Creazy Boy Loved || Begin

7.7K 260 10
                                    

Sayang, sudah sampai?
Jika sudah di rumah katakan padaku.
Atau aku akan ke sana untuk menjemputmu!

Stella seketika saja membuang napas kasar usai membaca pesan yang terus saja masuk pada ponselnya. Awalnya Stella sudah akan memasukan ponselnya ke dalam tas hitamnya bersama dengan jas putihnya di dalam sana. Namun beberapa saat kemudian ia kembali merogoh tas miliknya dan mengeluarkan kembali ponsel tersebut. Walaupun Stella memandang malas pesan itu lagi, jemarinya dengan sendirinya mengetikan balasan meski ia sendiri juga tak ingin.

Aku membawa mobil, tidak perlu menjemputku.

Akhirnya Stella kembali merasa lega setelah ia membalas pesan dari kekasih paksanya. Sial, setiap hari ia harus memikirkan batin dan egonya yang selalu saja tidak konsisten seperti ini.

"Stella, kau masih disini?"

Stella sedikit terkejut saat seorang pria menghampirinya saat dirinya baru saja keluar dari ruang ganti. Entah mengapa wajah merengut yang Stella tampakan saat membalas pesan menyebalkan itu tadi seketika saja berubah saat melihat pria itu menghampirinya.

"Ya, aku berjaga hari ini. Ada satu pasien yang mejalani cito malam ini, jadi aku baru saja akan pulang." Stella bahkan tak bisa menyembunyikan rasa kagumnya saat perkataannya di tanggapi dengan senyum manis pria itu.

"Ingin pulang bersama?"

Stella hampir saja merutuk saat pria itu menawarkan pulang bersama. Ia menyesalkan sesuatu yang ia harap keberuntungan hari ini.

"Tidak perlu, Sam. Aku membawa mobilku," jawab Stella semabari menunjukan kunci mobilnya yang sudah ia gantungkan di jemarinya sejak tadi.

"Kalau begitu bagaimana jika aku menjemputmu besok?"

Stella tercekat, percayalah ini bukan kali pertama ia mendengar kata itu dari Sam. Namun semua selalu gagal untuk bisa terjadi meski Stella berharap banyak.

"Emm. . ."

"Akh... aku lupa, Brian pasti akan mengantarmu besok pagi, ya kan?"

Anggukan canggung yang harus Stella tampakan kesekian kalinya kepada Sam. Bahkan pria itu tau dengan pasti bahwa tidak ada celah baginya untuk bisa bertindak lebih kepada Stella, namun ia masih berbaik hati untuk menawarkannya.

"Tidak apa, kau bisa menelpon ku jika Brian tidak bisa mengantarku. Oke?"

Setelah mendapatkan anggukan dari Stella, Sam memilih untuk menemani Stella hingga ke parkiran dan memastikan wanita itu masuk ke dalam mobil dan pulang dengan selamat. Tanpa ia tau bahwa Stella lagi lagi harus merasa kecewa.

**

Sudah Stella duga ia tidak akan bisa menghindar dari pria itu bahkan satu hari pun. Stella bahkan lelah memikirkan cara-cara agar dirinya bisa merasakan bagaimana indahnya dunia tanpa harus melihat pria bernama Brian itu.

"Kau sudah pulang, sayang? Sebaiknya kau istirahat kau pasti lelah."

Stella bernapas lega, Brian tengah asik menonton bola bersama ayahnya. Lihat, bagaimana pintarnya pria itu memasuki hidupnya. Dia bukan hanya berusaha mencari perhatian Stella melainkan mendapatkan cinta dan kasih sayang dari orang-orang tedekat Stella. Stella tau tidak sulit bagi Brian untuk mendapatkan semua itu dari orang-orang terdekat Stella termasuk orang tuanya. Namun satu hal, hingga saat ini bahkan Stella tidak tau apakah ia benar-benar bersedia menyerahkan dirinya kepada Brian meski kedua orang tuanya mendesak untuk meresmikan mereka berdua.

Short Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang