TIGA : GETTA DAPAT BEKAL

27 7 30
                                    

🌻

Seharusnya Nisa datang lebih awal, itu yang Getta harapkan. Sudah hampir lima menit lagi bel masuk berbunyi, tanda-tanda kedatangan Nisa belum juga terlihat. Getta beranjak dari tempat duduknya menghampiri Dea.

"Dea,"tegur Getta lalu duduk di bangku Nisa.

Dea yang sebelumnya sibuk menyalin pr biologi sedikit mendonggakkan kepalanya, "Kenapa? Mau ikutan nyontek?" kata Dea sejenak menatap Getta, lalu kembali menyalin contekannya.

"Nggak, makasih." tolak Getta mentah-mentah.

"Tumben, emang lo udah ngerjain?" kali ini Dea duduk tegap, sejajar dengan Getta.

"Belum, males," jawab Getta santai.

Dea berdecak, "Ck, udah tau gue." kata Dea acuh lalu melanjutkan aktivitasnya,"yang namanya Getta kan, emang males sedunia. Haha!!"Dea tertawa mendengar ucapannya sendiri.

Getta melirik Dea dengan ekor matanya."Nisa jadian sama Alif, ya?" tanya Getta ragu-ragu.

Dea sempat kaget, soalnya pertanyaan Getta layaknya jelangkung. Baru saja Dea hendak membuka mulutnya, muncul suara nyaring yang bikin teliga Dea rasanya gatal.

"Siapa bilang gue jadian sama Kak Alif?!"protes Nisa yang ternyata sudah datang, baru saja.

Dea melirik Nisa yang berdiri di sampingnya jengah lalu berpaling menatap Getta. "Getta!" tunjuk Dea cemas ke arah Getta.

Mata Getta melebar. "Eh, kok gue?"

Nisa melayangkan tatapan penuh arti ke arah Getta, sebenarnya lebih terkesan tatapan penuh rasa bingung."Lo tau dari mana, Get?" tanya Nisa penasaran.

Getta melengos membuang muka."Gue nebak aja kali, Nis," sahut Getta sambil berdiri dari tempat duduk.

Nisa menghela napas."Gue nggak jadian sama Kak Alif!" kata Nisa cukup keras, sehingga menjadikan dirinya sorotan beberapa teman sekelasnya.

Getta terkesiap. "Oh." hanya itu yang keluar dari dalam mulut Getta. Getta menyimpan kedua telapak tangannya di saku celana lalu kembali ke mejanya.

Nisa melayangkan tatapan sinis ke arah Dea, "Ini pasti gara-gara lo teriak nggak jelas di kantin kemaren!" kata Nisa menuduh Dea terang-terangan, "semua orang pada ngira gue beneran jadian sama Kak Alif. Ih." lanjut Nisa sambil mencubit pipi Dea geram.

"Aw, sori, Nis."

🌻

Bel istirahat berbunyi nyaring, berbaur dengan teriakan tidak jelas oleh sebagian siswa SMA Cemerlang Jaya. Tidak heran, begitu juga dengan kelas XI-2, Getta hanya bisa geleng-geleng kepala melihat teman sekelasnya sebelas-dua belas mirip orang gila lepas dari tahanan. Edo saja lagi joget-joget ala keong racun sekarang. Jam istirahat itu layaknya jam pulang, paling ditunguin kedatangannya!

"Do, lo abis obat?" sindir Getta.

Yang disindir masa bodoh, malah makin asik joget-joget. "Lo seharusnya ikutan joget, Get. Kapan lagi nikmati masa muda. Hahaha!" Edo berlari berbaur dengan gerombolan cowok-cowok yang sedang berjoget mengikuti irama musik DJ. Entah siapa yang memutarnya. Kurang-kurang, Reyhan si ketua kelas bukannya mencegah malah ikutan joget sambil ambil video teman-temannya.

Pernah waktu itu Reyhan di tegur salah satu guru yang lewat di depan kelas mereka saat jam istirahat. Ini kelas untuk belajar atau pasar kaki lima!?  Reyhan masa bodoh dengan teguran itu, ia malah menjawab santai. Kami ribut di jam istirahat, Bu. Ibu pasti tau, kalo jam istirahat itu bebas. Seharusnya Ibu bangga sama kelas saya yang cuma ribut di jam istirahat. Dan itu bohong! Reyhan bohong!!

Getta tersenyum tipis melihat aksi teman-temannya.

"Getta!" teriak Bella dari ambang pintu.

Alis Getta terangkat, tumben cewek mungil itu ngamperin dia. Getta beranjak dari tempat duduknya. Berjalan menerobos teman-temannya yang masih asik berjoget. "Iya, Bell?" sahut Getta.

Bella tersenyum lebar, "Nih, buat lo." Bella mengulurkan kotak makan berwarna pink ke arah Getta.

Jelas Getta bingung, "Buat gue?"

"Iya, buat lo. Gue masakin nasi goreng kesukaan lo!" kata Bella dengan wajah berseri-seri, "pokoknya harus lo makan dan habisin!" ancam Bella.

Getta tersenyum tipis, lalu meraih kotak makan itu. "Makasih, ya, Bel." kata Getta lalu menyimpan kotak makan itu di tangannya.

Bella mengangguk malu, beberapa detik ia mencuri menatap Getta jengah. "Gue duluan, ya. Balik ke kelas." pamit Bella lalu berlari kecil meninggalkan Getta, membuat kuncir kudanya bergoyang-goyang.

"Cieeeeeee!"seru Dea yang hendak keluar kelas bersama Nisa. "Ehem, ehem."

Getta melirik Nisa lebih dulu, cewek itu hanya diam, dengan senyum samar melekat di bibirnya.

"Nis, pr sosiologi udah belum?" tanya Getta tanpa memperdulikan Dea.

Nisa melengos ke samping, menatap Dea. "Ehm, sudah." jawab Nisa singkat, ia menarik lengan Dea untuk di peluk,"kalo lo mau liat ambil aja di dalam tas." kata Nisa cepat, ia berlalu melangkahkan kakinya.

Dea tertawa keras."Cie Abang Getta, ehem, ehem! Jangan nggak di makan, ya, Bang!"kata Dea sebelum melangkahkan kakinya mengejar Nisa.

Kedua cewek itu pun berlalu, meninggalkan Getta.

Getta berdecak kesal, "Lo bikin semuanya tambah rumit, Bell!" umpat Getta.

Getta mengedarkan pandangannya ke dalam kelas mencari sosok Edo."Do, Edo, Edo!" teriak Getta. Edo menoleh ke arah Getta. "buat lo!" Getta meletakan kotak makan itu di meja yang berada di dekatnya, lalu ia berjalan keluar kelas. Biasa, mengamati.

🌻

Votement ya kalo suka.
Salam hangat.
24.09.2017

Ps: Kok Getta jahat bgt, ya! Kasian Bella 😅😂 alamak Getta 🤣 Bella siapa sih, ganggu aja wkwk!!!

[1] SPEAK UPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang