Beautiful Doctor

47.4K 1.7K 45
                                    

Saat ada mangsa mendekat, mengapa harus ku siasiakan? Jika dia memang datang untuku, maka akan ku dekap segera

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat ada mangsa mendekat, mengapa harus ku siasiakan?
Jika dia memang datang untuku, maka akan ku dekap segera.
Kau, ya kau... Aulia kau sangat mempesona dengan jas putih itu.

**

Aulia melepaskan handscoon dan masker yang ia guanakan, mengelap peluh yang ada di keningnya setelah akhirnya keluar dari kamar oprasi. Ini benar-benar melelahkan, hari ini ada 5 oprasi yang harus ia tangani. Padahal ini adalah malam minggu, seharusnya Aulia berada di cafe tempat dirinya dan teman-temannya biasa menghabiskam malam untuk bersenang-senang.

"Aulia, kau akan pulang sekarang?"

"Ya, Sendy. Aku lelah, kau ingin pulang bersama ku?"

Wanita bermata bulat yang Aulia panggil Sendy adalah sepupunya. Sendy juga bekerja disni sebagai asisten perwatnya dan nampaknya ajakan yang Aulia berikan akan di tolak, ketika Aulia melihat seorang laki-laki yang baru saja muncul di belakang Sendy.

"Maaf, tapi Rehan sudah menjemputku." Sendy mengusap pelan bahu Aulia dan setengah berbisik, "Aku dan Rehan akan berkencan, kau tau kan ini adalah malam minggu." Sendy mengedipkan sebelah matanya saat selesai membisikan kata-kata yang sudah ia yakin akan membuat Aulia kesal.

"Ya sudah, aku bisa pulang sendiri," jawab Aulia santai, jika Sendy berfikir Aulia akan iri padanya, itu salah. Karena Aulia sama sekali tidak tertarik dengan dunia percintaan.

"Aku pergi dulu, Aulia. Carilah pacar agar kau tidak kesepian." Sendy berjalan ke arah kekasihnya sambil agak meninggikan suaranya saat dia rasa kesombongannya tak mengaruh apa pun pada Aulia.

"Untuk apa, hanya membuang uang ku. Aku tidak tertarik samasekali," gumam Aulia saat Sendy sudah meninggalkannya sendiri. Yang harus Aulia lakukan sekarang adalah pulang dan beristirahat dengan tenang,  yang dia butuhkan bukan pacar tetapi bantal guling.

Aulia berjalan gontai menuju mobilnya, kenapa saat dirinya lelah begini ia harus parkir begitu jauh. Kakinya yang sejak tadi sudah gemetar membuat langkahnya menjadi pelan. Sialan, padahal ini sudah sangat malam.

"Butuh bantuan, Nona?"

Dan kesialan Aulia semakin bertambah ketika Richard, si pria pengangguran itu muncul di depannya. Tidak bisakah pria itu sekali saja, membiarkannya tenang. Benar-benar menyebalkan.

"Menyingkirlah, Aku sangat lelah. Berurusan dengan mu hanya membuang-buang waktuku!"

Richard tekekeh pelan, wanita cantik ini masih saja keras kepala. Astaga... Richard semakin tertarik untuk mendapatkannya. Dengan penolakan Aulia, itu adalah rintangan yang menantang bagi Richard.

Short Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang