Kamu.
Mulanya sedekat nadi, kini sejauh matahari.
Mulanya untuk menjaga hati, kini dekat tanpa arti.
Menusuk tajam layaknya gerigi, merasuk ke sukma juga lubuk hati.
Ya. Berharap bisa dekat (kembali), tapi takut akan menyakiti.
Menyiksa memang.
rindu ini mengular seperti semak belukar yang liar dan hingar.
rindu ini semu dan terus menggebu.
Apakah kau juga merasakan itu?
Entahlah, aku tak peduli apa katamu, tak peduli apa pikirmu.
Namun,
Senyummu selalu membuat ku semakin semangat menjalani hari, walaupun untuk saat ini senyummu yang ku nikmati hanya sekedar gambar 2 dimensi.