tujuhbelas

371 49 0
                                    

Terhitung sudah satu minggu setelah kejadian dimalam panjang itu. Yoongi kembali ke sifat acuh tak acuhnya. Meskipun tak bisa terpungkiri masih terasa mengganjal dalam hatinya. Batinnya berteriak bahwa ada yang salah pada malam itu, tapi Yoongi tidak tahu apa itu.

Sadar atau tidak, Yoongi membatasi diri ketika bersangkutan dengan para park. Termasuk park jimin? Ah entahlah, mungkin Yoongi mengecualikan yang satu itu. Bukannya Yoongi memasukkan Jimin dalam kategori park yang dihindari, tetapi Yoongi lebih memilih untuk memasukkan Jimin dalam kategori berbahaya dalam tanda kutip 3.

Ada perasaan aneh yang menguar setiap pendengarannya membahas Jimin ataupun Yoongi yang turut andil dalam percakapan tersebut. Dia teringat ketika salah seorang temannya menyatakan bahwa ia menyukai Jimin dan mendadak ulu hatinya sesak mendengar kata tersebut terucap dari bibir orang lain. Dalam hatinya ada secuil perasaan tidak rela jikalau Jimin mempunyai hubungan dengan orang lain tersebut selain dirinya.

Yoongi yang notabenya tsundere akut stadium 4 terlalu gengsi untuk mengakui bahwa dirinya sedikit tertarik pada cimol busan. Oh, lalu bagaimana dengan pernyataan Yoongi yang mengatakan bahwa ia tidak mungkin jatuh pada Jimin? You're liar

.

Laine

.

Sekarang Yoongi sedang lari marathon demi mencapai kelasnya sebelum pelajaran dimulai. Salahkan Taehyung karena tidak membangunkannya, dan juga Jimin, disaat seperti ini bisa - bisanya dia tidak menjemput Yoongi. Yoongi berjanji akan menenggelamkannya di kolam ikan hiu punya Tuan Jung setelah menguliti curut tersebut.

Yoongi berhenti sejenak untuk meraup oksigen sebanyak mungkin dengan kedua tangan yang ditumpu pada kedua lututnya. Peluh meluncur dengan tidak elit dari tubuhnya. Tubuhnya seperti akan hancur setelah melakukan kegiatan tadi.

Ugh! Setelah ini Yoongi harus mandi lagi

Thanks god! Ketika Yoongi menggeser pintu masuk sosok yang dihindarinya nihil. Itu artinya Yoongi terbebas dari hukuman. Dengan perlahan Yoongi menuju ke bangkunya dan bertepatan dengan itu, Heo ssaem menginjakkan kakinya di kelas dan suasana menjadi hening.

Setelah para murid memberi salam pada guru, orang yang dihormati pun membuka suara tanda pelajaran sudah berlangsung.

"Baiklah anak - anak, selamat pagi. Dalam segmen kali ini silahkan kalian bergabung dengan kelompok yang sudah dibuat minggu lalu dan selesai kan tugas kelompok kalian. Tugas akan di presentasikan pada jam kedua" siswa mulai riuh, dengan cekatan para siswa mengelompok dan menyelesaikan tugas mereka. Siapapun tahu bahwa Heo ssaem sangat pelit memberi nilai dan disiplin waktu.

"Saya hampir lupa, kumpulkan pr kalian sekarang" huh? Pikiran Yoongi kalut. Tidak. Ini bahaya tingkat 3! Yoongi lupa mengerjakan prnya.

Dengan takut sekaligus ragu, Yoongi mengangkat tangan dan atensi Heo ssaem menuju ke Yoongi.

"Maaf pak, saya lupa mengerjakan tugas dari bapak" iya, jujur lebih baik pikir Yoongi.

"Lagi? Kali ini alasan apalagi yang mau kamu pakai huh!? Saya tau kamu siswa terpintar disini. Tapi saya selalu bertindak adil dan kamu sudah tidak mengerjakan tugas dari saya 9 kali Min!"

"Kali ini saya benar - benar lupa, pak. Tapi, kalau Bapak menyuruh saya mengerjakan pekerjaan di papan tulis saya bersedia pak. Tapi tolong jangan huk_ yeah, dewi fortuna belum memihak pada Yoongi. Ucapannya disela dan tak dapat dibantah.

"Kamu keliling lapangan utama 7x, dan tulis surat evaluasi diri 10 lembar"

Yoongi seperti dijatuhi bom nuklir. Hampir saja bola mata Yoongi keluar dari sarangnya. Hukuman yang paling dibencinya malah dijatuhkan telak padanya. Siapapun enggan untuk berlari keliling lapangan di puncak terik matahari.

Dengan rasa jengkel, Yoongi terpaksa menyeret langkah kakinya menjauh dari kelas. Percuma Yoongi meminta keringanan karena kenyataannya setelah mengajukan keringanan dengan tanpa belas kasih Heo ssaem akan menambah hukuman tersebut.

"Tunggu"

Setitik harapan muncul oleh 1 kata yang diucapkan Heo ssaem. Dalam hati Yoongi berdoa agar hukumannya dikurangi. Dengan segera Yoongi berbalik dan menyuguhkan Heo ssaem puppy eyes dengan penuh harap.

"Kamu juga harus merapikan bola basket di lapangan indoor"

Demi apapun ultimatum yang dijatuhkan lebih buruk dari semua hukuman yang guru botak tersebut berikan.

Yoongi otomatis harus melihat Jimin bermain basket. Jangan dibayangkan. Oke.

Setelah ini Yoongi mungkin harus menyantet guru botak tersebut.

Atau membunuhnya

LaineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang