"Ayra, Maukah Kau menjadi kekasihku?" Aku mengucapkan kalimat itu dengan perasaan canggung.
Ayra mengulas senyum, membuatku yakin kalau akan menerima jawaban yang kuharapkan.
Dan yah benar saja. Ayra mengangguk perlahan dan meraih kedua lenganku untuk mengajakku berdiri karena posisiku yang masih berlutut di hadapannya.
"Kau belum menjawab pertanyaanku, Aku ingin mendengar jawaban langsung dari mulutmu, bukan sekedar anggukan." ucapku sembari duduk di sampingnya.
Ayra kembali mengulas senyum seraya berucap,
"Iya Aku mau. tapi--" Dia menahan kalimatnya.
"Tapi apa?" tanyaku penasaran.
"Tidakkah Kau merasa malu memilih Aku menjadi kekasihmu? Aku yang aneh menurut kebanyakan orang. Bahkan tak memiliki seseorang yang bisa kusebut teman." jawabnya dengan nada sedih dalam kalimatnya.
Kali ini Aku yang mengulas senyum, lalu mengelus lembut kedua pipinya yang mulai menampakkan semburat merah karena tersipu malu.
Kembali Aku mengangkat suara,
"Haruskah Aku mengabaikan perasaan cintaku hanya untuk mendengarkan komentar orang-orang tentangmu? Haruskah Aku menyiksa diri dan tidak bersama wanita yang kucintai hanya karena mereka berpikir Kau gadis yang aneh?" ucapku sambil menggengam erat kedua tangannya.
"Bukan begitu--"
"Tidak! Kau sudah menerima cintaku dan menjadikan diriku sebagai kekasihmu, itu sudah cukup. Tidak ada lagi kalimat yang akan membuatmu merasa berbeda dari orang lain." Aku memotong kalimatnya cepat.
"Randi. Apa Kau tahu? Aku sangat bahagia mendengar semua kalimatmu barusan. Apalagi saat Kau meminta diriku untuk menjadi kekasihmu." ucapnya dengan mata berbinar.
"Kalau begitu, Aku berharap Kau tidak lagi merendahkan dirimu sendiri, Karena hal itu akan membuatku merasa terluka."
"Iya baiklah, Aku berjanji untuk tidak lagi merasa berbeda dengan orang lain" ucapnya sambil mengeluarkan jari kelingkingnya.
Aku meraihnya dan menautkan dengan jari kelingkingku.
"Apa Aku boleh mengatakan sesuatu sekali lagi?" tanyanya kemudian.
"Jangankan sekali lagi, bahkan ribuan. Kau boleh mengatakan semuanya"
"Mm. Aku mau Kau berjanji padaku." ucap Ayra dengan raut wajah yang serius.
"Janji apa?" tanyaku penasaran.
"Berjanjilah bahwa Kau tidak akan pernah meninggalkan Aku sampai kapan pun dan apa pun yang terjadi padaku nanti."
"Apa maksudmu?"
"Kau tahu jelas apa maksudku, Aku tidak ingin lagi sendirian. Kau akan terus menemaniku. Benar kan?"
"Ayra, Aku janji untuk selalu bersamamu. Apa Kau senang sekarang?"
Ayra tidak menjawab, Dia hanya mengulas senyum yang menurutku begitu menawan.
"Ah cantik sekali." batinku.
**
Sebulan telah berlalu sejak aku dan Ayra resmi berpacaran. Seperti biasa, setiap malam minggu aku akan menjemput wanitaku itu di rumahnya untuk sekedar berjalan-jalan. Kadang kami pergi menonton bioskop atau hanya sekedar dinner romantis.
Malam ini kuputuskan untuk menggunakan motor ninja milikku untuk pertama kali sejak aku dan Ayra berpacaran.
Ayra terlihat begitu cantik malam ini, walau memang dia selalu cantik di mataku, tapi malam ini ia berbeda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Misteri
Terror#171 [24/11/2017] Kumpulan beberapa kisah misteri yang siap membuat kalian bergidik takut, saya akan mengajak kalian mengenal sebagian dari DUNIA MEREKA dengan imajinasiku sendiri. Semoga karyaku ini bisa menghibur kalian para penghuni wattpad.