Chapter 7 ( Tamat)

230 15 9
                                    

Bagaikan Bintang yang bertaburan dilangit menggambarkan betapa senangnya seorang Zea. Baru saja ia jadian sama Rangga, sekarang udah diajak ngedate bareng. Makan, nonton bioskop, dan sekarang mereka tengah berada disuatu Taman. Suasana menyejukan tidak terpengaruh oleh Zea asalkan dia bisa memandang orang yang belum dia percayai kini menjadi pacarnya. Sesekali dia mencuri pandang pada wajah Rangga yang menurut Zea bagai rebulan ditengah malam yang memancarkan sinarnya, kaos putih biasa yang ditutupi dengan jaket hitam yang diyakini harganya tidak murah menambah nilai kegantengannya

" Kamu kedinginan sayang, " melirik pada kekasihnya

" Nggak kok," bohong Zea. Sekarang Zea memakai dres berwarna coklat dan berlengan panjang tipis. Sehingga sedikit kedinginan

" Kamu ini. Kalau kamu bohong, gimana aku bisa tahu kamu sakit atau nggak. Jawab yang jujur dong,"

" Iya aku dingin, tapi dikit kok,"

" Tetap ajah, dikit juga bisa buat kamu sakit" sambil melepaskan jaketnya dan menumpukan kebadan Zea

" Terus kamu pake apa? Kalau kamu kedinginan gimana?"tanya Zea khawatir

"Nggak papah, yang penting kamu nggak kedinginan lagi. Kalau aku kedinginan aku tinggal suruh kamu peluk aku ajah, "

" Ishh, dasar gombal. Tapi aku serius kalau kamu sakit nanti nggak ada yang jagain aku lagi deh, "

"Nanti suatu saat juga ada yang jagain kamu, "

" Ishh apaan sih. Orang yang akan jagain aku tuh ada didepan mata aku, "

" He.....Kamu mau apa nanti kalau hari ulangtahun kamu. Mau aku beliin sesuatu nggak, kamu butuh apa? "Tersenyum miring

"Aku lagi suka sesuatu sih. Dia nggak dijual dan nggak dibeli juga. Karena dia udah nggak boleh dimiliki sama semua orang hanya satu orang yang bisa dapatin dia, "

" Kok nggak dijual sih? Nanti aku beli sayang berapa pun harganya. Sekarang Kasih tahu aku siapa orang yang nggak mau jual? Nanti aku Kasih pelajaran ke dia,"

" Orang itu kamu, aku ingin hadiah pertama yang aku dapatin saat jam 12 pas nanti adalah telfon dering dari kamu, dan ucapin selamat ulang tahun dan mengatakan ' I love you' itu udah lebih dari cukup, "

" Kok nggak dijawab jangan bilang kamu nggak mau yah? " sambung Zea dengan mengkerutkam alisnya

"Iya sayang, yuk pulang nanti calon mama mertua marah lagi kalau bawa anaknya terlalu lama, " sambil mengacak rambut Zea lalu pergi ke arah mobil

" Hahaha,... tapi jawab dulu. Ishhh sebel deh, " menyusul Zea pada Rangga

♡ In school

Pancaran senyuman tidak pernah luput dari seorang Zea, bunga yang bermekaran menandakan dia sedang senang. Tidak menggubris pemikiran orang jika dia itu gila, berjalan melewati koridor dengan senyum cerianya. Tapi jangan lupakan tatapan mengintimidasi dari para fans Rangga, yang telah mengetahui fakta jika Zea milik Rangga, begitu juga sebaliknya. Zea tidak merasa takut dengan tatapan itu, toh Rangga juga sudah menjadi miliknya.Jika dia diperlakukan tidak baik, dia tinggal bilang Rangga dan mereka juga akan takut.

Dia berjalan menuju kelasnya dan tanpa sadari dia telah melewati seseorang yang dari tadi duduk melihatnya

" Oh, mentang-mentang udah jadian sama kak Rangga, temanya dihiraukan nih. Ohhh, "

" Oh Ris, sejak kapan loh disini, "

" Sejak tadi, Nyonya Rangga, "

" Apaan sih lo Ris, jangan panggil gue gitu ah, "

Oktober kelabu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang