Die Hard

199 11 4
                                    

Kata mereka aku aneh, jelek, menyebalkan dan tidak seorangpun ingin menyapa dan berteman denganku di sekolah. Kecuali, saat mereka membutuhkan seseorang untuk dijadikan objek kesenangan mereka dalam membully. It's okey, tidak masalah.

"Lihat si bodoh itu! Setelah menjadi bahan tertawaan satu kelas kemarin di acara ulang tahun Sonya, dia masih saja tidak keberatan untuk datang ke sekolah." Kata salah seorang siswa bernama Anne dengan tatapan rasa jijiknya.

"Kalau aku yang berada di posisinya, aku akan meminta orang tuaku untuk memindahkan aku sekolah." Sahut Janet si wajah bulat menggemaskan dengan rambut bergelombang cantik.

"Dia kan tidak tahu malu!" Timpal Reona, si gadis blesteran Spayol. Dia tidak kalah cantik dengan kedua temannya.

Penampilan mereka memang sangat jelas kalau gadis-gadis itu adalah anak orang kaya. Tapi, sayang mereka tidak punya otak untuk berpikir kalau akan ada balasan yang menunggu mereka karena perlakuan mereka padaku.

Aku yang masih berjalan di koridor sekolah dengan ratusan pasang mata yang menatapku tidak peduli sama sekali.

"Nikmati saja kesenangan kalian sekarang selagi bisa!" Ucap batinku sambil melempar tatapan dendam ke arah mereka sebelum masuk ke ruang kelas untuk mulai menerima pelajaran.

Im the best dalam semua mata pelajaran, semua guru bahkan kepala sekolah sangat bangga padaku. Kebencian para siswa bukan hal yang harus menjadi alasan aku meladeni sikap angkuh mereka, sebelum waktunya tiba!

**

Dua minggu lagi libur panjang semester akhir akan tiba. Pagi ini aku berencana mengumumkan sesuatu pada teman sekelas, ralat bukan teman sekelas, hanya kebetulan satu kelas bersama mereka yang tidak pernah menganggap keberadaanku meski selalu meraih peringkat pertama. Aku melangkah menuju ke depan kelas, dan yah mereka secara bersamaan menatapku penuh tanya.

"Apa yang akan dilakukan anak aneh itu di depan kelas?" Tanya Reona sinis pada kedua teman se-geng-nya, Anne dan Janet.

"Entahlah!" Jawab kedua temannya tak acuh.

Aku yang mendengar komentar mereka secara bergantian justru tidak mempedulikannya. Dengan posisi tubuh yang tegap aku berusaha mengatakan sesuatu.

"Baiklah. Aku tahu kalian bertanya-tanya kenapa aku berdiri si sini sekarang, aku akan mengatakannya." Kataku mulai bersuara.

"Heh." Dengus Anne.

"Dasar tolol! memangnya ada yang penting darimu?" Timpal Janet dengan berkacak pinggang, membuat seisi kelas menertawakanku.

Aku tidak membalas apapun yang mereka katakan, aku hanya akan menyampaikan tentang rencanaku mengundang mereka semua liburan dengan kapal pesiar mewah milikku.

"Aku, Juliana Buenavista. Mengundang kalian semua datang ke kapal pesiar milikku untuk liburan berkeliling Asia selama liburan sekolah nanti. Tidak perlu membawa bekal apapun kecuali pakaian." Kataku mantap.

"Apa dia baru saja mengatakan nama Buenavista? Hah?" Seru Anne, yang kuyakin saat ini sedang shock.

Buenavista. Siapa yang tidak mengenal simbol nama keluarga besar itu. Buenavista, keluarga terkaya nomor satu di negri ini, Filipina.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 20, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kisah MisteriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang