Mulut tak siap berbisik pada telingga bahwa mata menyaksikan hati yang tak dihargai.
Kaki tak siap melangkah untuk menemani tangan mencari sebuah arti.
Perasaan tak siap menggandeng pikiran untuk tahu seberapa berat rindu ini.
Bayangmu datang dalam mimpi,
Membawa ribuan pisau belati,
Untuk membunuh hati yang terpatri,
Agar mati dan berhenti menanti.
Bila rindu ku miliki,
Dan berat ku rasai,
Apa kau disitu mengerti?