Pagi hari disambut dengan Mentari yang menghangatkan kulit. Seorang gadis yang memiliki senyum sangat manis belum lagi gigi tikus yang menghiasi senyumannya, hidung yang tinggi serta pipi yang berisi membuat kecantikanya bertambah berkali lipat. Dia tidak memindahkan arah pandangannya kearah bawah lapangan, baginya sosok yang dia pandangi adalah suatu anugerah dari Tuhan yang pantas untuk dipandang. Itulah Zea Oktaviana. Tapi salahkah seorang gadis sepertinya sakit hati melihat para penggemar dari pria yang dia sukai bersorak kencang. Sesekali telinganya panas mendengar para penggemar dari pria yang dia sukai.
" Wahhhh, Rangga. I love you"
" Rangga, sini aku lapin keringatnya"
" Sayang, ini airnya. Ayo cepat kemari, "
" Shoot terus rangga sayang, yah gitu beibei, "
Ingin sekali Zea mau muntah dengan teriakan lebay para fansnya. Itulah Rangga gavidriandra, kakak Famous seantora sekolah yang membuat Zea menjadi rajin kesekolah. Udah Ganteng, pintar, karismatiknya nggak ketinggalan membuat para siswi disekolah akan jatuh hati padanya. Belum lagi senyumanya yang manis pake banget, matanya itu bersinar seperti pelangi. Zea rela untuk menghabiskan waktu istirahatnya hanya untuk melihat Rangga tanding basket, perut keroncongan tidak masalah buatnya karena hanya dengan melihat wajah dari Rangga membuat nafsu makannya terhenti. Di saat dia asik memandang sosok yang ia kagumi. Tiba-tiba bel masuk berbunyi, membuat sosok Zea menjadi kesal. Dia tidak rela, jika dia sedang belajar tapi dia belum menyaksikan sampai habis Rangga bertanding. Belum lagi jika ada para siswi yang kecentilan. Kalau bisa diartikan nanti raga Zea ada didalam kelas tapi hatinya ada ditempat lain. Belum sempat dia masuk kelas, suara kericuhan sudah terdengar dari lapangan basket yang membuat banyak orang berkumpul untuk membantu menolong.
" Hei rangga itu punya gue, milik gue dan selamanya milik gue, " kata gadis yang rambutnya sudah berantakan dan suarannya bisa terdengar dari lantai atas
" Delu banget lo, hei gue dari dulu udah kenal Rangga. Jadi lo jangan sok-sok bilang' jadimilik gue lah'. Belum tentu kali. Loh belum tau yah gue udah dinobatkan sebagai calon istrinya, " bantah gadis yang satu, tidak kalah besar dengan suara yang tadi.
" Istrinya? Lebay lu!, lo yang mimpi banget, jatuh tauh rasa lo, "
Begitulah kurang lebih percakapan kedua orang wanita yang tengah beradu argument, rambut yang berantakan, dan baju yang terkucai serta topik yang mereka permasalahkan telah menandakan jika mereka berkelahi karena Rangga.
Tapi tunggu kenapa Rangga menengok ke lantai 2 dan menatap Zea. Cukup lama mereka menatap, suara seluit menghentikan tatapan mereka. Setelah itu Rangga pergi.
" karena kerusuhan ini, pertandingan dibatalkan. Jadi besok sore kita mulai kembali. Ok baik kalian boleh kembali ke kelas, " intruksi dari pak jerwa selaku guru olahraga.
'Dia menatap gue, apa gue nggak salah liat. Apa dia tadi menatap gue. Tuhan tolong beri tahu jantung ini agar tidak terlalu berdegup kencang' batin Zea
" Ze, Zea,... Gue panggil dari jauh. Lu nggak nengok. Yuk masuk, ibu Yeni udah mau otw tuh," jelas Riska. Riska sahabat Zea dari SD, dia itu teman yang sangat baik, bergaya sederhana tapi kaya, cerdas, dan cantik pula.
" Oh Riska.....Gue senang banget, sampai-sampai gue pengen loncat sekarang, " peluk Zea
" Lo kalau senang menakutkan yah.. Pake acara loncat segala lagi. Ihh ngeri deh, udah yuk masuk, " melepaskan pelukan Zea
" Baiklah Riska Novita sayang," sambil merangkul sahabatnya itu. Walaupun Riska sahabat Zea, tapi rahasia mengenai dia menyukai Rangga itu tidak diketahui oleh Riska.
#Waktu pulang
Sebagian orang akan senang jika bel pulang telah berbunyi. Termasuk Zea, dan menurutnya itu semua bagaikan terlepas dari jeruji besi yang dipenuhi aturan dan rumus-rumus yang memputar balikan otaknya. Tapi dia akui, dia bisa menghadapi itu semua berkat ada Riska disampingnya. Riska yang cerdas dan baik, dengan senang hati memberi jawaban dan memberi tahu caranya saat pelajaran soal hitung menghitung. Karena Riska tahu Zea lemah dengan soal menghitung.
" Akhirnya~ pulang juga. Hoaaaaaa, " sambil membuka mulutnya dengan lebar.
" Lo kalau nguap tutup tuh mulut jangan sampai lalat pada hinggap, "
"Mana ada lalat mau hinggap, yang ada lalat pada pingsan duluan saat nyium nafas gue, "
" Kalau gitu gue turut prihatin pada Lalatnya, " tatap riska penuh kesedihan
" Oh yah, kemarin mama gue baru pulang dubai terus dia beliin ole-ole coklat. Lo mau nggak?" sambung Riska sambil menyodorkan coklat.
" Kalau gratis mah pasti mau," senyum sumringah Zea
"Eh, gue nebeng sama lo yah. Soalnya papa gue nggak bisa jemput,"
" Iya, santai kali. Gue bawa mobil juga,"
" Asek, yukkk," gandeng Zea
#Diparkiran
" Aduh lupa Ris, baju olahraga gue diloker. Kalau nggak diambil tuh baju baunya nanti kayak ikan asin,"
" ishh, Jorok lo. Ambil cepat sana,"
" Ok, tunggu sini yah,"
#Ditempat loker
" Uuhhh, untung ajah, " Zea memasukan baju olahraganya kedalam tas. Tapi pandanganya sekilas menatap setumpuk kado yang dibungkus rapi di sebuah loker yang terbuka. Saat mengetahui loker itu adalah milik Rangga, seberkas hatinya sakit. Itu pasti dari para penggemarnya, semua yang mencintainya mengasih hadiah. Apa perlu dia mengasih hadiah untuk Rangga, dan sebuah ide terlintas difikirannya.
" Walaupun gue belum pernah rasa coklat dari dubai. Tapi demi loh, nggak papah deh. Semoga lo suka yah, walaupun loh nggak tahu ini dari siapa, " senyum ceria Zea.
Zea pun meninggalkan tempat itu dengan terburu-buru mengingat Riska sahabatnya menunggu di area parkiran sendiri.
TBC
Please vote and comment, terimakasih juga yang udah baca. Maaf kalau receh banget T_T
KAMU SEDANG MEMBACA
Oktober kelabu
Short StoryJika Cinta mengharuskanku berkorban, aku akan berkoban walaupun perasaanku sendiri yang tersakiti Maafkan aku, aku bukanlah pria yang berani untuk jujur padamu, dan maafkan aku juga jika air matamu yang tak berdosa itu harus keluar karenaku Mengap...