The Owner

71 10 2
                                    

Sebelumnya...

Di sebuah atap sekolah berdiri seorang lelaki yg nampak putus asa dan ingin mengakhiri hidupnya, karena rasa kecewa dan sakit di hatinya yg di karenakan penghianatan oleh sang kekasih. Pemikiran yg dangkal memang, tapi itulah yg ada di fikirannya. Merasa tidak memiliki siapapun lagi yg akan menjadi penyemangat hidupnya setelah kehilangan keluarganya...

Menyangkal semua kenyataan bahwa dia masih memiliki seorang Kakek yg sampai saat ini masih mengharapkan maaf darinya karena kesalahan yg di buat nya di masa lalu...

Lain tempat lain pula keadaan !!!

Berbeda dengan seorang wanita yg saat ini sedang memikirkan rencana nya tuk memenuhi janji nya pada sang kakek tercinta.

"Albino, aku akan baik-baik saja kan disana ? Kau akan tetap menjaga dan berada di dekat ku kan ? Kau tidak akan meninggalkan ku seperti yg sering kau lakukan selama aku di sini kan ? Mengingat kau dan aku akan berada di tempat yg sama, seperti nya kau tidak ada pilihan lain selain menuruti keinginan ku...hehehe"

"Tentu saja, mana mungkin aku membiarkan wanita rusuh seperti mu berkeliaran di tempat baru... Hahaha."

"Dasar albino jelek..."

Apa yang akan terjadi saat dua makhluk Adam dan hawa ini bertemu dalam satu keadaan yg mengejutkan...

                              ***


"Yak !!! Nona Son, sebenarnya kau pikir kita mau kemana, huh ? Untuk apa kau membawa barang sebanyak itu, tidak sekalian saja kau masukan rumah ini ke dalam kantong ajaib mu itu." Emosi pria pucat itu sudah pada titik terendah, melihat 'wanitanya' mundar-mandir mengambil ini itu sejak 30 menit yg lalu membuat emosinya tersulut karena merasa terabaikan...

"Tadinya aku sempat berpikir seperti itu, tapi setelah aku pikir-pikir karena kau bilang aku nanti akan tinggal di asrama jadi aku tidak perlu membawa nya." Jawabnya dengan tampang innocent nya

"Kapan aku mengatakan akan membiarkanmu tinggal di asrama ? Kau akan tinggal di tempat ku, hanya dengan ku." Ucapnya tegas di akhir kalimat

"Kenapa begitu ? Bukan kah kau sendiri yg bilang bahwa kau itu sangat sibuk disana, jadi mana sempat kau menemaniku di rumah. Aku tidak mau berada di rumah sendirian seharian. Kau pikir aku kucing china selamat datang."

"Tidak, kau akan ikut denganku kemanapun aku pergi."

"Jangan konyol Sehunnie... Aku tidak mungkin bisa mengikutimu terus kan." Jawabnya jengah dengan jawaban 'prianya' ini

"Aku tidak menerima penolakan Yeoshin. Katakan 'iya' dan kau akan pergi dengan ku atau kata 'tidak' tuk tetap disini dan jangan harap untuk mu bisa pergi ke sana. Tanpa ku." Ucapnya mutlak tak terbantahkan

Tidak butuh waktu lama untuk nya mengatakan 'iya' atas pilihan yg di berikan untuk nya, karena pada kenyataannya dia sendiri pun merasa senang akan pernyataan yg baru saja dia dengar. Dia hanya ragu tuk meminta itu darinya, jadi dia menggunakan cara lain tuk bisa mendengar pernyataan itu dari bibir 'prianya' itu sendiri. Maklum, wanita itu kan kadar gengsinya agak tinggi ...

"Baiklah, sebagai gantinya kau harus membelikan semua barang yg aku butuhkan selama aku di sana." Jawabnya dengan wajah cengengesan yg terlihat begitu imut membuat lawan bicaranya tak berkedip dan menarik sudut bibirnya...

'manis' gumamnya dalam hati...


                                ***

"Aku sudah siap ! Ayooo kita berangkat sekarang..." Ajaknya dengan semangat 45.

"Kemarikan tanganmu." Titahnya mengulurkan tangan saat Yeoshin mulai mendekati nya dengan perasaan bingung

"Kenapa ? Untuk apa ?."

Saat tangan Yeoshin ada di genggaman nya, Sehun merapalkan mantra dengan pelan tanpa di dengar oleh lawan bicara nya. Menggores dalam pergelangan tangan wanitanya sampai cairan kental berbau anyir itu keluar dan hampir menetes, tapi langsung dia jilat dan sesapi darah yg mengalir di pergelangan tangan wanitanya itu, seolah tak ingin kehilangan setetespun cairan merah itu.

"Akhh..." Hanya suara ringisan yg keluar dari bibir mungil wanita itu, entah apa yg di rasakannya. Ini adalah pertama kali dia merasakan hal seperti ini, kakinya terasa tak mampu lagi menopang berat tubuh nya. Dia tahu. Dia sadar apa yg baru saja terjadi, tapi dia membiarkan prianya melakukan itu, menyesap darahnya sampai dia merasa cukup.

Srek...

Suara tarikan di pinggang Yeoshin yg di lakukan oleh Sehun saat menyadari bahwa Yeoshin tidak sanggup lagi menopang tubuhnya sendiri, membawanya ke pangkuan nya. Merasa cukup diapun berhenti menyesap darah wanitanya dan menjilatinya sampai terlihat tanda seperti tato melingkar di pergelangan tangannya. Tanda kepemilikan.

"Kenapa kau diam saja ? Kenapa tidak melawan ? Mengingat kau adalah juara pertama di pertarungan kemarin, aku yakin kau mampu menghentikan tindakan ku barusan." Bertanya dengan menyatukan keningnya dengan kening wanita yg selalu ada di hati dan pikiran nya, yg selalu berhasil membuat nya gundah jika tidak bertemu dengannya walau sehari pun.

"Entah, aku menyukainya. Saat kau yg melakukan nya." Jawabnya tersenyum lirih menggesakan hidungnya dengan hidung Sehun.

Sehun yg merasa bahagia tidak dapat menutupi rasa bahagia nya, semakin merengkuh pinggang Yeoshin tuk semakin mendekat padanya.

"Apakah rasanya begitu lemas ?" Tanyanya penuh senyum bahagia di bibir tipisnya

"Hmm ..."

Sehun menyayat dalam pergelangan tangannya sendiri dan menyodorkan nya pada Yeoshin.

"Minumlah, kau pasti haus. Minumlah sebanyak yg kau mau."  Ujarnya tak menghilang kan senyum bahagia dari bibirnya, merasakan setiap tetes darahnya di sedot oleh Yeoshin bagaikan begitu banyak kupu-kupu yg berterbangan di dalam perut nya. Begitupun dengan Yeoshin merasakan hal yg sama.

Setelah selesai, muncul pula tanda yg sama pada pergelangan tangan Sehun seperti milik Yeoshin. Tak akan pernah ada yg bisa menghilangkan tanda itu bahkan maut sekalipun karena tanda itu berasal dari dunia kegelapan. Dunia para penyihir.

"Tanda yg indah." Gumam Yeoshin, masih dapat di dengar oleh Sehun.

"Aku dapat membuat tanda yg lebih indah dan banyak di bagian tubuh mu yg lain, asal kau tau." Ujarnya menggoda

"Dasar mesum...! Apa kau selalu seperti ini pada setiap wanita yg kau temui ?." Tanyanya, tetap pada posisi terakhir nya enggan untuk beranjak dari pangkuan nyaman Sehun

"Tidak, hanya kau. Hanya kau mampu membuat ku melakukan ini. Hanya kau !." Ujarnya lirih "Bolehkah kita disana berdua ? Aku lelah." Tunjuk nya pada ranjang sempit milik Yeoshin

"Hmm... Tentu."

Seolah mendapat lampu hijau, Sehun pun menggendong Yeoshin seperti koala menuju ranjang nya. Merebahkan nya disana di ikuti dengan dia berbaring di sebelah Yeoshin tanpa melepaskan pelukan mereka...

"Ingat kan aku tuk membeli ranjang baru untuk kita." Godanya pada Yeoshin tanpa membuka matanya tapi tak menghilang kan senyuman di bibir tipis nya.

"Baiklah, sayang."

.

.

.

.

.

Jum'at, 27 Oktober 2017

The Magic Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang