Dirinya hanya diam hingga acara makan malam selesai.
"Minki orangnya pendiam ya?" Bunda Jonghyun bertanya kepada Minki. Mendengar pertanyaan tentangnya, Minki menggeleng,
"Engga kok Bunda, Minki lagi mikirin gimana nanti kehidupan di kampus"
Bunda tertawa kecil, lalu menepuk pelan bahu Minki.
"Tenang Minki, nanti kalo pas Ospek katingnya galak dan nakal. Lapor aja sama Jonghyun, dia kan ketua pelaksana"
Minki tersenyum kecil, mikir katingnya bakalan galak sama dia kayaknya enggak. Tapi kalo nakal menjerumus ke modus kayaknya iya.
Najis. Sok cakep emang–
–padahal mah emang cakep :"-)
"Ga ah Bun, Jonghyun galak"
"Eh? Kata siapa?"
"Abis Jonghyun diem terus dari tadi"
Bunda malah ketawa denger omongan Minki. Ya gimana gak diem, Jonghyun emang pendiem orangnya. Lebih nyerempet ke cuek sih ya.
Senyum seadanya. Ngomong seadanya. Jonghyun mah gitu.
"Bukan galak. Jonghyun emang gitu orangnya, cuek"
"Nah kan Bun, nanti kalo Minki ngadu malah didiemin. Males"
Mama yang ada disana juga cuman bisa menggelengkan kepalanya liat kelakuan anaknya.
"Makasih banyak undangan makan malemnya. Lain kali saya undang keluarga pak Choi untuk makan dirumah saya" Bunda Jonghyun berpamitan,
"Saya tunggu undangannya" Mama tersenyum setelahnya.
"Daah, Bunda!" Hyungseob dan Minki melambaikan tangannya kearah Bunda Jonghyun. Keduanya terlihat sangat akrab dengan wanita seumuran mamanya.
Bunda dan Jonghyun sudah keluar dan menuju rumahnya. Mama merangkul kedua putranya dan menyuruh mereka masuk.
"Bunda orangnya asik gitu tapi kenapa anaknya cuek ya Ma?" Hyungseob bertanya, Minki juga menganggukan kepalanya.
"Ayahnya pendiem kata Bunda" Mama menjawab karena beliau juga merasa penasaran.
"Nah iya Ma! Ayahnya Jonghyun kemana? Kok tadi ga ada?"
"Kerja di luar kota, pulangnya dua minggu sekali."
Minki dan Hyungseob hanya menganggukan kepala mereka dan berjalan menuju kamar masing-masing.
Saat Minki hendak menutup gorden jendelanya tidak sengaja matanya melihat Jonghyun yang sedang mengerjakan sesuatu di laptop. Minki tersenyum senang karena kamarnya bersebelahan dengan Jonghyun. Ia keluar menuju balkon, dan tersenyum lebar ke arah Jonghyun.
"Malam Jonghyun"
Jonghyun mengalihkan perhatiannya ke arah Minki yang kini sedang melambaikan tangan ke arah dirinya.
Setelah men-save datanya Jonghyun berjalan ke arah balkon kamarnya menghampiri Minki.
"Malam"
"Kamu belum tidur?" Minki segera menutup mulutnya saat mengucapkan kamu. Jonghyun terkejut sebentar dan menjawab,
"Belum. Masih ada laporan yang harus diselesein. Kamu sekarang tidur, udah malem gabaik"
Kali ini Minki yang terkejut mendengar Jonghyun memanggilnya dengan kata kamu membuat perasaanya menghangat. Minki mengangguk dan melambaikan tangannya ke arah Jonghyun,
"Kamu jangan tidur malem banget ya?"
Jonghyun mengangguk sebagai jawaban, membuat Minki tersenyum kecil.
Setelahnya dia kembali masuk kedalam kamarnya dan menutup gorden. Merebahkan kembali badannya ke atas kasur, tersenyum mengingat percakapan kecil antara dirunya dengan Jonghyun tadi.
Minki dengan cepat merubah posisi tidurnya agar nyaman, besok dirinya akan memulai menjadi anak kuliah. Dan Minki akan satu universitas dengan Jonghyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tetangga ; JRen✨
FanfictionJodohku memang dekat, Lima langkah dari rumah Tenonet~