ILUSI

408 9 8
                                    

Apa yang akan terjadi jika yang kau lihat bukanlah apa yang sebenarnya terlihat atau hanya sebatas ILUSI?

##

"Aduuuh pa, perut mama sakit" aku berusaha membangunkan suamiku yang sedang terlelap di sampingku.

"Pa...pa bangun pa, perut mama sakit banget nih. Kayaknya udah mau lahiran deh" aku menggoyangkan tubuh suamiku.

"Hm, ada apa sih mah?" tanyanya sambil mengucek mata.

"Mama kayaknya udah mau lahiran, sakit banget pa"

"Kamu mau melahirkan!" ucapnya sedikit berteriak.

"Iya. Ayo dong pa cepat antar mama ke RS, udah gak kuat nih" pintaku.

"Ya sudah papa siapkan mobilnya sekarang, kamu tunggu sebentar"

Suamiku bergegas keluar kamar, beberapa menit kemudian ia pun kembali.

"Ayo mah, mobilnya udah siap" dia mulai memapahku untuk melangkah keluar menuju garasi.

"Oh iya pa, tolong papa masuk lagi ambil tas di dalam lemari bagian bawah yang udah mama siapin. Buruan yah pa" ucapku masih menahan sakit.

"Yang ini?" tanya suamiku sambil memperlihatkan tas di tangannya.

"Iya benar, yah udah kita berangkat sekarang"

Mobil kami pun melaju dngan cepat menuju Rumah Sakt yang terdekat.

##

"Permisi? Apa bapak suami dari Ibu Lydia?" tanya seorang suster yang baru keluar dari ruang bersalin.

"Iya betul sus, saya Seno suami dari pasien" jawab pak Seno cepat.

"Jadi gini pak, posisi bayi dalam kandungan bu Lydia tengkurap, terpaksa tim medis harus melakukan oprasi sesar. Ini berkas yang harus bapak tandangani"

Tanpa menunggu lama pak Seno segera menandatangani berkas yang diberikan suster tersebut.

2 jam kemudian

"Selamat yah bu, pak. Bayi anda perempuan" ucap seorang dokter pada kami berdua.

"Iya dok, terima kasih" jawab kami bersamaan.

"Iya sama-sama bu, pak. Kalau begitu saya permisi dulu. Ibu Lydia istirahat yang cukup" ucap dokter menasehati sebelum akhirnya keluar melangkah dari ruangan.

"Sesuai kesepakatan karna bayinya perempuan, berarti papa dong yang berhak ngasih anak kita nama" ucap mas Seno padaku.

"Emang kamu udah nemu nama yang pas untuk putri kita?" tanyaku menggoda.

"Sudah dong"

"Siapa"

"Celline Suseno, gimana menurut mama?"

"Celline. Celline. Kedengarannya bagus, ya sudah aku setuju nama anak kita CELLINE SUSENO" ucapku sambil tersenyum, bahagia masih begitu terasa di hatiku.

**********

Seminggu telah berlalu dan hari ini dokter yang menanganiku sudah memberikan ijinnya untukka agar bisa pulang ke rumah.

"Permisi bu, saya Anggun. Saya ke sini untuk memeriksa tekanan darah Ibu" ucap seorang suster lembut lalu mendekat ke ranjangku.

Kenapa setiap suster yang memeriksaku di rumah sakit ini kalau berbicara terdengar begitu lembut dan sangat sopan, tapi pada saat aku menatap wajah mereka, mereka selalu menatapku sinis.

Kisah MisteriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang