"Suhyun, renjun elo berdua nemu apa?" Tanya siyeon pada kedua orang itu
"Kita nemu ini, ini punya jinyoung" ucap renjun sembari memberikan sebuah buku notes kecil dengan sampul berwarna coklat
"Punya jinyoung?"
Siyeon mengambil buku itu dan membukanya
"Hah apaan nih? Kok gue gangerti isinya"
"Liat" haechan mengintip sedikit
"Isinya penyelidikan yang selama ini jinyoung lakuin" jelas suhyun pada yang lainnya
"Ada kasus 10 mei 2016"
"Hah kasus apaan tuh yeon?" Tanya suhyun
"Ini kasus waktu itu disekolah kita yang lama ya di gedung ini, jadi waktu itu satpam disekolah tewas, 13 siswa/siswi tewas dan juga kepala sekolah kita yang lama"
"Ohh yang itu toh"
"Disini juga jinyoung nyelidikin soal penghianatnya, katanya penghianatnya bukan dalang dibalik semua ini tapi dia membantu dalangnya" jelas haechan pada mereka
"Apa tzuyu itu penghianatnya?" Ucap renjun
"Mungkin aja, dia yang manggil kita semua kesini"
"Kalo gitu penghianatnya dari awal udah mati tapi kenapa..."
"Keknya dalangnya sengaja biar kita waspada satu sama lain dan ga saling percaya" jelas haechan sekali lagi
"Keknya habis kepala lu kebentur, elo jadi makin pinter deh" ucap siyeon pada haechan
"Perhatiannn disini dalang permainan ini adalah aku, yeri"
"Selama ini yeri?" Ucap haechan sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal
"Kalian semua silahkan berkumpul ke aula, kita akan mengadakan permainan terakhir disana, SECEPATNYA OKE!"
"haruskah kita kesana?"
"Keknya iya, Ayo"
Di aula
"Semuanya belom dateng ya?" Ucap yeri sambil menghitung teman-temannya
"Itu mereka" tunjuk hyungseob pada siyeon dkk
"Baiklah kita mulai sekarang, kita akan melakukan voting!" Ucap yeri dengan riang
"Voting?"
"Oke akan gue jelaskan aturannya"
"Jika kalian memilih gue queen of despair kalian bakal menang tapi, kalau sekali kali kalian memilih harapan kalian bakal terjebak disini sampe tua"
"Tapi kok kurang seru ya, oh ya sepertinya gue harus milih salah satu dari kalian buat dikorbankan"
Yeri pun mulai melihat satu-persatu temannya dari panggung
"Elo mark yang gue korbanin" tunjuk yeri pada mark dan mark hanya bisa diam saja sementara yang lainnya terkejut
"Oke jika kalian milih selametin mark kalian bakal tinggal disini sampe tua, kalo kalian pilih gue nanti kalian selamat" jelas yeri sekali lagi
Kini raut wajah mereka berubah menjadi sangat putus asa karena merekaharus keluar dari tempat ini
"Ga-gaes pikirkan baik baik, m- maksud gue yeri bisa aja jebak kalian"
"Tapi mark, kita harus keluar darisini" ucap jihoon dengan putus asa, bahkan raut wajahnya juga menggelap
"T-tapi gaes-"
"Mark kalo elo dibunuh demi kita semua gapapa kan" ucap jihoon tiba-tiba, sepertinya yeri melakukan sesuatu pada pikirannya
Kini mark mengerti, kalau yeri memiliki teknik cuci otak pada setiap perkataannya, jadi begitulah mengapa mereka hanya menurut saja pada yeri
"GAES KITA BISA KELUAR BARENG KOK! Pikirkan jangan korbanin gue pliss, gue yakin kita bisa keluar bareng" ucap mark
"Jihoon, gue tau lo itu korban bully, diancem terus sama yeri. Tapi, pikir sekali lagi elo tuh udah pinter, elo punya banyak temen kayak kita, terus banyak cewe suka sama elo"
"Gue tau elo suka sohye kan? Sohye juga punya perasaan gitu sama lo hoon" lanjut mark untuk meyakinkan jihoon sekali lagi
Sementara yeri hanya cekikikan diatas panggung
"Gapapa walau elo korban bully hoon, nyatanya elo udah berubah dari yang dulu, elo kuat kan buktiin itu!"
Dan perkataan mark itu pun membuat jihoon sadar
"Bener juga ya elo" ucap jihoon sambil tersenyum pada mark
Dan raut wajah yeri pun berubah melihat temannya sudah lepas dari pengaruhnya
Dan mark pun terus menerus meyakinkan temannya agar tidak mengorbankan dirinya dan mengatakan bahwa jika mereka bisa keluar dari tempat itu bersama
Sampai satu persatu temannya lepas dari pengaruh yeri
Dan yeri mulai sadar, semuanya sudah gagal......
"HAH APA-APAAN! SEHARUSNYA GAADA YANG NAMANYA HARAPAN DISINIII!" Teriak yeri yang membuat yang lainnya terkejut
"Engga elo salah yer, dimana ada keputusasaan pasti ada harapan, jadi seberapa besar keputusasaan yang kau sebarkan masih ada yang namanya harapan yer" ucap mark pada yeri. ASOYYY QOTD
"GA, GA MUNGKIN...."
"Udah yer, pliss hentikan perma-JLEB"
"SAERONN"
Mereka hanya bisa diam saja melihat itu, karena saeron tidak sengaja menginjak jebakan yang membuatnya tertusuk tombak
"Perhatikan langkah lo" ucap yeri dengan nada berat, kemudian yeri mengeluarkan sebuah remote dan menekannya yang membuat dirinya tertiban tumpukan bata yang sudah diikat
"Yeri......"
Yang lainnya hanya bisa melihat tubuh yeri yang remuk tertimbun batu bata itu
Dan permainan pun sudah berakhir
End.
Akhirnya kelar juga
Tenang masih ada epilog sama bonchapt kok
Jadi jangan hapus cerita ini dari library ini dulu yaa
Mampir kuy, yang mau sesuatu yang horror
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] distrust | 99-00line✔
Mystery / ThrillerCan you trust anyone? 》despair series (1/3) Highest rank #14 in m/t ×lowercase intended ×non baku