(Draft Baru) Bab 2: Dua Kali Sehari Menelan Pil Pahit

5.6K 335 13
                                    

2.

DUA KALI SEHARI MENELAN PIL PAHIT

Barry sudah pulang dari apartemen Omega sejak beberapa jam yang lalu, tapi gadis itu masih bisa merasakan wangi cologne yang ditinggalkan kekasihnya di setiap sudut ruangan ini. Omega semakin sedih menciumi wangi ini. Wangi Barry.

Dirinya teringat lagi dengan pertengkaran mereka beberapa jam yang lalu. Pertengkaran atas dasar permasalahan yang sangat konyol. Hanya karena masalah radio. Damn the radio! Harusnya mereka memang tidak mendengarkan radio atau menonton televisi ketika sedang bersama. Barry ada di sana, di mana-mana dan semua itu mengganggu Omega.

"Malam listeners, malam ini di sesi hot news kami punya berita paling hot hot hot dan fresh from the oven!" suara ringan penyiar wanita radio memenuhi mobil yang dikendarai Barry dengan Omega sebagai penumpangnya. Saat itu Omega sedang sibuk menatap wajah Barry yang sudah menunjukkan rambut tipis di sekitar dagu. Semakin membuatnya bertambah tampan.

"Jangan liatin aku terus gitu, nanti gantengnya hilang kamu mau tanggung jawab?" Barry bicara sambil masih melihat jalan di depan. Omega cuma bisa tersenyum kecil.

Suara penyiar radio tidak terdengar lagi karena Omega sudah tenggelam di dalam wajah keras Barry. Ya, setidaknya Omega tidak mendengarkan siaran itu sampai sang penyiar tiba-tiba menyebut nama Barry. BARRY-NYA.

"Iya, listeners! Barry gitaris jazz terkenal dari band fenomenal Zero kemarin ditemukan keluar dari kamar hotel yang sama dengan model cantik Gracia di Singapura. You know kan Zero sedang mengadakan tur keliling Asia-nya dan kemarin mereka menutup gelaran Asia Tour –nya di Singapura. Wah, ada apa ya kira-kira antara Gracia dan Barry?"

Omega terkejut. Wajahnya pucat pasi seketika.

Barry? Dia tidak bisa mempercayai berita itu.

"Don't overthink it. Itu cuma gosip gak jelas. Jangan dipikirin, please .." Barry menatap singkat dan melirik ke arah Omega. Omega tahu itu.

"Kamu memang jalan sama Gracia kemarin?" tanya Omega dingin.

"Astaga, Mega! Aku sama Gracia cuma bicarain kerjaan kemarin. Kami nggak melakukan apapun seperti yang dikira para wartawan gak jelas itu," Barry membela diri. Konsentrasinya pecah antara ingin menatap kekasihnya atau menatap jalanan yang sedang mereka lewati.

Tangan Omega terulur mematikan radio yang sekarang sedang memutar salah satu lagu Zero. "Barry, kalau kamu mau berita nggak jelas itu berhenti, kamu bisa bilang ke media kalau kamu udah punya pacar dan pacar kamu ini sangat terganggu dengan berita-berita yang mereka buat."

"Jangan bercanda deh, Megs..."

"WHAT?"

"Aku nggak akan mengumumkan apapun soal kita pada media. Sekarang bukan waktunya, Megs. Jadi kamu nggak usah bercanda nggak penting kayak gini."

Omega memutar matanya. Dia memperjelas apa yang ada dipikirannya sekarang, "Kamu kira aku bercanda?"

Barry bungkam.

"I'm tired, Barrry. Don't overtired me because you will regret everything," mengancam seperti ini adalah cara paling pengecut yang bisa Omega lakukan. Sedihnya, Barry tetap bungkam.

Ketika sampai di apartemen tadi, Barry hanya masuk sebentar untuk mengambil gitar kesayangannya yang tertinggal di dalam apartemen itu. Barry juga minum air dingin sebentar lalu melesat pergi keluar tanpa pamit.

[SUDAH TERBIT] ALFA & OMEGA #1 (The Wattys 2016)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang