1. Cemas

34 3 0
                                    

Mataku mengerjap, menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina ku yang entah datang dari mana. Tubuhku terasa sakit dan kaku disaat yang bersamaan.

Ku dengar ada bising suara di dekatku. Entah ada berapa orang di sini, aku masih belum menyadarinya.

"Karin kamu bisa denger mama sayang? Mana yang sakit nak?" Suara lembut itu masuk dengan jelas di pendengaranku. Suara wanita yang sudah ku buat cemas.

Semalam aku ingat Mama tertidur di sofa tak jauh dari bed ku. Walau samar, aku masih bisa menangkap jelas raut kesedihan di wajahnya, dahinya yang kadang berkerut saat sedang tidur. Aku tau, wanita kesayangan ku ini sungguh sangat menyayangiku. Mom, im so sorry.

"Ma, Karin udah lebih baik. Maaf Karin bikin Mama cemas."

"Yang penting kamu sekarang ada sama Mama, itu udah cukup. Mama sama Papa sayang kamu." Mama terisak. Aku tak kuasa menahan air mata yang juga seketika mengalir dari kedua mataku.

Toktoktok

Seorang perawat masuk dengan membawa nampan makanan dan bungkusan obat berbentuk tablet. "Permisi. Selamat pagi. Bagaimana perasaannya hari ini? Ini sarapan dan obat nya untuk pagi ini."

"Iya sus. Terima kasih ya" Mama menimpali. Setelah perawat tersebut pergi, mama menyuapi makanan tadi untukku.

***

Aku sudah merasa lebih baik dari hari ke hari. Entah, aku lupa sudah menghabiskan berapa hari ku di rumah sakit ini. Dan kabar baiknya adalah 2 atau 3 hari lagi aku sudah boleh pulang ke rumah jika keadaan ku sudah benar-benar memungkinkan. Jangan lupa bahwa setelah aku kembali pulang, aku masih perlu check up ke rumah sakit lagi beberapa kali.

Selama aku dirawat sudah banyak teman seperjuangan ku yang datang untuk menjenguk. Berasa artis kalo begini mah. Entahlah ada berapa banyak, kadang mereka datang bergerombol seperti ikan tapi kadang juga hanya berdua atau bertiga atau sendirian.

Ohya jangan lupakan Risa. She always, on time, every single day datang kemari. Gak pernah absen, sumpah. Gue aja sampe bosan ngeliat mukanya lagi mukanya lagi haha. Kadang dari sini aku mikir, Risa ini apa gak ada kerjaan ya di rumahnya makanya sampe kesini tiap hari. Apaan coba yang bisa dijadiin bahan cuci mata disini. I dont think so. I mean its nothing.

Kalo kalian berpikiran hal yang sama dengan yang aku pikirkan (red: abangnya si Risa) itu berarti kita punya ikatan feeling yang kuat. Abaikan, gue rada gila semenjak kecelakaan.

Khm. Siapa namanya abang si Risa itu. Ganteng sih tapi nyeremin. Ya masa ekspresi nya udah kayak ngajak berantem gitu pas ngeliat aku. Lu bisa bayangin gak sih? Eh kok jadi ngomongin doi. Tuh kan ngaco, rada geser saraf di otak gue kayaknya gue harus ketemu sama dokter spesialis saraf.

"Kar, makanan lu tuh abisin. Lama amat makan sepiring doang. Biasa juga kek orang gak dikasih makan berhari-hari lo." Aku hanya diam, melihatnya dengan tatapan aneh. Dikira gue anak militer apa. Dasar ogeb nih orang.

"Lagi sakit ini, maklumin aja elah." Kini giliran Risa yang mendengus dan aku hanya menunjukan senyum manis andalanku.

Tok tok

"Permisi. Gimana kabarnya hari ini?" Abang Risa masuk ke ruangan ditemani oleh perawat yang tadi malam juga mencek kondisi harianku. Yah seperti cek tekanan darah, mengganti infus bahkan memperbaiki aliran infus yang macet. Oke back to topic. Gila ni cowok ngapain kemari? Gue kan bukan pasiennya.

"Baik dok," ucapku sekenanya. Dokter itu- maksudnya abangnya Risa itu hanya menampakan ekspresi biasa persis seperti profesional

Kulihat dari ekor mata, Risa menyerngit saat aku menyebut kata "Dok" kemudian dia bergumam 'formal amat mba? Sama abang gue ini."

"Abang ngapain kemari? Bukannya Karin ditanganin sama Dokter Enzo ya?" Risa menampakkan wajah bingungnya. Hooh ngapain kemari ni orang. Sedangkan yang ditanya hanya membalas dengan lirikan tanpa ada niat untuk menjawab pertanyaan dari adiknya itu sendiri.

Aku yang ikut bingung dengan kehadiran abangnya si Risa ini, hanya diam sambil menanggapi perawat yang sedang melakukan tindakan kepadaku.

"Saya yang gantikan Dr. Enzo karena beliau sedang ada kegiatan yang cukup padat. Jadi mulai saat ini kamu jadi salah satu tanggung jawab saya di rumah sakit ini."

Happy reading~~

Hai hai haii. Im back everyone. Sorry lama gak muncul eh tau nya muncul cuman ngasih sependek ini ceritanya hehe.
Maafkan daku.
Belakangan ini lagi banyak kerjaan. Maaf ya guys

[LIKE YOU] MY SWEETHEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang