2

759K 40.5K 5.2K
                                        

"Pagi bang" Sapa Afra.

Satrio melihat kearah Afra, tumben-tumben adiknya itu bangun sendiri, biasanya Satrio yang harus membangunkannya.

"Tumben bangun sendiri" Satrio memakai jaketnya bersiap-siap untuk mengantarkan Afra sekolah.

"Anak perawan kan memang harus bangun pagi" Ucap Afra sekenanya.

Tiba-tiba nada dering telfon Satrio berbunyi.

"Halo. ..... Gue masih mau nganterin adek gue...... harus sekarang banget ya.....  Hmmm oke lah gue otw"

"Dek gue gak bisa nganterin lo sekarang" Ucap Satrio buru-buru.

"Lah kenapa bang, entar gue telat kalau gak dianterin, pkoknya anterin gue gak mau tau" Protes Afra.

"Naik ojek apa angkot gitu dek, penting nih" Satrio langsung pergi meninggalkan Afra yang masih melahap rotinya.

"Tapi bang,,,, bang, ih malah ditinggal, ya ampun kayaknya gue bakal telat beneran nih" seraya memperhatikan jam tangannya.

afra langsung berlari ke depan rumahnya untung ada angkot lewat. Dan ya nyampek sekolah Afra bener-bener telat, kayaknya Afra bakal dijemur dan item saat ini juga.

Ferdy dan teman-temannya baru keluar dari kantin, Ferdy melihat ke arah gerbang sekolah ada CELEK, sebutan Ferdy untuk cewek yang sering dibullynya, Cewek Jelek. Ferdy ingin tertawa saja jika melihat wajahnya Afra ya siapa lagi yg Celek kalau bukan Afra, wajahnya yang bundar, pipinya juga tembem tapi kurus, tonggos pula, aneh kan. Mangkanya lucu aja kalau dibully. Bentar-bentar Ferdy bilang apa? LUCU kayaknya Ferdy akan tarik kata-kata itu.

Ferdy menghampiri Afra, Afra yang melihat Ferdy berjalan kearahnya merasa was-was, apalagi ini, batin Afra. Ferdy menarik tangan Afra sampek ke tengah-tengah lapangan.

"Woyyy semuanya liat siapa yang telat sekarang" Ferdy menatap Afra dengan tatapan yang tidak bisa Afra tebak.

"CELEK, CEWEK JELEK GUYS hahaha" Ferdy tertawa merasa puas dengan apa yang dilakukannya, di ikuti dengan tertawaan murid lainnya.

Guru-guru hanya diam saja tidak ada yang bisa ikut campur, karna Ferdy adalah anak pemilik sekolah ini, jika ada yang ikut campur Ferdy tidak akan segan-segan untuk memecat guru itu, bahkan pun Papanya Ferdy merasa lelah dengan kelakuan Ferdy yang seenaknya saja memecat guru, dan susah untuk mencari pengganti guru yang lain.

Banyak yang berbisik-bisik membicarakan Afra.

"Ferdy jahat banget ya sama Afra, dari dulu bully Afra terus"

"Emang pantes sih dibully mukanya aja gak banget tau gak wkwk"

"Kalau gue jadi Afra mah udah pindah, sikap Ferdy udah keterlaluan jadiin Afra mangsa bullynya hampir 3 tahun"

"Benci bisa jadi cinta, nanti kalau Ferdy suka sama Afra baru tau rasa tuh"

Afra merasa malu, dilihat sama manusia-manusia yang berhati iblis, Afra benci Ferdy. Afra ingin pergi lagi-lagi tangan Afra ditarik dan Ferdy menyiram Afra dari minuman yang ada di tangan Reyjun yang berada disebelahnya.

Wtf, Afra baru masuk sudah basah bahkan memulai pelajaranpun belum. Afra menatap Ferdy yang tersenyum puas, Afra menatapnya dengan tajam dan penuh kebencian.

"Lo gak punya ortu ya, sampek lo gak ke urus kayak gini" Ucap Ferdy melihat Afra dari ujung kaki sampai kepalanya.

"Jangan mengatakan apapun soal ortu gue kalau lo gak tau apa-apa Fer" Mata Afra sudah memerah karna amarah, matanya pun sudah mulai berkaca-kaca.

"Ckck dari tadi diam aja, sekarang lo baru mau ngelawan" Ferdy menantang Afra, Ferdy merasa akhir-akhir ini Afra selalu menjawab, tidak seperti dulu yang hanya selalu diam saja dengan perlakuan apapun Ferdy kepada Afra.

"Lo boleh ngehina gue tapi tidak dengan ortu gue"

Afra langsung berlalu dari hadapan Ferdy dan pergi ke atap sekolah, hanya diatap sekolah Afra merasa tenang karna tidak ada siapapun disana, dan Afra tidak mungkin masuk kelas dengan keadaan basah seperti ini, Afra menangis Afra sudah tidak kuat. Dan entah kenapa baru sekarang Afra merasa seperti ini.

Afra tidak perduli dengan hukumannya yang telat toh pada akhirnya guru tidak ada yang berani untuk memarahi sikap Ferdy yang semena-mena kepadanya.

Afra menunduk menatap ujung sepatunya, Afra mikir semikirnya apa salahnya terhadap Ferdy, sampai Ferdy menistakan dirinya.

Apa segitunya gue kelihatan gak keurus, apa segitu jeleknya gue ini. Gue harus nyalahin siapa?, kenapa gue ada didunia kalau cuma buat di hina, batin Afra.

"GUE BENCI DIRI GUE SENDIRI" Teriak Afra dengan air mata yabg sudah mulai menetes.

Afra berada diatap sekolah sampai pulang sekolah. Tiba-tiba hpnya berbunyi.

"Iya bang"

Afra langsung turun ke bawah setelah mendapat telfon dari Satrio yang sudah berada didepan gerbang sekolahnya dan saat itu juga Satrio langsung kaget melihat kondisi Afra yang acak-acakan. Afra hanya menangis lalu memeluk Satrio yang hanya mematung menatap adiknya itu.

Setelah sampai dirumahnya Afra langsung pergi ke kamarnya.

Afra merasa tidak enak badan, Afra membersihkan diri dulu, lalu berbaring dikasur kesayangannya.

"hachu" 

alay banget ya gue ga tau kalau orang bersin itu gimana 😂

Afra flu, tiba-tiba Satrio langsung masuk ke kamar Afra, dan membawakan obat sama bubur.

"Kan lo sakit dek, kenapa gak langsung pulang aja tadi, lo tuh ga bisa sedikit aja kedinginan bisa langsung sakit" Satrio khawatir dengan kondisi Afra yang hidungnya sudah memerah.

"Gue gak apa-apa kok bang" Afra berusaha untuk terlihat baik-baik saja dihadapan Satrio padahal sudah terlihat jelas oleh Satrio hidung Afra mampet dan memerah.

"Udah ini makan, abang bikin bubur barusan" Satrio menyodorkan bubur ayam kepada Afra dan menyuruh Afra untuk duduk.

"Gak mau palingan juga asin buburnya abang kan gak bisa masak" Enggan Afra untuk mencoba makanan Satrio.

"Enak kok dek tadi abang udah cicipin,, aaaa " Satrio menyupi Afra.

Afra membuka mulutnya, tidak terlalu buruk. Afra mengambil mangkok yang berada ditangan Satrio dan memakannya dengan lahap, lagi pula Afra juga lapar.

"Sakit enggak, tetep aja doyan makan lo dek, nih minum obatnya" Satrio menjulurkan obat kepada Afra, dan Afrapun menerimanya.

"Biarin napa bang" Afra meminum obatnya dengan cepat dan komuknya tidak bisa dikondisikan akibat obat yang pahit.

"Sa ae komuknya napa,,, Liat noh pipi lo makin gede tapi badan tetep aja rata" Satrio memandang kebagian Dada Afra.

Afra menendang pantat Satrio sampai Satrio terjatuh dari kasur.

"Udah sono keluar gue mau istirahat" Afra memakai selimutnya dan mulai berbaring.

"Cepat sembuh adekku sayang emmmuach" Satrio mengecup puncak kepala Afra.

"Alayers" Afra menutup seluruh tubuhnya memakai selimut agar Satrio cepat keluar dari kamarnya.


















Tbc
Jangan lupa voment ya.

17927-190107

Jelek, Bodo Amat. (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang