Bab 3 - Kenapa Kau Bertindak Sampai Sejauh Itu

14 0 0
                                    

Pada hari berlangsungnya ujian tengah semester, dan setelah ujian terakhir, kami semua berkumpul di ruang klub untuk berbicara tentang seberapa baik kami mengerjakan ujian tersebut. Yahh, sebenarnya kami jarang melakukan hal semacam ini.

"Sebenarnya, aku berpikir bahwa usahaku kali ini lumayan juga."

"Yuuka sudah lelah dengan ini semua."

Tapi, kata 'sudah lelah' menurut Hatsushiba berarti dia tidak bisa mendapatkan lebih dari 80. Itu artinya nilainya aman-aman saja, bahkan sangat aman.

"Aku juga, kupikir usahaku kali ini sudah lumayan, dan sepertinya aku sangat terbantu oleh belajar kelompok kita.”

Tozaki sepertinya merasa diuntungkan oleh kegiatan belajar kelompok kita.

Dan yang terakhir adalah…. Ayame-san.

"Aku menjawab setiap kotak pertanyaan [1] ... tapi aku tidak yakin mana yang benar atau salah."

Yah, dia pasti sudah melakukan yang terbaik sampai mentok.

Yahh, apa boleh buat, toh yang penting dia sudah berusaha.

Yang bisa kita lakukan sekarang hanyalah menunggu hasil ujian tengah semester.

"Ayame, mulai sekarang mohon belajarlah dengan rutin tiap hari. Setidaknya satu jam semalam, itu sudah bagus. Pikirkan seolah-olah, jika kau melewatkan belajar semalam saja, maka kau memerlukan tiga hari untuk menggantinya."

"Ah-umph. Aku akan berusaha keras untuk mengulas ulang pelajaran di siang hari.”

Pada saat itu, Hatsushiba mendekat dan memeluk Ayame sembari mengatakan itu dari belakang. Seolah-olah dia melakukan itu untuk memberinya motivasi.

"Tapi Kotton sudah berusaha yang terbaik, kalau begitu mari tinggalkan perpustakaan hari ini, dan bagaimana kalo kita keluar sambil jajan Taiyaki?” [2]

"Taiyaki? Itu ide bagus, bagaimana denganmu, Aramiya, Tozaki? Aku akan mentraktir kalian sebagai ucapan terima kasih karena telah membantuku belajar selama ini.”

Ayame mengatakan sesuatu yang tak kuduga.

Tapi karena dia akan mentraktir kami atas ucapan terimakasih, kurasa Taiyaki boleh juga.

Kami keluar dari sekolah dan berjalan menuju toko Taiyaki di taman. Kemudian cari tempat duduk untuk menikmatinya.

Cukup umum bagi pelajar membeli jajanan sepulang sekolah, namun tidak untuk beberapa siswa karena uang jajan bulanan mereka sangatlah terbatas.

Mungkin karena aku sudah biasa berhemat, makanya saat ini aku merasa sedikit tidak nyaman. Tapi apa pun itu, camilan gratis pastilah enak rasanya.

"Duh, panas ~"

Hatsushiba dengan riang mengunyah Taiyaki, senyum lebar semerbak di wajahnya sehingga membuatnya mirip seperti bunga matahari. Caranya mengunyah membuat Taiyaki itu terlihat begitu nikmat. Kalau saja dia jadi bintang iklan Taiyaki, maka penjualannya pasti akan meningkat.

Tozaki melihat Hatsushiba dengan wajah sedikit kusut, atau lebih tepatnya mupeng. Dia cukup sering pasang wajah seperti itu, sampai-sampai kita bisa buat episode khusus untuknya.

"Krimnya sangat lezat."

"Hah? Krim? Biasanya sih isinya pasta kacang merah.”

"Aku pengen mencicipi punyamu, Kotton!"

Nampaknya kedua gadis itu sangat bahagia bersama. Mereka saling mencicipi Taiyaki-nya masing-masing, sembari cekikikan dengan girang.

Tozaki menatapku dengan ekspresi aneh.

Chuuko Demo Koi GasitaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang