Duapuluhenam

175 20 0
                                    

"Yoon, dicariin kak Joohyun. Cepet turun"

Seketika itu juga Yoongi langsung turun setelah diteriaki oleh bunda di depan kamar yang emang sengaja dikunci. Biar Taehyung nggak ganggu dia ngerangkum materi sastra katanya.

Yoongi aslinya bingung saat tahu kak Joohyun nyari dia malam - malam gini, apalagi kak Joohyun kan tipe orang yang super sibuk sampai malam. Secara orang penting gitu kan.

Dalam perjalanan menuruni anak tangga, sesekali Yoongi memikirkan alasan kedatangannya kak Joohyun. Kalau nggak penting banget kan kak Joohyun nggak bakal sampai nyariin dia di rumah, kan biasanya dia yang nyuruh Yoongi ke rumahnya gara - gara nggak bisa ninggalin kerjaan meskipun dia di Seoul, bukannya Skotlandia.

Matanya bersinggungan dengan mata kak Joohyun yang menatapnya lekat. Rasa aneh mulai menjalari Yoongi ketika merasa kak Joohyun memandangi dia hingga sampai duduk di seberangnya. Bisa Yoongi lihat dari sudut matanya kak Joohyun membenarkan cara dia berduduk di sofa. Juga, tampilannya yang jauh dari baik.

Muka cantik yang sudah kusut itu ditambahi dengan baju rumah kak Joohyun, menampilkan kesan buruk bagi seorang Min Yoongi. Dengan segera Yoongi membuka percakapan,

"Kak, tumben nyari aku, apalagi pakai baju rumah"

Joohyun terkesiap mengetahui kecerobohannya tidak ganti baju tadi. "Kakak tadi buru - buru kesini, Yoon" terus terang nya.

Yoongi menganggukkan kepalanya.

"Kakak besok pagi mau balik ke Skotlandia"

"Cepet banget kak" seloroh Yoongi tak suka. Kalau kak Joohyun balik ke Skotlandia itu artinya nggak ada lagi yang bisa diajak duet bareng selain sama Taehyung.

Joohyun menatap Yoongi merasa bersalah, "Kan tugas kakak disini udah selesai Yoon. Kakak nggak bisa ninggalin kerjaan kakak di kantor yang udah numpuk banget"

Yoongi mencebik tak terima, "Iya deh. Kakak kesini cuma ngasih tau ini?"

"Nggak. Kakak ada sesuatu buatmu. Tapi ketinggalan di mobil"

"Emang apa kak?" tanya Yoongi penasaran. Entah apa tapi Yoongi memiliki firasat yang kurang bagus akan sesuatu yang kak Joohyun maksud.

"Surat"

Alisnya tertekuk kebawah. Wajahnya pun demikian. "Kakak ngasih aku surat cinta?" tanya Yoongi asal.

Netra Joohyun membola tak mengira itu yang akan dilontarkan adik manisnya ini. Ia terkekeh, "Nggak lah. Ngapain ngasih surat cinta ke kau. Kakak lebih milih ngasih Yoongi surat kematian"

Joohyun tertawa terbahak - bahak. Yoongi semakin menukikkan alisnya sebal. "Kakak!" pekik Yoongi gemas.

"Oke, oke. Ini surat yang amat penting. Maaf ya kakak baru punya keberanian sekarang buat ngasih ke kamu. Kakak nggak tau punya kesempatan lain apa nggak buat ngasih tau kamu ini secara kakak kan tinggal jauh di Skotlandia"

Yoongi terdiam. Menyimak.

"Kalau nggak sekarang, kapan lagi? Aku nggak mau jadi pengecut yang bisanya cuma lari dari kenyataan"

"Maksud kakak?" tanya Yoongi sedikit bingung.

"Mendiang ibumu nitip surat ke aku, dia bilang suruh kasih ke kamu. Aku sengaja nggak ngasih ke kamu karena takut kamu mengingat insiden itu Yoon"

Yoongi tergagap, "T tapi kenapa kakak?"

Joohyun mengehela napas lelah, "Kakak juga nggak tahu Yoon. Kejadian itu juga yang buat kakak pindah ke Skotlandia, kalau kakak di Korea terus, kakak bakal keinget kejadian itu"

Yoongi mengedarkan netranya kemanapun asal tidak melihat kak Joohyun yang menatapnya sedih. Suaranya bergetar, "Kakak melihatnya?"

Ada jeda sebentar sebelum Joohyun membalas dengan anggukan, "Kakak yang nelpon polisi dan ambulans. Untung aja saat itu ponsel ibumu nggak dibuang, karena itu kakak bisa nyelamatin kalian"

Kini Yoongi tahu siapa yang menyelamatkan mereka dari perlakuan kejam kakak beradik sinting itu. Ia bergumam mengucapkan terima kasih untuk sesuatu yang ia tak tahu.

"Karena itu, jangan membenci teman kakak, Jaehyun. Mereka juga korban. Sepertimu. Juga, keputusan Jaehyun nggak salah. Saat kalian ditemukan, ibumu sudah sekarat karena lebam yang diterimanya"

Untuk satu hal. Yoongi mengangguk setuju meskipun tidak sepenuhnya.

"Boleh ku ambil suratnya, kak?" tanya Yoongi agar mereka tidak membahas ibunya lebih lama. Itu hanya akan membuat lapisan kaca muncul di kedua matanya. Membuat hatinya sesak. Membuat lukanya makin mencuat keluar.

Joohyun tersenyum lemah, mengangguk.

LaineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang