[ CHAPTER - 4 ] A Minute Of Hope

145 28 8
                                    


Rumah Kel.Park,

Jiyeon menurunkan tangan yang menutupi mulutnya, masih begitu syok mendapati pria yang ia kenal sebagai seorang dokter tiba-tiba muncul dan tubuhnya ambruk begitu saja dihadapannya. Ia mengatur nafasnya yang tak beraturan, dan kembali mendekati tubuh Jaejoong.

" Dokter, apa kau baik-baik saja ? " Jiyeon mencoba mengguncang bahu Jaejoong.

Tangan Jaejoong terangkat, ia menatap Jiyeon dengan matanya yang hanya segaris karena pengaruh alkohol yang dikonsumsinya " Dimana milikku ? aku hanya ingin milikku " Oceh Jaejoong tak sadar membuat Jiyeon mengernyit heran apa yang Jaejoong maksud " Kembalikan...kau tidak boleh mengambilnya, itu sangat berharga untukku "

Jiyeon tak tahu apa yang harus ia lakukan, Jaejoong terus saja mengoceh membuat ia khawatir jika tetangga lainnya mendengar. Jiyeon tak ingin menimbulkan masalah dilingkungan barunya " Dokter tenanglah " Dengan terpaksa dan sekuat tenaga Jiyeon mencoba meraih tubuh mabuk Jaejoong dan membawanya keatas punggungnya. Jiyeon menguatkan kaki dan mulai bangkit, wajahnya mengkerut menahan berat tubuh Jaejoong " Aaghh "

Brukkk

Baru beberapa langkah tubuh keduanya terjatuh bersamaan, beruntung tangan Jiyeon masih menggenggam kuat tangan Jaejoong yang melingkar dilehernya, sehingga kepala Jaejoong terhindar dari tertumbuk ketanah, keduanya jatuh terduduk " Apa yang kau lakukan padaku ? Tanya Jaejoong masih diluar kesadaran, kepalanya terkulai lemah dibahu Jiyeon.

" Eoh maafkan aku " Ucap Jiyeon meminta maaf dan bersiap kembali untuk membopong Jaejoong.

Jiyeon merasa putus asa, ia sadar tubuhnya terlalu kecil untuk membawa Jaejoong sendirian. Jiyeon berpikir sejenak mencari cara agar tubuh Jaejoong bisa ia bawa masuk kedalam rumahnya.

" Changkaman " Ucap Jiyeon entah apa yang akan dilakukannya, Jiyeon meletakkan tubuh Jaejoong perlahan dan melesat masuk kedalam, membiarkan tubuh Jaejoong tergeletak begitu saja diluar.

" Milikku....kembalikan milikku " Racau Jaejoong.

.
.
.

Myungsoo menatap tak percaya sosok yang Dosen Hong perkenalkan didepan kelas, wajah dingin menyebalkan yang telah menorehkan luka dihatinya. Rasa perih itu masih begitu membekas dipipi yang tertinggal jejak telapan tangan yeoja itu.

" Annyeonghaseyo, jeo neun Park Jiyeon imnida "

" Jiyeon-ssi, silahkan duduk dikursi pilihanmu "

Mata Myungsoo tak lepas menatap tak suka sosok yang kini berjalan ke arahnya, dan ketika yeoja itu menoleh kearahnya, Myungsoo memperlihatkan smirk dan membuang pandangan ke arah lain. Dari ekor mata yang masih mencuri-curi pandang, Myungsoo lihat yeoja itu mengambil kursi tepat disampingnya.

" Aura sial sudah terasa " Ucap Myungsoo pelan, ia tak peduli Jiyeon menatapnya tajam.

" Baiklah kita lanjutkan untuk pembagian kelompok duet " Ucap Dosen Hong, tangannya kembali sibuk dengan pulpen yang ia pegang, mulai mencoret daftar murid yang akan dipasangkan sebagai partner " Kim Myungsoo kau berusahalah dengan Park Jiyeon "

Apa yang Dosen Hong katakan seperti suara petir yang menggelegar di telinga Myungsoo, sampai kapanpun ia tidak akan sudi bekerjasama dengan yeoja yang membawa kesialan untuknya " AKU TIDAK MAU " Tekan Myungsoo.

" Jika begitu kau boleh keluar dari kelasku " Ucap Dosen Hong enteng.

" Mwo ? hanya karena anak baru ini aku harus keluar dari kelas ? " Tak percaya Myungsoo semakin menyematkan kata musuh pada Jiyeon " Tch..... " Myungsoo sontak berdiri, kali ini ia menghampiri Jiyeon.

A Minute Of Hope Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang