Rahasia

14 0 0
                                    

Setiap orang pasti memiliki Rahasia dalam hidupnya.

Entah itu hal paling menyenangkan, menyedihkan atau hal paling memalukan. Bahkan meskipun itu menyakitkan untuk dipendam sendiri.

Dan malam itu,

Mungkin, awal dimana aku akan mengetahui kenyataan dari Rahasia besar yang selama ini bersembunyi.



" Pak Bima, i i iniiii "

Tanpa menjawab lagi Pak Bima langsung mengambil ponselnya dari tanganku dan segera mengantonginya. Seperti Penjahat yang sedang tertangkap basah, entah rasa takut, malu atau khawatir yang sedang Pak Bima rasakan,  dan aku memutuskan untuk diam tanpa bertanya.

Sepanjang perjalanan kecanggungan melanda diantara kami, sampai akhirnya mobil kami tiba didepan rumahku.

" Makasih ya Pak tumpangannya, saya masuk dulu " segera aku keluar dari mobil Pak Bima dan bergegas masuk ke dalam rumah.

" Elsa.. " Pak Bima pun turun dan mencoba mengejarku

" Eh iya Pak ?" aku menoleh ke arahnya

" Kamu pasti daritadi penasaran ya tentang panggilan itu " Akhirnya Pak Bima mengungkit hal tadi yang memang benar membuatku sangat penasaran

" ooh?? "

" Kalaupun Iya, tolong rahasia kan ini dari siapapun ya "

" Eh ?!! i i yaa pak "

" Terimakasih ya elsa, yauda kamu masuk gih "

 Singkat, membuatku segera meninggalkan Pak Bima yang masih berdiri ditempat kami berdiri tadi sambil melihatku masuk ke dalam rumah. 

Sesampainya aku didalam rumah, aku melihatnya lagi dari balik jendela, aku melihat Pak Bima masuk kedalam mobilnya dan pergi . Kukira tadi dia akan memberi tauku sesuatu, ternyata hanya menyuruhku untuk diam.

Bagaimanapun perasaan penasaran ini terus menghantui , aku harus merahasiakannya sesuai permintaan Pak Bima. Harus !


Karena Semalam Hujan, Udara dingin pagi ini membuatku tak ingin beranjak dari balik selimut.

Kringgggggg...... Kringgggggggggg....

Ponselku terus berdering dari subuh, tapi rasa kantukku tak bisa terkalahkan, sampai akhirnya Hujan datang lagi dengan ditemani petir kilat yang membuatku sontak langsung bangun karna ingatan tentang Jemuran tibatiba muncul dikepalaku.

Aku bergegas ke belakang rumah dan mengangkat pakaian-pakaian ku. Sudah 3 hari dari sekarang, pakaianku tak kunjung kering, karna terus saja hujan turun tanpa muncul matahari sekalipun T_T

Setelah menjemur ulang didalam ruangan, aku kembali ke tempat tidur dan berusaha menelusup kedalam selimut, lagi. Tapi niat itu terhalang oleh dering ponselku yang kali ini aku sadari.

" Halo .." ucapku dengan keadaan setengah sadar.

" Sayang, Kamu gapapa kan?" 

" Oh Fakhri!!" Kantukku sontak hilang seketika setelah mendengar suara Fakhri yang terdengar begitu cemas.

" Maaf, aku kemarin trllu capek, jadi aku langsung tidur deh, lupa cek hp, maafin aku yaa"

" Huh, untung aja ! kirain km kenapakenapa, habisnya daritadi aku telfonin gak km angkat "

" hehe aku gpp kok, kan km tau sendiri klo aku tidur susah bangunnya, hehe"

" yauda, kamu istirahat aja dirumah, katanya disana lagi hujan kan skrg?"

" iya lagi hujan, dan aku kangen kamu!! "

" Aku juga kangen kamu , yauda aku balik kerja lagi ya "

" Iya jangan telat makan ya!"

" Iya sayang, kamu juga ya! "
Segera ku akhiri panggilan dari Fakhri.

Memang sih, hubungan jarak jauh seperti ini kadang membuatku frustasi karna terlalu merindukan Fakhri. 

Jarak memang terlalu kejam untuk Rindu yang sedang gila-gilanya.

Auntumn in MorningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang