Daker's Bride

21.5K 1K 37
                                    

Saat kau berani untuk memulai, kau pantang untuk mundur sebelum semua ini selesai!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat kau berani untuk memulai, kau pantang untuk mundur sebelum semua ini selesai!

**

Bianca berdesis pelan, ia berkali-kali mengerjapkan matanya agar dapat terbuka dengan sempurna. Pandangannya yang sudah semakin jelas menandakan bahwa dirinya sudah sadar penuh dari alam mimpinya.

"Sial, mimpi itu lagi!" desis nya kesal sembari mengusap peluh-peluhnya yang entah sejak kapan mulai bercucuran, dengan keadaan seperti ini Bianca tidak terlihat seperti wanita yang baru saja bangun tidur,  tetapi justru seperti wanita yang baru saja selesai dari olahraga malam bersama pasangannya.

Dengan perasaan jengkel dan sedikit terpaksa ia tergesa-gesa memasuki kamar mandi, Bianca harus bersiap-siap dengan cepat, jangan sampai dirinya terlambat di acara penting ini.

**

Berkali-kali Daker mengamati foto wanita yang ada di tangannya. Astaga.. Begitu melaratkah dirinya tentang wanita? Sampai-sampai dirinya menerima ide gila dari Daren untuk membuka audisi siapa yang bersedia menjadi pendampingnya.

Daker sampai meragukan dirinya sendiri, ia selalu berpikir bahwa dirinyalah pria yang paling sempurna. Tampan, matang dan juga bergairah, jangan lupakan harta yang Daker miliki. Ia mampu membeli semua wanita di penjuru dunia dengan penghasilannya saat ini. Lalu apa yang membuat Daker sampai saat ini masih sendiri?

Kecocokan! Itulah jawabannya. Setelah kekalahan nya melawan adiknya sendiri untuk mendapatakan wanita yang ia cintai, Daker merasa malas untuk jatuh cinta lagi. Ia terlalu lelah untuk mengejar seseorang, bahkan berjuang sekali pun.

Untuk kali ini Daker ingin merubah semuanya, ia ingin membalikan keadaan. Ia tidak ingin mengejar lagi, tidak ingin membuang-buang waktu dan tenaganya untuk berjuang hanya demi cinta. Yang dia inginkan kali ini adalah, mendapatkan pasangan yang dengan senang hati mengejarnya. Lalu Daker? Tentu saja dia hanya duduk manis dan menilai sampai mana perjuangan wanita itu bisa meraihnya.

"C'mon, Daker. Kau tau wanita tidak sekuat laki-laki. Apa yang kau inginkan sebenarnya?" Paul merasa pusing bukan main dengan sahabat sekaligus atasannya ini. Ia tak habis pikir dengan apa yang Daker inginkan. Bayangkan saja, ia sudah menolak 10 wanita dalam waktu satu minggu,  dia sendiri bahkan lelah melihat wanita-wanita itu menangis karena penolakan Daker yang begitu kejam.

"Aku hanya ingin tau siapa wanita yang bisa bertahan lebih lama, yang aku inginkan perjuangan mereka. Bukan air mata buaya dan godaan menjijikan!"

Daker rasa dirinya bukan pria yang kejam, hanya saja instingnya terlalu kuat. Dengan satu kali lirikan ia sudah bisa menebak apa yang sebenarnya wanita-wanita itu incar. Dari sekian banyak wanita yang datang padanya, tidak satu pun yang bisa memikat hatinya. Bahkan salah satu wanita-wanita itu dengan senang hati menjajakan tubuhnya secara cuma-cuma untuk dirinya walaupun ia tau Daker akan menolaknya setelah menikmati wanita-wanita itu.

Short Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang