Pria yang memakai jaket berwarna merah terlihat sekali dia sedih, tapi itu tidak melunturkan paras kegantengnya. Baru saja Reza memberitahu perihal Zea yang akan membantunya jadian sama Riska membuat hatinya terluka. Zea adalah gadis yang dia cintai namun mengapa itu betolak belakang. Sekarang orang yang dia cintai harus membantunya untuk jadian dengan orang yang sama sekali tidak dia cintai, mereka sama-sama terluka. Permasalahan ini membuat Reza harus menemani Rangga disekolah yang sedari tadi belum memutuskan untuk pulang dari sekolah.
" Rangga jadi gimana? " tanya reza membuat Rangga tersadar dari lamunannya
" Nggak tahu gue," jawab Rangga lemas
" Oh ya, nggak lama lagi Zea Ulang tahun lo, "
" Iya gue tahu, dari dulu gue tahu. Tapi percuma ajah kalau gue ini bukan orang yang spesial buat dia, tapi malah menjadi orang yang menyakitkan buat dia, "
" Iya gue tahu perasaan lo, sekarang tergantung lo. Lo bisa mengakui didepannya atau nggak, " dengan memegang pundak Rangga
" Pulang yuk, merana banget lo. Acara mau mulai nih, belum gue make up, pilih baju, " sambung Reza
" Ch, kayak orang kondangan ajah lo, " sedikit tertawa Rangga
" Gue harus tampil ganteng tahu. Iya gue tahu sih lo ganteng, biar nggak dandan juga tetap cakep. Kalau gue biar pake bedak tebal juga tetap begitu ajah muka guah, "sebal Reza
" Miris banget hidup lo, yaudah pulang yuk, "
" Tapi gue pulang kerumah lo yah, "
" Iya pasti mau pinjam baju lagikan? "suara agak menyindir
" Hahaha Alhamdulillah, udah ngerti. Makasih Tuhan," sambil mengangkat tangannya seraya berdoa
♡ In School
Suasana disekolah sudah dipadati dengan orang-orang yang sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing, membuat Zea dan Riska jadi bingung mau pergi kemana. Sebelum acaranya dimulai Zea sudah berniat untuk membuat Riska dan Rangga untuk bertemu di kelas Zea dan Riska supaya lebih tertutup dan Rangga tidak gugup. Padahal itu semua salah. Zea memutuskan untuk menghubungi Reza, yang pasti sudah ada dilingkungan sekolah karena dia tadi melihat Reza dan Rangga saat di koridor sekolah. Zea pun mengambil hand phonenya di tas Kemudian mengetik.
Kak, lo dimana? Lo udah Kasih tahu tentang kesukaan Riska nggak? Kak Reza bawa kak Rangga kekelas gue yah, gue juga akan bawa Riska kekelas. Sekarang.
~ ZeaDilain tempat Reza mendengar sebuah notif pesan yang menandakan sebuah pesan masuk, dan itu dari Zea. Dia membuka pesan dari Zea kemudian dia membacanya pelan. Rangga yang ada disampingnya tidak sengaja melihatnya.
"Itu dari Zea? dia betulan pengen gue jadian sama Riska? guekan nggak sengaja bohong, "
"Nggak tahu juga nih rangga, nggak habis pikir gue. Pasti dia sedih banget deh, "
" Jangan buat gue merasa bersalah dong, "kata Rangga sedih
" Ok sekarang gue nggak tahu harus berbuat apa, sekarang yang bisa mengubah itu semua adalah lo. Jangan sampai dia salah paham terus menerus rangga. Gue tahu lo pasti bisa, "
" Apa yang gue harus lakukan, fikir Rangga. Rangga lo bisa, " memberi semangat pada dirinya sendiri
" Ok akan gue lakuin, nggak ada lagi kebohongan, " menguatkan dirinya. Rangga pun berlari menuju kelas Zea.Dan saat dia sudah didepan kelas Zea, dia masih mengatur nafasnya akibat lari terlalu kencang. Tapi yang dilihatnya bukanlah Zea melainkan Riska.
" Ris, dimana Zea sekarang? "
" Oh dia ada diruang audio kak, "
" Ok makasih, " tanpa basa basi, Rangga berlari menuju tempat itu sampai dia tidak melihat banyak orang yang dia tabrak.
Saat ini Zea sedang disuruh oleh gurunya untuk mengambil mikrofon di ruang audio. Dia sebenarnya tidak enak hati jika membiarkan Riska sendirian dikelas. Tapi karena kepala sekolah yang menyuruhnya, membuat dia terpaksa mengambil barang itu diruang audio. Saat baru ingin keluar suara pintu dengan keras terbanting membuat Zea terkejut belum lagi yang muncul adalah Rangga membuat jantungnya berdegup kencang. Keringat yang membasahi wajahnya menambah nilai plus untuk kegantengannya,
" Kak Rangga kok disini? Oh kak Reza belum Kasih tahu yah, kalau Riska udah ada dikelas. Ini kesempatan kak Rangga lo, " dengan senyuman lebar walaupun air matanya ingin sekali keluar.
Rangga masih mengatur nafasnya. Sekarang dia hanya menggelengkan kepalanya." Kak Rangga, gue akan kabulin permintaan lo buat jadian sama Riska. Jadi tenang ajah, nggak usah tegang gitu. Aku Kasih mikrofon ini sama kepala sekolah dulu, "
Rangga tidak tahu apa yang harus dia lakukan, gadis yang dia cintai sudah terlanjur percaya dengan omonganya waktu itu. Dia pun berfikir dan terlintas difikirannya untuk menyalakan audio sekolah. Dia mengaktifkan tombol On yang menyebabkan suaranya bisa didengar satu sekolah
"I love you, ...I love you Zea....... Sulit banget untuk gue bilang itu sama lo. Sungguh gue nggak ada maksud untuk buat lo nangis. Seketika bibir gue kelu saat berhadapan sama lo, gue jadi bohong sama perasaan gue sendiri. Gue emang nggak pinter untuk merangkai kata-kata buat lo, tapi jangan hentikan gue untuk mencintai lo. Ze, lo mau jadian sama gue? "Semua yang ada sekolah mendengar apa yang dikatakan Rangga. Zea yang sudah berada diluar ruangan audio, seketika berhenti saat Rangga mengatakan ucapan yang dia impikan. Terkejut itu pasti, Jantungnya kini seperti terguncang, kalau bukan ciptaan Tuhan pasti jantungnya sudah copot dari tadi. Jangan lupakan seluruh fans Rangga yang menangis, mereka sakit hati saat Rangga mengatakan itu. Reza tersenyum lebar sekarang keinginannya melihat sahabatnya itu bisa berani menyatakan perasaannya kepada Zea terkabul, apalagi semua orang telah mengetahuinya.
Zea membeku, dia menetralkan kesadarannya terdahalu. Lain halnya dengan Rangga, kini pria itu menunggu pintu audio terbuka dan menampakkan sosok Zea yang dia cintai, tapi nihil Zea tidak kunjung kembali. Rangga pun keluar dari tempat itu walaupun belum ada penjelasan dari Zea. Saat Rangga keluar dia sudah bisa melihat jika Zea terdiam seperti patung. Jujur saja ia seperti akan jatuh dari jurang dan tenggelam didasar air, saat melihat gadis yang ia cintai menangis. Yah tepat saat Rangga keluar, Zea menangis.
" Kenapa baru sekarang bilangnya? " kata Zea sendu
" Gue minta maaf. Udah nyakitin hati lo. Udah numpahin seribu air mata yang seharusnya nggak ada lagi dipipi lo, seharusnya air mata itu nggak tumpah hanya karena pria pengecut kayak gue, "
" Itu lo tahu, lo tahu nggak bagaimana sakitnya saat lo ngucapin kalimat itu. Hidup gue terasa nggak ada penompang lagi, "
"Gue minta maaf. Beri gue kesempatan untuk masuk kehati lo seutuhnya, menjadi orang yang tak pernah melunturkan air matamu lagi,"
" hm, apa lo bisa menepati janji? " serius jika Zea marah namun bukan berarti dia menolak untuk jadian sama Rangga. Dia ingin sekali,
"Aku janji sayang, " sambil menghampiri Zea lalu memeluknya erat. Kini mereka resmi jadian, akhirnya Zea yang hanya dapat memendam rasa Cinta dan sayang kepada Rangga sekarang sudah utuh menjadi miliknya.
T
B
CPLEASE VOTE AND COMMENT..

KAMU SEDANG MEMBACA
Oktober kelabu
Short StoryJika Cinta mengharuskanku berkorban, aku akan berkoban walaupun perasaanku sendiri yang tersakiti Maafkan aku, aku bukanlah pria yang berani untuk jujur padamu, dan maafkan aku juga jika air matamu yang tak berdosa itu harus keluar karenaku Mengap...